Lagu "(It Goes Like) Nanana" tengah viral di media sosial. Jika kamu belum tahu, lagu house ini dipopulerkan oleh seorang DJ asal Korea Selatan yang kini tinggal di Jerman, Peggy Gou. Single ini baru ia rilis pada 15 Juni 2023 lalu.
Sebagai figur publik, Peggy kerap membagikan aktivitas terbarunya melalui Instagram. Di sana kita bisa melihat betapa modis gaya berpakaiannya. Namun, tak banyak yang tahu bahwa ia pernah bekerja di salah satu majalah mode populer, yaitu Harper's Bazaar.
Penasaran dengan profil Peggy Gou lebih jauh? Intip rangkumannya di bawah ini, yuk!
1. Lahir di Korea Selatan
Peggy Gou lahir dengan nama Kim Min Ji pada 3 Juli 1991. Kota Incheon yang berada di Korea Selatan adalah tempat kelahirannya. Namun, saat ini ia dikabarkan tengah menetap di Berlin, Jerman. Ayahnya adalah Kim Chang Yong, mantan jurnalis yang kini menjabat sebagai Komisaris Komisi Komunikasi Korea dan Profesor Komunikasi Massa di Universitas Inje.
2. Karier di majalah Harper's Bazaar
Peggy tercatat pernah belajar di luar negeri dua kali. Pertama, ia belajar bahasa Inggris ke London, Inggris pada usia 14 tahun. Sempat pulang ke Korea selama enam bulan pada usia 18, ia kembali lagi untuk mengejar pendidikan di London College of Fashion. Ia berkarier di majalah Harper's Bazaar Korea sebagai editor koresponden setelah lulus dan pindah ke Jerman.
3. Awal terjun ke dunia DJ
Perjalanan Peggy menjadi seorang DJ rupanya melalui jalan yang berliku. Ketertarikannya terhadap dunia ini bermula saat ia sekolah di London. Ia diam-diam pergi ke klub untuk berpesta. Ia juga belajar mempelajari musik dan meramu ulang ketukannya dari seorang teman asal Korea Selatan. Upayanya menarik perhatian pihak klub Cirque Le Soir, Soho. Dirinya kemudian jadi langganan tampil di Book Club, London Timur.
Di sisi lain, studi fashion-nya berjalan kurang lancar. Ia akhirnya harus mengambil kelas ekstra selama dua bulan karena orang tuanya tak mengizinkan ia pulang jika tak bisa lulus. Namun, ia tetap menyempatkan diri untuk mempelajari software musik Ableton saat luang. Ia lalu pindah ke Berlin dan kecintaannya terhadap musik justru kian membuncah. Kegiatannya selama di sana adalah bekerja di toko kaset, menggarap musiknya di rumah, lalu pergi ke klub Berghain.
"Orang tuaku saat itu berkata, 'kamu dulu ingin melakukan fashion, sekarang musik, besok apa lagi?' Aku bilang kepada mereka, 'beri aku waktu beberapa tahun. Kalau aku nggak bisa (sukses) melakukannya, aku bakal pulang ke Korea," katanya mengenang perselisihan dengan sang orang tua, dikutip dari The Guardian.
4. Diskografi dan kolaborasi
Buah upaya Peggy perlahan mulai terlihat. Ia merilis lagu pertama berjudul "Hungboo" pada 2014. Dua tahun kemudian, lagu ini digunakan untuk salah satu video yang menampilkan Yoo Ah In untuk pembuka acara Style Icon Awards 2016. Di tahun ini pula, ia merilis tiga EP, yaitu Art of War, Art of War (Part II), dan Seek for Maktoop.
Waktu terus berjalan, Peggy terus mendapatkan pengakuan dari insan industri. Lagunya "It Makes You Forget (Itgehane)" menyabet piala Best Track dalam ajang AIM Independent Music Awards 2018. Lagu ini menjadi soundtrack FIFA 19 dan menjadi lagu kedua dari musisi Korea yang memiliki pencapaian ini. Di tahun selanjutnya, Forbes memilihnya sebagai salah satu figur 30 Under 30 dalam bidang Entertainment & Sports di usianya yang ke-28. Berikut daftar lengkap diskografi Peggy.
EP
- Art of War (2016)
- Art of War (Part II) (2016)
- Seek for Maktoop (2016)
- Once (2018)
- Moment (2019)
DJ Mix
- DJ-Kicks: Peggy Gou (2019)
Single
- "Day Without Yesterday" / "Six O Six" (2016)
- "It Makes You Forget (Itgehane)" (2018)
- "Han Jan" (2018)
- "Travelling Without Arriving" (2018)
- "Starry Night" (2019)
- "Nabi (feat. Oh Hyuk)" (2021)
- "I Go" (2021)
- "(It Goes Like) Nanana" (2023)
5. Jalankan bisnis fashion
Peggy membuktikan bahwa pendidikan fashion yang pernah ditempuhnya bisa jadi peluang bisnis selain musik. Pada Februari 2019, ia resmi menjalankan bisnis dengan nama KIRIN (bahasa Korea dari Jerapah, hewan favoritnya). Merek ini masih di bawah naungan New Guards Group dan didukung oleh desainer ternama Virgil Abloh.
6. Dirikan label rekaman sendiri
Menjadi DJ perempuan nyatanya telah menjadi tantangan tersendiri bagi Peggy untuk tetap bertahan. Di awal kariernya, ia banyak menerima perlakuan tak menyenangkan dari orang sekitarnya. Oleh karena itu, ia mendirikan GUDU Records, label rekaman yang diharapkan jadi ekosistem yang nyaman bagi DJ pemula.
"Saat aku mengawali karierku, aku tak diperlakukan dengan baik. Orang-orang pernah mencoba mengecilkan semangatku. Mereka bilang, 'siapa juga yang akan membeli rekamanmu?', 'tidak ada yang peduli kamu siapa,' atau 'nggak akan ada yang mau dengar rekamanmu.' Dan aku harus sangat berjuang untuk rilisan pertamaku. Mereka ingin ada remixer laki-laki di rekamanku. Jadi aku berpikir, suatu hari aku akan membuat labelku sendiri dan artisnya bisa bebas melakukan yang mereka mau. Aku nggak mau ini terjadi kepada orang lain," ungkapnya dalam wawancara bersama YUNG.
7. Tampil di panggung-panggung internasional
Kini hari-hari Peggy diisi dengan manggung di berbagai negara. Sejumlah festival besar pun pernah mengundangnya, di antaranya Coachella dan Glastonbury Festival. Area penonton selalu padat. Bahkan untuk lagu "(It Goes Like) Nanana" yang baru dirilis beberapa hari, ia langsung mendapatkan sambutan hangat yang besar.
Not gonna lie, lagu "(It Goes Like) Nanana" memang asyik banget buat berjoget atau sekadar jadi sound pengiring konten TikTok. Tak disangka ternyata di belakangnya ada perjuangan panjang dari DJ-nya, ya, Bela. Salut banget dengan kegigihan Peggy Gou!