Tidak ada yang bisa membuat orang-orang berpengaruh - i mean... seperti para editor, fashion blogger slash influencers ternama (Ayla Dimitri, Anaz Siantar), socialita, orang-orang penting (Very Y. Setiadi, Poppy Dharsono) keluar dan datang ke Jakarta Fashion Week yang dihelat Sabtu lalu, hanya untuk melihat karya spekta dari the one and only, Tex Saverio. Tahun ini, show couture langsung menjadi hidangan utama yang menutup hari pertama JFW. Jadi apa yang kali ini disajikan oleh Tex? mengingat sebelumnya ia menampilkan lini ready-to-wear, TXID, di JFW tahun lalu. Well, malam ini, dimana estetika Tex Saverio selalu jauh lebih rumit daripada desainer lainnya yang biasa "manggung" di JFW, menjadi pemandangan kontras yang berhasil membuat panggung JFW terasa cukup internasional. True!
Koleki Tex Saverio menampilkan rancangan yang tetap berpegang pada DNA dari Tex Saverio Prive, fantasy meets reality. Dengan kerjasamanya bersama sponsor besar AQUA Reflections dan mengambil tema "Reflections of You", inspirasi membawanya pada keindahan percikan air, yang dituangkan dalam aplikasi payet, warna-warna purity, hingga lekuk elegan pada 14 gaun yang ditampilkan. Sentuhan extravagance seperti ini selalu menjadi bahan perbincangan oleh semua orang selepas show-nya selesai.
But somehow, koleksi kali ini tampak memiliki kemiripan dengan show tunggal terakhirnya yang bertajuk Absolutex. Terlebih pada section gaun-gaun yang juga bernuansa purity. Siluet pun tampak sama. Beberapa gaun seperti "pengulangan" yang kasat mata. Bahkan gaun dengan jubah menyeret yang pernah dipakai oleh Paula Verhoeven muncul kembali - hanya kali ini tidak dikombinasikan dengan celana sheer berpayet-nya. Gaun yang dipakai oleh Widika Sidmore juga merupakan gaun yang sama yang ada di show Absolutex. Ini pun menimbulkan pertanyaan personal: apakah koleksinya memang satu nuansa? atau Tex yang kekurangan waktu untuk mempersiapkan koleksi ini? sehingga ia memakai beberapa koleksi lamanya. Karena kita tahu berapa besar effort dan waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah gaun couture (yang bahkan cuma sample), belum lagi fitting yang harus dilakukan berulang-ulang. Plus mungkin "drama-drama" menjelang JFW.
Ajang Jakarta Fashion Week, bagi para desainer, memang bisa menjadi platform yang dapat memperluas exposure. Yang terlihat pada show Tex Saverio malam ini, ibarat pertunjukan couture yang terbuka untuk umum. Tanpa ada set mewah, tanpa ada aksesori pelengkap dari Rinaldy A. Yunardi, hanya koleksi indah berteknik luar biasa (no doubt of it!) yang diiringi sebuah suara latar yang megah, permainan lighting, dengan asap yang membuatnya tampak dramatis. Pada akhirnya, tetap saja tepukan meriah diterima oleh Tex Saverio, khususnya dari mereka yang akhirnya dapat melihat sang desainer berkarakter ini secara langsung - dengan presentasi koleksi couture yang memukau di panggung yang minimalis.