Nama Chef Arnold Poernomo kini jadi perbincangan hangat di dunia maya. Sebagai salah satu juri MasterChef Indonesia musim ke-11, dirinya turut dimintai kejelasan soal babak final yang menuai kontroversi. Namun, pernyataannya yang ambigu justru menimbulkan masalah baru.
Karena hal ini, banyak netizen yang penasaran dengan latar belakangnya, termasuk soal Chef Arnold lulusan dari sekolah kuliner mana. Di bawah ini, Popbela sudah rangkumkan informasinya.
Lahir dari keluarga pencinta kuliner
Chef Arnold Poernomo lahir di Surabaya, 18 Agustus 1988. Ayahnya berdarah Tionghoa-Jawa, sementara itu ibunya berdarah Minahasa yang tinggal di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Diakuinya dalam berbagai kesempatan, keluarganya—terutama dari pihak ibu—merupakan pencinta dunia kuliner sampai sempat mendirikan sebuah kedai makan di Kupang. