Masuk di issue terakhir #IAMREAL setelah POPBELA sudah mengangkat kehidupan para atlit, rahasia sukses para millennial entrepreneur, issue ‘Natural Beauty’ bersama Adinia, Asmara dan Tara Basro, para musisi perempuan (Monita, Neonomora, Kallula) dan suara mereka, cerita Nadine Chandrawinata saat traveling, para rising star 2019 dari berbagai industri - Carissa Perusset, Sivia Azizah hingga Alpha Makeup, kini saatnya kami merayakan apa arti sesungguhnya dari the real beauty lewat issue ‘poWerpuff beauty’ - featuring the one and only Ucita Pohan.
Ucita Pohan bukan sekedar sosok selebgram yang tampil kece dengan (typically) apa yang dipakai, dengan siapa dia hangout, ataupun tempat liburan favoritnya. Menurut saya, Ucita Pohan bukanlah influencer yang cuma bisa bilang: “Oh this one the best” “ini reccomended!” atau “jadi... aku beli ini di bla bla bla” that kinda stuff, you know. Uchiet punya agenda yang lebih bermakna. Empowering woman.
Penyiar, MC, fashion & beauty influencer sekaligus penulis ini cerita buka-bukaan soal semuanya. Dari kritik, turning point, apa arti plus-size buat dirinya, proses pembuatan Bicara Tubuh, hingga apa sih arti #IAMREAL buat Uchiet? Well keep scrolling.
My role models
“Setiap perempuan ataupun setiap orang punya yang namanya beberapa sosok yang bisa diteladani. Mulai dari orang-orang terdekat seperti keluarga, teman-teman, baik sampai mengidolakan artis. Aku pribadi mengagumi sosok Michelle Obama dan Alicia Keys. Dua perempuan itu menurut aku bisa menggambarkan sikap yang berani untuk mengambil langkah serta berkarya dengan nilai-nilai dan pesan yang real.”
On struggle
“Kritik yang pernah aku terima dulu ada di zaman sekolah dan biasanya berhubungan sama penampilan, sama ukuran tubuh. Tapi itu berangsur hilang setelah masa sekolah pun selesai. Dimana aku mulai berkarya dan berkarier sampai orang akhirnya melihat dan selalu membahas potensi dan juga karya yang aku buat. Bully seperti itu ya hanya terjadi saat masih jadi anak sekolah. Yah namanya juga anak sekolah.”
Turning point
“Turning point dalam hidup aku yaitu saat aku pertama kali mau jadi penyiar. Aku harus training bareng sama orang-orang yang menurut aku itu hebat. Mereka ada yang penyanyi, ada yang dosen, ada yang udah siaran diradio lain sebelumnya, ada yang sudah punya show di TV. Nah, disitu aku mulai ngerasa deg-degan karena aku takut kalah bersaing pada saat itu karena memang sangat selektif. Tiap malam setelah pulang training sering banget nangis karena takut kehilangan kesempatan ini. Sampai akhirnya sahabat aku bilang, “Kenapa mesti takut? Kalau misalnya memang lo merasa nggak pede ada di lingkungan itu sebenarnya yang harus ditanya adalah kenapa lo bisa ada disitu sama orang-orang hebat itu?” Intinya, “Lo punya kehebatan yang lo sendiri nggak bisa lihat.” Dari situ aku jadi lebih fokus sama apa yang aku punya. Aku asah. Karena kalau mau balapan sama kehebatan orang lain itu nggak ada habisnya.”
Arti plus-size
“Arti pluz size menurut aku cuma soal ukuran baju. Seperti saat kita cari baju dan ngasih tahu kalau size kita 16, 18 atau 20. Cuma sebatas itu.”
Tentang Bicara tubuh
“Bicara Tubuh adalah kolaborasi aku dan sahabat aku fotografer Jozz Felix. Buku Bicara Tubuh sendiri didedikasikan untuk tubuh yang selama ini menjadi tempat kita tinggal. Di dalamnya ada karya fotografi Jozz Felix dan tulisan yang aku buat secara narasi bergaya puitis untuk tiap-tiap bagian tubuh yang difoto secara artistik oleh Jozz. Buku ini menjadi love letter untuk setiap bagian dari tubuh kita. Ada ungkapan maaf ke bagian tubuh tertentu hingga rasa terima kasih yang diceritakan di sini. Kami juga berkolaborasi dengan beberapa muse yang menggambarkan karakter yang berbeda, dari bentuk tubuhnya, usia hingga pengalaman hidupnya.”
Advice to all woman
“Semua perempuan itu spesial dan menurut aku perempuan-perempuan itu harus merasa bahwa dirinya itu berharga. Self-love itu sangat penting dengan begitu kita bisa menghargai diri sendiri, because you deserve it.”
Life motto
“You are you. And that’s your super power.”
#IAMREAL because...
“I have all the experiences in the past and accept myself and I’m ready for my future.”
Photo credit:
Photographer: Ila Schaffer
Makeup & Hair: Kay Mori
Stylist: Nisya Wiliardi
Fashion Editor: Michael Richards
Wardrobe: atasan WINONA, celana BSSAR