Perasaan antusias sudah menyergap ketika undangan dari MORAL diterima via pesan singkat. Tanpa ada undangan fisik atau versi digitalnya, show dari Andandika Surasetja wajib dihadiri. Layaknya comeback setelah masa pandemi ketat, dan bertepatan di Hari Kemerdekaan RI, MORAL merayakan kemerdekaan dengan cara mereka yang paling hype.
Cukup nekat menentukan tanggal show di 17 Agustus yang sangat beresiko dengan penutupan jalan karena berbagai pawai (serta sempat hujan), show MORAL yang diadakan di RUBANAH Underground Hub, Thamrin ternyata tetap dipadati banyak orang. "17 Agustus sendiri adalah tanggal bersejarah. Harapannya bisa menjadi momen bersejarah bagi kita dan tamu undangan yang hadir," jelas Radhitio Anindhito, Brand Director ARKAGAIA Group.
Dihelat selama dua hari, pada hari pertama MORAL berfokus pada dua lini terbarunya, yaitu STUDIOMORAL dan STUDIO MORAL IN FUTURA. Dengan konsep "3 Dimensi" sang Creative Director, Andandika memaparkan satu demi satu lini yang semuanya berada di bawah naungan ARKAGAIA Group.
"Konsep 3 Dimensi diangkat untuk menampilkan keunikan setiap lini dalam ruang yang sama - dengan metode presentasi yang sengaja dibuat berbeda sesuai dengan DNA setiap lini. STUDIO MORAL IN FUTURA yang sangat youthful dan ekspresif, STUDIOMORAL yang esensial, serta label utama MORAL yang sangat eksperimental dan eksploratif," jelas Andandika.
Dengan venue yang cukup hidden, ruang bawah tanah berwarna putih yang nggak terlalu besar ini begitu menghidupkan kesan Jaksel culture yang diemban oleh MORAL. Preview STUDIO MORAL IN FUTURA dibuat dengan konsep glow in the dark, dengan koleksi yang bergaya street sport.
Bertajuk "FUTURA SPORTS CLUB", koleksi yang ditampilkan adalah sweatshirt, hoodie, polo, varsity jacket, dan t-shirt. Tampil dengan detail grafis karya Radhin Mazaya sebagai desainer untuk STUDIO MORAL IN FUTURA. Material reflective pada jaket, rok, hingga celana seketika menyita perhatian penonton.
Semangat pun diteruskan dalam babak berikutnya yang ditampilkan oleh STUDIOMORAL. Kini lampu ruangan pun kembali terang dan mempertontonkan deretan koleksi workwear casual untuk perempuan dan laki-laki. Lini ready-to-wear ini menyasar market muda yang semakin melek fashion dengan koleksi esensial penuh twist khas STUDIOMORAL.
Tema pakaian kerja bertajuk Collection:01 (dibaca: collection zero one) ini hadir dengan potongan praktis dengan palet warna aman seperti hitam, abu-abu, navy, cokelat yang diselingi warna berani seperti ungu, tosca, dan pink. Kombinasinya pun menantang pemakainya, dari kaus kaki neon yang dipakai dengan setelan jas, atasan longgar pink untuk ke kantor, hingga cropped bomber jacket yang dipasangkan dengan celana paper bag. Drama di tengah deadline, literally!
Di hari keduanya situasi tampak lebih santai. Untuk lini utama MORAL, format presentasinya dibuat dengan pendekatan instalasi seni yang menggambarkan rumah tinggal Andandika di Bandung. Tajuk "Home" untuk koleksi Fall/Winter 2022-2023 terasa begitu sentimental, khususnya bagi saya yang ikut menjadi saksi perjalanan tim MORAL sejak hari pertama.
Replika suasana rumah Andandika membuktikan darah seni ada di dalam dirinya sejak muda. Karya klasik nan statement yang dipresentasikan ini pun punya cerita kenangannya tersendiri. Seperti mantel kuning yang membuka show-nya, yang dibuat dari selimut rajut hadiah pernikahan kedua orang tua Andandika. Kemudian ada juga motif lukisan karya Deppy Adepta Wibawa yang diberikan sang pelukis sebagai hadiah pernikahan orang tua Andandika di tahun 1988, yang dituangkan menjadi atasan stretch kerah tinggi hasil kolaborasi MORAL dengan DOUCHE.
Kombinasi quirky pun satu per satu terlihat. Di debutnya ini, MORAL bermain dengan bahan-bahan yang nggak biasa. Dari bahan upholstery untuk sofa, tirai jacquard, hingga potongan safari dan beskap dengan sentuhan kontemporer yang dibuat asimetris dan backless.
Pandangan pun turun ke koleksi celananya yang nggak kalah nyentrik, dari celana pink mengilap hingga denim berbulu dan gaya unfinished yang selama ini sudah cukup dikenali.
Koleksi MORAL / home seperti menggambarkan ide sederhana sang direktur kreatif akan konsep dasar kreativitas. Dimana nggak perlu jauh-jauh mencari inspirasi. "Home is Where One Starts From" seperti yang tertulis di atas kue moka jadul yang biasa disajikan ortu kita dahulu kala.
Jika kebanyakan desainer lain memberikan daya khayal, Andandika untuk MORAL memberikan sebuah memori indah. Bravo!