Di hari terakhir pekan mode khusus fashion pria, PI Fashion Week 2016, deretan nama-nama desainer lokal yang terkenal akan gaya street-nya kembali memuaskan hasrat para fashionista yang malam itu memadati lokasi perhelatannya di The Warehouse lantai 5, Plaza Indonesia. Dipenuhi oleh para generasi millennial, event malam itu mengalami puncak antusias yang tinggi ketimbang hari-hari sebelumnya.
Cuaca Jakarta yang malam itu kurang bersahabat dan seperti biasa malam minggu di daerah pusat kota selalu dihiasi kemacetan, tidak mengurangi rasa penasaran para pecinta mode akan seperti apa koleksi terbaru dari Danjyo Hiyoji. Brand yang selalu "menyuapi" kita dengan koleksi yang satu ke koleksi berikutnya ini berhasil menyulap The Warehouse menjadi arena yang dipenuhi oleh para blogger masa kini, model-model muda, hingga fotografer fashion kenamaan, Raja Siregar. Semua datang mengenakan koleksi terbaru "Generation G", yang merupakan undangan bagi VIP yang berbentuk pakaian ready-to-wear.
Show Danjyo Hijoyi memiliki hentakannya tersendiri. Selalu menampilkan musik upbeat, spesial kolaborasi, hingga performance kejutan, show-nya kali ini kembali membakar semangat muda yang selalu haus akan eksplorasi diri lewat sebuah pengekspresian gaya individual. Konsistensi sang desainer, Dana Maulana dan Liza Mashita, malam ini terbukti berjalan baik.
Mengikuti era digital yang cepat, Danjyo Hiyoji menggunakan pengaruh para influencers muda untuk lebih menyebarkan semangat mudanya. Dibuka oleh Arnold Teja, Andy Yanata, Tysna Saputra, Reggy Alexander, dan Lucky Oetama, para "dedek-dedek gemes" ini tampil dalam koleksi outer dan T-shirt bercorak camouflage yang bold.
Melanjutkan konsep militer dari show-nya di We The Fest 2016 yang diiringi marching band, kali ini show dibuka dengan performance dari para tap dancers dan baris-berbaris ala militer. Ini memang merupakan extended collection dari Danjyo Hiyoji x Generation G. Dengan koleksinya yang kembali menampilkan busana maskulin bersentuhan sporty yang minimal. Rangkaian jaket bersiluet kebesaran pun tampak mendominasi.
Warna-warna seperti hitam, abu-abu dan putih menjadi tidak biasa, ketika warna merah muncul sebagai pop color-nya. Walau di mata rasanya terkesan mirip dengan palet warna sang kolaborator, untung pada eksekusinya semua tampak young, bold, and fun. Ditambah dengan aksen menarik pada zipper, kantong, dan patches yang di-exaggerated. Motif garis-garis pun menjadi eksplorasi baru untuk koleksi kali ini. Namun tak ketinggalan warna biru yang tidak pernah absen muncul pada kemeja dan berbagai jaket pria - bahkan terlihat menarik di tata rambut para modelnya.
Lima koleksi busana untuk wanita juga ikut ditampilkan pada Generation G extended collection ini. Semua hadir dalam potongan maskulin yang sporty, mengikuti koleksi prianya. Dress pada akhir show begitu mencuri perhatian, yaitu dress asimetris yang mengkombinasikan bahan parasut dan bahan rajut.
Secara keseluruhan potongan dari koleksinya menjadi kasual ketimbang gaya Danjyo Hiyoji yang biasanya. Ini pun diterapkan berdasarkan observasi Danjyo Hiyoji yang melihat anak-anak muda zaman sekarang yang sudah kreatif mengekspresikan personal style mereka. Dengan kata lain koleksi ini menjadi jembatan komunikasi dan bukti kalau Danjyo Hiyoji mampu keep up dengan para generasi millennial.
Engagement yang dilakukan Danjyo Hiyoji dengan dunia dan generasi yang sekarang bergerak cepat dan instan, menjadi sebuah movement yang harus terus konsisten dilanjutkan. Mungkin tanpa Danjyo Hiyoji fashion tidak akan penuh letupan energi muda seperti ini. Mungkin tanpa Danjyo Hiyoji para generasi millennial akan kehilangan kiblat fashion affordable-nya. Segala kemungkinan-kemungkian itu akan terjawab di movement-movement berikutnya. Well, malam ini setidaknya kita sudah melihat seperti apa style of the new generation. Dan pasukan Danjyo Hiyoji rasanya sudah siap menginvasi fashion tanah air.
