Met Gala baru saja mengumumkan konsep pilihannya untuk tahun ini, yaitu "In America: An Anthology of Fashion" yang memiliki fokus utama pada "Gilded Glamour". Istilah "Gilded Glamour" mengambil inspirasi dari era Gilded Age yang merupakan masa penting dalam sejarah Amerika pada tahun 1870 hingga 1900. Gilded Age menandakan suatu era dimana Amerika mengalami beberapa momen bersejarah seperti peningkatan ekonomi yang pesat, industrialisasi, hingga berkembangnya kehidupan sosial di antara kelompok masyarakat.
Pada era Gilded Age, perempuan dan fashion memiliki ikatan kuat yang saling berpengaruh. Fashion pada era ini menjadi simbol penting untuk menunjukkan posisi atau status sosial seseorang. Tren fashion pada era Gilded Age identik dengan gaun-gaun voluminous yang terdiri dari beberapa lapisan kain. Mulai berkembangnya pewarna sintetis pada era ini juga membuat para perempuan gemar mengenakan gaun dengan warna-warni cerah yang menarik. Selain gaun, aksesori topi juga menjadi item favorit para perempuan yang nggak bisa dilupakan. Tren fashion yang ikonik pada era ini bahkan menjadi sumber inspirasi untuk serial historical drama HBO The Gilded Age, lho.
1. Pakaian perempuan pada era Gilded Age identik dengan gaun yang memiliki bustle (rangka rok) tinggi. Bustle terdapat pada seluruh pakaian perempuan mulai dari evening gown untuk acara formal, hingga tea gown dan dressing gown yang digunakan sehari-hari. Bustle pada gaun perempuan juga memiliki beragam hiasan yang menarik mulai dari pleat, fringe, dan yang paling favorit adalah sash atau pita.
2. Perkembangan pewarna sintetis pada era Gilded Age berhasil menciptakan desain gaun bewarna cerah bagi para perempuan. Pada era ini, konsep warna kontras juga menjadi andalan. Pilihan kombinasi warna seperti biru-oranye, ungu-gold, hingga hitam-scarlet banyak menjadi incaran para perempuan. Selain warna-warna cerah, gaun bermotif seperti plaid dan floral pattern juga banyak dikenakan oleh perempuan pada era ini.
3. Salah satu tren fashion yang menarik pada era ini adalah desain gaun yang menyerupai seni dekoratif dan perabotan. Gaun perempuan pada era ini banyak yang mengambil inspirasi dari desain drapery atau gorden rumah. Tren drapery ini bisa dilihat terutama pada bagian bustle gaun, seperti memiliki hiasan ruffles, shirring, fringe, dan pleats.
4. Pakaian perempuan pada era ini nggak akan lengkap tanpa aksesori topi. Selain untuk melindungi kepala dari sinar matahari, topi umum dikenakan para perempuan sebagai pelengkap busana mereka yang mewah dan modis. Sering kali, aksesori topi ini memiliki desain senada dengan gaun yang dikenakan.
5. Salah satu simbol status pada pakaian perempuan di era ini adalah pemakaian outerwear, terutama mantel. Selain penanda simbol status, mantel juga dirancang untuk memberikan perempuan kebebasan bergerak terutama saat bepergian.
6. Charles Worth merupakan desainer terkemuka asal Inggris yang populer pada era Gilded Age. Desain gaun yang ia rancang menggambarkan tren fashion Gilded Age secara keseluruhan. Disebut sebagai “the father of haute couture”, Charles Worth dianggap sebagai salah satu desainer paling penting dalam sejarah fashion. Desain gaun Charles Worth juga menjadi incaran banyak sosialita Amerika, salah satunya adalah Alice Vanderbilt. Sang sosialita ikonik mengenakan gaun bernuansa gold pada potretnya yang dijuluki "The Electric Light".
7. Memasuki tahun 1890 hingga 1900-an, perempuan mulai mengalami perubahan yang signifikan dalam berpakaian. Gaun perempuan yang mewah dan tebal tergantikan dengan desain lebih praktis, memudahkan mereka untuk beraktivitas di luar rumah.