Ulang Tahun ke-26, BMS Dapat Kado Juara Kompetisi Menyanyi di Eropa

Jadi juara di antara para juara

Ulang Tahun ke-26, BMS Dapat Kado Juara Kompetisi Menyanyi di Eropa

Batavia Madrigal Singers (BMS) mendapatkan kado piala dari 31st European Grand Prix for Choral Singing (EGP) 2022 di ulang tahunnya yang ke-26. Mereka berkompetisi di Grand Theatre kota Tours, Perancis pada 19 Juni.

Saya mewakili BMS mengucapkan syukur kepada Tuhan YME dan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi mempersiapkan kami sehingga menjadi juara di 31st European Grand Prix for Choral Singing (EGP) 2022 ini. Kami sangat bangga dan tentunya bahagia sekali, walaupun pertandingan ini sempat ditunda 2 tahun karena adanya pandemi Covid-19,” ujar Avip Priatna, pendiri dan direktur BMS.

Pertandingan para juara

Ulang Tahun ke-26, BMS Dapat Kado Juara Kompetisi Menyanyi di Eropa

European Grand Prix for Choral Singing merupakan kompetisi paduan suara tertua di dunia yang mempertandingkan para pemenang juara umum dari enam kompetisi paling bergengsi di Eropa, yaitu:

  1. Concorso Polifónico Guido d'Arezzo (International Guido d'Arezzo Polyphonic Contest) di kota Arezzo, Italy
  2. Béla Bartók International Choir Competition di kota Debrecen, Hungaria
  3. International Choral Competition Gallus Maribor di kota Maribor, Slovenia
  4. Certamen Coral de Tolosa (Tolosa Choral Competition) di kota Tolosa, Spanyol
  5. Florilège Vocal de Tours (Tours Vocal Competition) di kota Tours, Perancis
  6. International May Choir Competition "Prof. G. Dimitrov" di kota Varna, Bulgaria.

BMS merupakan juara Certamen Coral de Tolosa 2019 lalu. Selain menjadi juara umum, mereka juga meraih dua gelar Juara I yaitu dalam kategori Polyphony, kategori Basque and Popular Music, serta memperoleh penghargaan Audience Choice Award (Favorit Penonton).

Dalam ajang ini, BMS memboyong 44 orang penyanyi dan 1 pianis yang dikonduktori oleh maestro Avip Priatna. Mereka membawakan enam buah karya, yaitu Paroles Contre L’oubli karya Thierry Machuel, Deus in Auditorium Meum Intende karya Juan Gutiérrez de Padilla, Love’s Tempest karya Edward Elgar, Stabat Mater karya József Karai, Der Frühlingswind karya Toyotaka Tsuchida, dan Hentakan Jiwa karya Ken Steven. Setiap finalis memang diberi waktu 22-26 menit untuk tampil dan melibatkan karya dari 3 zaman yang berbeda.

Tak berpuas diri

Meski telah membawa pencapaian yang luar biasa, BMS tak berpuas diri begitu saja. Avip menegaskan bahwa tim yang ia arahkan ini akan selalu membawakan penampilan terbaiknya dan membuat nama Indonesia harum di mata dunia.

Setelah pertandingan ini, BMS tetap akan selalu memberikan performa-performa terbaiknya, bukan saja di setiap pertunjukan, tetapi juga membawa nama harum Indonesia di setiap kompetisi ternama Internasional yang kami ikuti," sambung Avip.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved