Ada berbagai jenis kebaya yang ada di Indonesia, salah satunya adalah kebaya encim. Kebaya ini biasanya terlihat lebih warna-warni dan dilengkapi dengan selendang di kepalanya.
Para tokoh negara pun banyak yang memakainya saat acara-acara penting, termasuk ibu negara Iriana Joko Widodo saat menghadiri KTT ASEAN ke-43. Sama seperti baju adat lainnya, kebaya encim juga punya ciri khas tersendiri.
Di bawah ini adalah informasi lengkap tentang kebaya encim, mulai dari detailnya, asal usulnya, sampai filosofinya.
1. Apa itu kebaya encim?
Kebaya encim merupakan kebaya asli Betawi yang mulanya diperuntukkan para nyonya. Namun seiring perkembangannya, baju ini kemudian sering dipakai oleh none mantu dalam acara pernikahan adat Betawi.
Bentuk dari kebaya encim memiliki ciri khas tersendiri, yaitu sudutnya yang lancip dari bagian pinggang sampai ke paha. Namun, di bagian belakang modelnya landai tidak seperti bagian depan.
Selain itu, kebaya encim juga memakai kerah menyerupai huruf V atau sering disebut V- neck. Biasanya model pakaian adat Betawi ini juga dilengkapi dengan renda di beberapa bagian supaya tampak makin mewah.
2. Asal mula kebaya encim
Bukan hanya berasal dari Betawi saja, kebaya ini merupakan bentuk akulturasi budaya antara Betawi, Melayu, Tionghoa, dan Belanda pada abad ke-19. Sebutannya dulu adalah kebaya nyonya. Bukan tanpa alasan, sebutan itu mengacu pada penggunanya yang dulu kebanyakan adalah nyonya pembesar dari kalangan atas.
Kata 'encim' sendiri berasal dari bahasa Hokkian, suku Tionghoa yang banyak ada di Batavia. Istilah itu kemudian dipakai untuk menyebut jenis kebaya satu ini.
Kebaya encim dulu digunakan para perempuan Betawi untuk situasi yang resmi atau setengah resmi. Namun seiring berkembangnya zaman, kini kebaya ini digunakan untuk berbagai situasi dan kalangan.
3. Makna bentuk kebaya encim
Melihat kebaya encim yang tradisional biasanya sangat berwarna-warni. Bukan tanpa alasan, warna putih memang dihindari dipakai untuk membuat kebaya karena bermakna duka. Sebaliknya, mereka kebanyakan memakai warna merah dan emas karena menggambarkan keberuntungan dan kejayaan.
Makna lainnya yang terkandung dalam kebaya Encim juga sangat mendalam. Kebaya ini menggambarkan keindahan, kedewasaan, kecantikan, keceriaan, dan kearifan. Secara menyeluruh, pakaian adat Betawi tersebut mendasari pergaulan, aturan, dan tuntutan leluhur bagi perempuan Betawi.
Ada pula corak tertentu pada kebaya encim yang mempunyai filosofi tersendiri. Kebanyakan orang Betawi zaman dulu menggunakan corak bordir khas Tionghoa seperti burung bangau, phoenix, kupu-kupu, serangga, dan naga.
Setiap corak tersebut diharapkan memberikan makna tersendiri, seperti burung phoenix yang melambangkan kejayaan dan keagungan.
4. Kelengkapan kebaya encim
Selain kebaya atau bajunya, kebaya encim sering kali dilengkapi dengan kerudung atau selendang sebagai penutup kepalanya.
Kerudung yang dipakainya itu juga punya simbol tersendiri yakni nilai-nilai Islami di dalamnya. Hal tersebut karena masuknya agama Islam juga berpengaruh dengan pemakaian selendang pada kebaya encim.
Namun, kerudung yang digunakan untuk melengkapi kebaya encim sengaja tak disamakan warnanya dengan kebaya yang dipakai. Hal itu agar warnanya tetap mencolok dan warna-warni.
Para perempuan Betawi biasanya juga mengenakan kebaya encim dengan sanggul yang tidak terlalu besar di tengkuknya. Di samping sanggul tersebut sering dihias dengan bunga warna putih, seperti melati atau cempaka.
Itu dia kebaya encim yang merupakan pakaian adat khas Betawi. Pakaian ini bukan hanya indah saja, tapi juga punya filosofi yang bagus di baliknya. Apakah kamu juga punya model kebaya yang satu ini, Bela?