Serial Netflix "Gadis Kretek" tengah menjadi highlight di sosial media. Diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala, serial Gadis Kretek bercerita kehidupan pebisnis kretek Soedjagad dan Idroes Moeria serta kisah cinta antara Dasiyah dan Soeraja yang dibintangi oleh aktor Indonesia seperti Dian Sastrowardoyo, Putri Marino, Ario Bayu, Arya Saloka, Tissa Biani, Sheila Dara Aisha, Sha Ine Febriyanti dan masih banyak lagi.
Tidak hanya memiliki alur cerita yang menarik, gaya berpakaian setiap karakter mampu menambah apresiasi dari penonton untuk serial ini. POPBELA berkesempatan untuk mewawancarai sang fashion stylist Gadis Kretek, Hagai Pakan yang turut menceritakan 13 kisah menarik di balik pakaian yang dikenakan, termasuk pemilihan kebaya janggan yang ikonik.
1. Bagaimana proses keterlibatanmu pada serial Gadis Kretek?
"Ketika ditawari untuk terlibat dalam serial ini, aku bilang pada sutradara Gadis Kretek, Kamila Andini dan Ifa Isfansyah, "i’m not good doing period movie". Ini adalah drama period pertamaku. Namun Kamila Andini meyakinkan bahwa ini bisa menjadi the first very stylish periodic, karena Gadis Kretek diangkat dari cerita fiksi sehingga dapat create universe sendiri dengan karakter pakaian perempuan yang powerful dan statement tanpa harus terpaku dengan tokoh asli. I wanna make fashion statement. To be honest ada pikiran seperti itu namun tidak pernah berpikir antusias penonton akan sebesar ini."
2. Bagaimana proses pembuatan pakaian sampai syuting?
"Kebaya Dasiyah 100% dibuat, jahit dan gambar oleh diriku sendiri. Aku membeli dan mencari bahan, jenis dan tekstur yang possible di masa itu sudah ada. Pada bulan Februari 2022 aku mulai memberikan moodboard dan referensi. 22 Maret 2022 adalah momen pertama kali test look Dasiyah dan sejak saat itu melalukan test look setiap dua minggu sekali. Hal tersebut selalu dilakukan sampai syuting di pertengahan bulan Juli 2022. Aku juga melakukan eksplorasinya motif dan bahan hingga mendapatkan fakta bahwa orang zaman dahulu hanya menggunakan pakaian berbahan sutra dan katun. Kalau untuk aksesori, aku banyak sekali mencari vintage shop di jalan Surabaya Jakarta Pusat dan kolektor aksesori antik di Yogyakarta dan Malang. Aku juga menggunakan beberapa aksesori dari Tulola Jewelry untuk cincin dan bros kecil. Aku sangat menghindari penggunaan batik cap atau perhiasan imitasi untuk menjaga otentiknya penampilan setiap karakter."
3. Berapa jumlah keseluruhan pakaian yang digunakan pada serial “Gadis Kretek”?
"Terdapat dua truk berisi seluruh kostum dengan perbandingan 60% pakaian yang dibuat khusus untuk Gadis Kretek dan 40% beli. Aku membuat sekitar hampir 80 kebaya berwarna hitam dan putih untuk karakter Dasiyah serta penggunaan kain batik sebanyak 30 sampai 40 buah. Selain Dasiyah terdapat beberapa karakter yang 100% menggunakan pakaian yang dibuat khusus, seperti Soeraja, Idroes Moeria, Roemaisa, Soedjagad, Purwanti tua, dan Rukayah tua. Pakaian untuk Rukayah dan Purwanti muda ada yang ku dapat dari thrift shop namun pakaian Rukayah dan Purwanti tua diputuskan untuk dibuat karena harus recreate dan merespon emosi mereka terdahulu."
