Hampir 3 bulan berlalu, dampak virus corona atau Covid-19 semakin menyebar hingga ke berbagai sektor bisnis, termasuk fashion. Bukan hanya UMKM, namun beberapa fashion brand dunia juga mengakui adanya penurunan pendapatan yang drastis sehingga beberapa opsi yang mengecewakan berbagai pihak harus dilakukan.
Kabar terbaru sekaligus mengejutkan datang dari salah satu brand terpopuler di dunia, Zara. Brand asal Spanyol ini baru saja memutuskan untuk menutup 1.200 tokonya yang tersebar di dunia.
Pemilik Zara memberikan alasan penutupan Zara akibat merugi pada kuartal pertama sebagai dampak pandemi COVID-19 yang telah menghambat omzet perusahaan, dimana kerugian bersih senilai 409 juta euro atau sekitar 6,5 triliun rupiah.
Penjualan Zara turun pada kuartal pertama 2020 menjadi 3,3 miliar euro atau 52 triliun rupiah yang sebelumnya bisa mencapai 5,9 miliar euro atau sekitar 94 miliar rupiah pada periode yang sama. Namun penjualan online perusahaan bisa melonjak 95% pada bulan April ini.
Kabarnya, penutupan 1.200 toko Zara akan diprioritaskan pada wilayan Asia dan Eropa. Bukan hanya Zara, namun pemilik berencana ikut menutup toko Pull & Bear, Bershka dan Massimo Dutti yang masih berada dalam satu grup yang sama yaitu Inditex. Dibalik penutupan 1.200 toko yang lebih kecil, mereka juga berencana membuka 450 toko baru lainnya.
Dengan ditutupnya 1.200 toko, Zara ingin lebih memprioritaskan sistem belanja melalui online. Amancio Ortega sebagai pendiri grup Inditex akan fokus meningkatkan penjualan online di tengah situasi perekonomian yang tak menentu akibat pandemi ini.