Hubert James Taffin de Givenchy atau Hubert de Givenchy memang telah meninggal dunia tahun 2018 lalu di usia 91 tahun. Namun, jejak desainer sekaligus pendiri The House of Givenchy di dunia mode seakan tidak terlupakan. Meski ia sempat pensiun di tahun 1995, dan menjual label miliknya kepada rumah mode LVMH pada 1988, Givenchy dikenang sebagai seorang fashion icon berkat karyanya yang timeless.
Bahkan, rumah mode Givenchy menggambarkan mendiang sebagai “a gentleman who symbolized Parisian chic and elegance”. Penasaran nggak kenapa brand Givenchy bisa sangat kuat sejak didirikan, hingga rumah mode ini berpindah tangan dari Hubert de Givenchy?
Cek di bawah ini ya, jadi kamu bisa paham kenapa Givenchy dikenal sebagai brand yang kuat dan harga jualnya cukup tinggi.
1. The House of Givenchy sudah eksis di dunia mode sejak awal tahun 50an. Bahkan, kemunculan rumah mode ini langsung dikenal dan dicintai para fashionista. Kenapa?
2. Para pencinta fashion—khususnya perempuan—langsung jatuh cinta dengan desain Hubert de Givenchy yang bentuk dan bahan atau kainnya tak biasa.
3. Bahkan, Women’s Wear Daily tahun 1957 menilai rancangan Givenchy layaknya karya seni Picasso. “Desainnya menciptakan bentuk yang abstrak, hingga membuatnya setara dengan Picasso.”
4. Gaya rancangannya selalu berkaitan dengan kesempurnaan, dan bersentuhan dengan dunia arsitektur. Givenchy juga dikenal sangat suka menggunakan material yang unik. Namun, yang paling jadi ciri khasnya adalah desain dengan silhouette yang terkesan aman namun memberi pengaruh besar di dunia fashion.
5. Bahkan dress atau chemise (baju klasik) yang pernah ia rancang jadi paling kontroversial. Sebab, desain Givenchy yang satu ini sama sekali tidak membentuk lekuk tubuh perempuan. Seperti foto di bawah ini, Bela.
6. Desainnya jadi kontroversi karena sama sekali tidak berbentuk. Bahkan saat itu, koran British berkomentar “Susah untuk tampil seksi mengenakan ‘karung’. Walau dapat kritik sana sini, hasil rancangannya laku keras! Kok bisa?
7. Sebab, perempuan Amerika membeli dress kontroversial ini karena menyukai desainnya, walaupun para pria nggak suka dengan cutting yang ‘aman’.
8. Bahkan Audrey Hepburn hingga Jackie Kennedy menjadikan chemise sebagai gaya ciri khas mereka.
9. Karier Givenchy semakin melejit sejak ia merancang ikonik “little black dress” untuk dikenakan Audrey Hepburn pada film “Breakfast at Tiffany’s”.
10. Selain “little black dress”, koleksinya bernama “the Bettina blouse” juga sangat populer. Nama rancangan tersebut diambil dari muse Givenchy, Bettina Graziani. Desainnya sangat elegan dengan lengan ruffled yang bervolume.
11. Walau pada akhirnya Givenchy pensiun, dan brand Givenchy dibawah payung LVMH, brand ini tetap jadi pusat perhatian di dunia fashion karena rancangannya yang simple namun elegan.
12. Setelah Givenchy meninggalkan brand miliknya, label Givenchy dipimpin oleh desainer ternama dan berbakat. Mulai dari Galliano, Alexander McQueen, Jullien Macdonald, Riccardo Tisci, Clare Waight Keller hingga Matthew M. Williams.
Jadi, perjalanan panjang membangun brand, ide hingga terciptanya produk fashion dengan cutting unik, serta para perancang inovatif di balik brand Givenchy lah yang membuat brand ini sangat kuat dan bernilai.