4. Sejauh apa eksplorasi look dari segi budaya dan timeline?
"Pasti melakukan riset dengan melihat pakaian yang relevan dan sesuai pada era 60-an yang biasanya masih menggunakan pakaian dari era 20-an atau 30-an. Riset juga harus dilakukan seteliti mungkin, jangan sampai ada baju era 80-an atau 90-an yang digunakan para karakter di era 60-an. Banyak penonton yang ngeh kalau ada sedikit sentuhan cheongsam, karena jika melihat profil keluarga Idroes Moeria yang seorang pebisnis di Jawa Tengah, mereka tidak mungkin tidak bersinggungan dengan kaum peranakan yang memang akan menjadi klien besar. Begitu juga dengan sosok Djagad yang turut terinspirasi dari busana peranakan pada masa itu."
5. Seperti apa visual Dasiyah yang ingin ditampilkan melalui serial ini?
"Dari awal sudah diputuskan bahwa penampilan karakter Dasiyah akan berkebaya janggan, kerah tinggi berwarna hitam dan putih. Kamila Andini ingin mengangkat sisi “lady boss” Dasiyah. Jika zaman sekarang lady boss sering diperlihatkan menggunakan power suit, blazer, celana palazzo dan kemeja, maka visual lady boss zaman dahulu ingin dibuat menggunakan sentuhan surjan yang terlihat lebih powerful. Begitupun dengan pemilihan kain batik sebagai bawahan. Aku memilih menggunakan batik parang bermotif besar yang memang pada zaman itu lazimnya dikenakan oleh laki-laki. Sehingga penggabungan surjan, janggan, kebaya klasik dan kain bermotif besar yang powerful dan strong menciptakan look Dasiyah yang terlihat seperti lady boss."
6. Bagaimana proses pemilihan pakaian hingga diputuskan menggunakan Kebaya Janggan sebagai pakaian Dasiyah?
"Pada proses awal aku mengumpulkan semua referensi. Tiba-tiba aku menemukan gambar Ibu Ratna Ningsih, istri Pangeran Diponegoro yang menggunakan pakaian perpaduan surjan. Gambar kedua ialah karya Bin House yang ditampilkan melalui fashion show di Jakarta Fashion Week 2019. Dua gambar tersebut menjadi inspirasi awal merancang konsep kebaya Dasiyah. Aku juga mengimplementasikan cara berpakaian era 1800-an akhir, misalnya orang zaman dahulu yang sangat suka menggunakan bros. Berdasarkan hasil riset tersebut, akhirnya memutuskan membuat kebaya dengan hasil kombinasi surjan, janggan dan klasik yang dimodifikasi. Aku juga mendapat look Citra Dewi menggunakan kebaya putih yang menjadi inspirasi pakaian Dasiyah di hari pernikahan dan stasiun. Keputusan memilih kebaya berkerah tinggi juga disesuaikan dengan emosi Dasiyah yang tengah ia rasakan. Saat ada momen-momen Dasiyah kelihatan lebih tegas akan menggunakan kebaya berkerah tinggi namun pada momen lainnya menggunakan kebaya berkerah turun. Batik yang digunakan Dasiyah dibuat gradient, terlihat dari penggunaan batik di fase satu saat ia berkebaya hitam yang dipadukan dengan batik bermotif tegas seperti parang. Sedangkan pada fase kedua pemilihan batik dengan warna cokelat cenderung putih yang lebih soft dengan sentuhan flowery dipadu-padankan bersama kebaya putih, mengibaratkan another stage of Dasiyah."
7. Apa arti di balik kebaya putih Dasiyah?
"Jika melihat dari alur cerita, Dasiyah mengalami hantaman besar yang ikut memengaruhi cara berpakaiannya. Warna putih sangat khas sebagai pakaian ibu-ibu pelinting, sehingga secara psikologis ketika dia melihat dan memilih kebaya putih akan mengingatkan dengan para ibu-ibu pelinting. Dasiyah merasa rindu dengan para ibu pelinting kretek. Layaknya merasa pulang ke rumah, merasa melinting lagi, merasa “aku adalah mereka”. Walau banyak yang beranggapan warna putih diartikan Dasiyah berdamai dengan dirinya sendiri, namun tujuannya sesimpel warna putih adalah kanvas kosong yang menjadi momen Dasiyah restart dan terlahir kembali di kehidupannya."
8. Apakah hal tersebut juga menjadi alasan Dasiyah menggunakan kebaya putih saat hadir di pernikahan Soeraja dan Purwanti?
