Konsep see now buy now yang dipakai oleh para desainer internasional, termasuk Burberry, Alexander Wang, hingga Tommy Hilfiger, rasanya - sejauh yang kita lihat sampai saat ini - cukup berjalan baik sebagai cara pendekatan dan penjualan yang baru. Namun itu di luar sana. Bagaimana jika konsep see now buy now ada di Indonesia? Rumah mode Sebastian Gunawan lewat lini Sebastian Red mulai mencoba langkah tersebut.
"Konsep ready-to-wear yang kita kenal dulu, sekarang mulai berubah. Jika dulu para customer harus menunggu enam bulan untuk sebuah koleksi, sekarang behavior orang maunya cepat, mereka lihat, mereka mau bisa langsung beli," jelas Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese yang ditemui setelah show-nya selesai. "Persiapan kali ini memang sudah dari jauh-jauh hari dan kita sudah mempersiapkan stock-nya. Semua akan segera tersedia di butik kami yang di Plaza Indonesia."
Tapi tidak hanya konsep 'langsung beli' saja yang mereka coba terapkan, show kali ini pun disajikan secara live streaming. Tanpa ada batasan dan terbuka untuk semua. Seba pun mulai merangkul semua kalangan dan usia. Tidak terbatas pada kalangan atas yang sudah terbiasa mengenakan gaun-gaun mewahnya. Bisa dinilai dari tamu yang di undang oleh Seba malam itu, dari para socialites, kalangan artis seperti Sandra Dewi, Ferry Salim hingga skuad millennial, Anaz Siantar dan Cindy Karmoko.
Show bertajuk Aristocrat dikemas seperti show Seba biasanya. WAH. Kita bisa melihat dari set yang selalu ditata megah. Yang kalau dipikir, inspirasi bangsawan yang selalu dipakai oleh Seba tampaknya terkoneksi. Jika pada show A Lady's Portrait menampilkan sudut belakang dari rumah bangsawan yang lengkap dengan balkonnya, dan kebun bunga pada show A Midsummer Night's Dream, sekarang tampak bagian depan dari rumah bangsawan yang dihiasi oleh pilar-pilar raksasa.
Koleksinya selalu membuat para penikmat terkagum, biarpun tidak seberat judulnya. Dimana beberapa koleksi tampak ada yang benar-benar polos dan disisi lain ada yang terlihat ramai dengan berbagai ornamen hingga full print.
Mengkombinasikan berbagai elemen dari era Victorian yang dicampur dengan aksen kekinian. Semua siluet dari abad 19 seperti off shoulder, lengan ber-volume di-rework jadi lebih wearable, modern, tetap dengan DNA feminin, playful, hingga maskulin, yang bisa dilihat pada dress-dress baby doll beraksen kerah putih berpita dan jumpsuit yang dikombinasikan dengan dress - menghasilkan sebuah jumpsuit with the suit, not a typical jumpsuit with the pants.
Mix budaya antara Eropa dan Asia pun terlihat lewat sentuhan kerah cheongsam. Sesuatu yang sudah dipersiapkan Seba untuk menyambut Chinese New Year di tahun depan.
Kesan bangsawan dan nuansa romantisme mungkin sesuatu yang mudah diprediksi dari rumah mode ini, walau tetap stunning dengan variasinya. Tapi yang menarik dari koleksi ini adalah busana daywear-nya. Dimana Seba menampilkan jumpsuit off the shoulder beraksen frill, lace dress simple, padu-padan high-waisted pants dengan atasan lace bertabur kristal, yang semuanya sangat bisa dipakai oleh para wanita modern. Keahlian Seba dalam membuat volume yang presisi juga masih elegan dalam warna-warna yang bold.
Dikesempatan yang sama lini Sebastian Sposa juga mempresentasikan gaun-gaun pengantin yang megah. Namun gaun pengantin yang dikenakan oleh Paula Verhoeven menjadi yang paling mencuri perhatian.
Walau lini ini tergolong deluxe ready-to-wear, tapi gaya couture khas Sebastian Gunawan bisa dirasakan pada koleksi yang bukan couture ini. Which is kinda good. Setiap dress bisa dikenakan pada acara formal atau pun "gaul". Mungkin kita bisa menyebutnya "ready-couture". Presentasi ini rasanya menjadi langkah segar bagi rumah mode Sebastian Gunawan. Jika Sebastian Gunawan dan Cristina Panarese tetap men-develop kemewahaan dari koleksi daywear yang praktis, sepertinya kedua pasangan ini bisa menjadi Pierpaolo Piccioli dan Maria Grazia Chiuri dari Indonesia.