Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

BIASA Tampilkan Koleksi Cerminan Masa Lalu, Kini & Depan di JFW 2025

Sekaligus merayakan hari jadi ke-30 tahun

Hafidhza Putri Andiza

Koleksi yang dibertajuk 'Rhapsody' menggambarkan visi Pendiri dan Direktur Kreatif BIASA, Susanna Perini. Sebuah karya berupa satu gerakan yang bersifat episodik namun terintegrasi, mengalir bebas dalam struktur, menyajikan berbagai suasana hati, warna, dan nada suara yang sangat kontras; kebebasan dalam bentuk dengan suasana inspirasi yang spontan dan rasa improvisasi.

Mencerminkan esensi musikal dan puitis ini, 'Rhapsody' BIASA ditampilkan melalui tiga cerita yang saling berhubungan: Harmony, Nature, dan 'Sangha' (komunitas). Setiap narasi dijalin dengan indah dan rumit untuk menghadirkan koleksi yang mengedepankan prinsip-prinsip utama dari brand ini, sejalan dengan filosofi, warisan, dan gaya khas BIASA, yaitu 'Extraordinary Simplicity.’

1. 'Saput Poleng' asal Bali, sebuah motif kotak-kotak suci yang melambangkan filosofi dualisme timbal balik: terang dan gelap, suka dan duka, baik dan jahat, disajikan dalam warna hitam dan putih yang mewakili sejarah BIASA, warna-warna kontras ini merupakan simbol keseimbangan dan harmoni.

dok. Jakarta Fashion Week

2. Setiap koleksi ini menampilkan hasil karya tangan yang rumit, mulai dari bordir dan appliqué hingga macramé serta sentuhan akhir yang dijahit dengan tangan.

dok. Jakarta Fashion Week

3. Pada babak 'Alam', BIASA menggunakan pewarna dan bahan alami, siluet oversized yang anggun dan nyaman dari atasan tanpa lengan, kemeja, celana longgar, dan rok yang dicelup warna indigo dan putih, disajikan dalam bahan katun, linen, dan sutra. Kaftan dan gaun longgar yang memiliki potongan asimetris dengan warna indigo tua dipadankan dengan gelang kayu besar, kalung rantai, dan fisherman sandal bermotif indigo.

dok. Jakarta Fashion Week

4. Syal katun dan sutra, sarung dan kemeja yang dihiasi dengan motif garis yang dijahit dengan tangan dan motif polkadot yang disulam, dipadukan dengan bucket bag berbahan denim dan kulit tembakau.

dok. Jakarta Fashion Week

5. ‘Sangha’, bahasa Sansekerta dari ’komunitas’ dan ajaran utama agama Buddha. Mengambil inspirasi dari filosofi praktik ini, 'Sangha' dalam BIASA merepresentasikan keindahan komunitas yang didedikasikan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang sama yaitu kesadaran, pengertian, penerimaan, cinta, dan harmoni.

6. Gaun bervolume dengan rok dalam besar menunjukkan tampilan yang memberikan kebebasan bergerak dan effortless. Aksesori termasuk sandal feminin dengan detail marigold, sepatu ballerina berbahan suede berwarna-warni, serta gelang dan kalung kayu.

dok. Jakarta Fashion Week

7. Secara keseluruhan, 'Rhapsody' adalah koleksi unik yang mencerminkan masa lalu, masa kini, dan masa depan BIASA seiring perayaan hari jadinya yang ke-30. Koleksi ini menghormati perjalanan BIASA selama bertahun-tahun sambil tetap setia kepada filosofi dan visinya.

dok. Jakarta Fashion Week

IDN Channels

Latest from Style & Trends