"Ya. Pertama kali Dasiyah menggunakan kebaya putih adalah di momen pernikahan Soeraja. Dasiyah “sengaja” memakai kebaya putih untuk membuat seolah-olah ia ingin “show off” di pernikahan mantan kekasih, karena nggak ada orang datang ke kawinan pakai baju kebaya putih selain pengantin itu sendiri. Setelah momen hadiri pernikahan tersebut, Dasiyah menggunakan kebaya putih sampai akhir hayat."
9. Bagaimana proses styling untuk Soeraja?
"Proses styling Soeraja juga menjadi salah-satu tantangan karena Soeraja dan Dasiyah harus terlihat serasi saat mereka memiliki rentang strata sosial yang sangat jauh. Soeraja yang berprofesi sebagai seorang buruh namun kita membuatnya harus tetap terlihat “hot” dan “womanizer”. Berdasarkan kelas sosial tersebut sangat terlihat Soeraja yang sering menggunakan pakaian berbahan linen asli dengan tekstur yang cenderung lebih kasar sedangkan Dasiyah yang menggunakan sutra. Penggunaan pakaian Soeraja yang didominasi oleh warna putih juga diibaratkan bahwa ia adalah orang yang paling mudah “diisi” dengan warna, mengartikan Soeraja mudah dipengaruhi orang-orang di sekitarnya."
10. Selain Dasiyah, karakter siapa yang paling menyenangkan untuk dieksplorasi?
"Aku cukup menikmati men-styling Roemaisa dengan bentuk tubuh Sha Ine Febriyanti yang maskulin namun harus didandani dengan gaya ningrat khas priyai menggunakan kebaya klasik. Lalu aku juga sangat excited saat styling momen wedding. Pada dasarnya aku memang menyukai styling saat wedding dan pada Gadis Kretek terdapat 4 momen pernikahan sehingga aku bisa mengeksplor dengan sangat luas."
11. Apakah berkolaborasi dengan desainer?
"Untuk Gadis Kretek, aku hanya bekerja sama dengan 1 desainer, yaitu Era Soekamto untuk kebaya Dasiyah saat scene berkebaya menggunakan paes Jawa. Keputusan tersebut karena hanya Era Soekamto yang memiliki kebaya klasik yang masih menggunakan sulam emas dan benang sutra."
12. Apa cerita di balik tone warna hijau dan biru?
"Jika diperhatikan, seluruh era 60-an di Gadis Kretek menggunakan tone warna hijau, sedangkan era 2000-an berwarna biru. Warna hijau dipilih sebagai simbol masa lalu karena hijau melambangkan proses tembakau yang berubah menjadi cokelat saat mengering. Sedangkan pemilihan warna biru diartikan sebagai masa depan atau masa kini. Hal ini yang turut menjadi alasan kemasan Kretek Gadis berwarna biru karena memang akan menjadi bagian dari masa depan."
"Hal ini juga berhubungan dalam proses styling yang terlihat dari beberapa scene. Misalnya Rukayah tua yang walaupun berada di era 2000-an, dirinya tetap menggunakan pakaian warna hijau, karena ia masih merasa terjebak di masa lalu. Walau terkadang menggunakan pakaian warna biru namun diartikan Rukayah yang ingin menutup masa lalunya. Demikian pada Soeraja tua yang menggunakan baju biru dengan luaran hijau, yang diartikan dirinya yang masih ingin berada di masa lalunya. Saat ending serial memperlihatkan Purwanti dan Rukayah yang minum teh sambil menggunakan pakaian berwarna hijau, diibaratkan mereka yang sudah berdamai dengan masa lalu."
13. Melihat respon baik dari penonton sejauh ini, apakah sesuai dengan ekspektasi kamu?
"Way over expectation. Lebih. Jauh lebih. Ada yang bilang “gila, kostum lo mengintimidasi banget” lalu aku bilang “i intent to intimidate”. Memang tujuannya untuk mengintimidasi secara fashion, tapi gak expect akan seheboh itu. Kita gak mikirin akan bisa sampai jadi trend fashion. Aku sangat senang dengan respon para penonton yang menyukai pakaian di Gadis Kretek."