Bela, siapa di sini yang bercita-cita jadi fashionpreneur? Kamu bisa kok mewujudkan mimpi itu! Memulai bisnis fesyen sendiri semakin diminati beberapa waktu belakangan. Tren ini tak lepas dari perkembangan teknologi yang mendorong para fashion enthusiast untuk berkreasi tanpa batas, termasuk menciptakan bisnis fesyen sendiri.
“Akhir-akhir ini perkembangan industri fesyen di Indonesia sangat luar biasa. Banyak desainer muda yang kreatif bermunculan, ditambah lagi dengan perkembangan teknologi, yang mendukung siapa saja untuk memiliki sebuah brand,” ujar Maria Anggraini, Founder dan CEO THIS IS APRIL saat hadir dalam acara In-Conversation bersama Jakarta Fashion Hub (JFH).
Nah, kalau masih bingung harus mulai bisnis fesyen dari mana, kamu bisa awali dengan delapan persiapan ini nih, Bela. Di artikel ini, Popbela juga bakal kasih beberapa tips yang akan membantumu dalam membangun bisnis ini. Yuk, kita cek satu per satu!
1. Membuat business plan
First thing first. Sebelum memulai bisnis apapun, kita perlu membuat perencanaan yang detail. Tak terkecuali untuk bisnis fesyen, Bela. Kamu bisa mulai dari menentukan bidang fesyen yang ingin kamu tekuni. Apakah kamu mau punya brand pakaian muslim, pakaian olahraga, jeans, atau pakaian kerja.
Nggak cuma itu, persiapan dana, jenis produk yang akan dijual, di mana produk akan dijual (online atau punya offline store), hingga target yang ingin dicapai juga penting kamu siapkan di tahap ini.
2. Lakukan riset market demand
Langkah selanjutnya adalah melakukan riset market demand. Riset adalah yang terpenting dalam membangun sebuah bisnis. Oleh karena itu, penting untuk tahu apa yang dibutuhkan oleh pasar saat ini.
Kamu bisa melihat apa tren fesyen yang sedang naik daun atau mencari tahu apa saja produk yang sedang banyak dibutuhkan konsumen. Bela bisa mencari data-data melalui internet, majalah fesyen, atau riset langsung.
3. Tentukan target pasarmu
Setelah mengetahui apa saja yang sedang dibutuhkan oleh pasar, hal selanjutnya yang penting untuk dilakukan adalah menentukan kepada siapa kamu akan menjual produk. Kenali demografi mereka dengan baik, karena ini akan sangat membantu saat akan membuat desain, menentukan harga jual, hingga cara mempromosikan produkmu.
Misalnya, apabila target pasarmu adalah anak muda, maka mereka cenderung akan mengikuti tren produk yang sedang populer, aktif di sosial media, tetapi dengan budget yang affordable.
4. Desain dan tentukan produk apa yang ingin kamu buat
It’s your time to shine! Ini adalah step yang paling seru, Bela. Kamu bebas mengeluarkan ide dan kreativitasmu. Desain pertama akan membentuk identitas brand-mu selanjutnya. Jadi, buatlah seperti bagaimana kamu rencanakan di awal ya!
5. Carilah bahan baku dan supplier yang tepat
Salah satu faktor yang memengaruhi keputusan seorang konsumen untuk membeli pakaian adalah materialnya. Oleh karena itu, kamu perlu menemukan supplier bahan yang cocok dengan produkmu.
Apalagi saat ini semakin banyak konsumen yang semakin peduli dengan keberlanjutan, sehingga ada baiknya jika kamu memilih bahan yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah viscose-rayon.
Terbuat dari 100 persen selulosa kayu, viscose-rayon mudah terurai secara alami (biodegradable). Sifat viscose-rayon juga mudah untuk dicampurkan dengan bahan lainnya, untuk menciptakan variasi bahan yang beragam.
6. Mulai produksi produkmu
Jika ingin memproduksi pakaian dalam jumlah yang besar, tentu sulit untuk melakukannya sendiri. Oleh sebab itu, kamu perlu berkolaborasi dengan manufaktur yang dapat membantu mempercepat produksi.
Di Jakarta Fashion Hub (JFH), kamu dapat berkonsultasi perihal kesulitan dalam proses produksi bagi seorang desainer pemula. Nggak cuma itu, JFH dapat membantu menghubungkan kamu dengan pabrik kain untuk mendapatkan bahan viscose-rayon terbaik dan memantau proses produksi sampai selesai.
Wah, cocok banget nih buat Bela yang baru merintis bisnis fesyen!
7. Jangan lupa promosikan produkmu
Tahap terakhir adalah saatnya untuk mempromosikan produkmu kepada calon konsumen. Kamu bisa memanfaatkan berbagai platform untuk promosi produk, tentunya sesuai dengan target pasar yang telah ditentukan di awal.
Salah satu strategi yang mudah untuk dilakukan adalah dengan memanfaatkan sosial media untuk promosi. Akses sosial media yang mudah dan jangkauannya yang luas dapat menjadi langkah awal yang ampuh untuk marketing koleksi fesyen. Kamu juga bisa berkolaborasi dengan brand lain, dengan KOL, atau memberikan voucher diskon saat launching produk.
8. Konsultasikan dengan pakar
Last but not least, kamu bisa coba konsultasi dan diskusi sama orang-orang yang sudah lebih dulu berkecimpung dalam dunia fesyen supaya dapat gambaran dan masukan dari mereka. Nggak punya koneksi yang bisa diajak diskusi? Tenang, Popbela punya solusinya.
Jakarta Fashion Hub (JFH) hadir untuk membantu para fashionpreneur pemula sepertimu, serta mendukung perkembangan industri fesyen lokal. Kamu dapat berkonsultasi dengan staff untuk mendiskusikan kebutuhan dalam persiapan membangun sebuah bisnis fesyen.
Jakarta Fashion Hub (JFH) adalah sebuah one stop shop space for fashion, ruang kolaboratif yang diinisiasi oleh Asia Pacific Rayon (APR), produsen viscose-rayon terintegrasi pertama di Asia. Jakarta Fashion Hub (JFH) dapat membantu pembuatan fashion campaign, photoshoot, promosi di media sosial JFH, hingga menggelar fashion show.
Fasilitas yang tersedia di Jakarta Fashion Hub (JFH) juga lengkap banget lho, Bela. Mulai dari meja pola, meja jahit, photo studio, hingga fabric installation yang dapat kamu manfaatkan untuk menunjang kreativitas dalam persiapan bisnis kamu.
Jakarta Fashion Hub (JFH) juga mengadakan workshop serta seminar gratis, dengan mengundang para pakar mulai dari desainer, stylist, hingga business owner yang dapat menginspirasi perjalananmu untuk memulai bisnis fesyen sendiri.
Gimana Bela, udah siap jadi fashionpreneur? Yuk, jadi member dan kunjungi Jakarta Fashion Hub sekarang! (WEB/AMS)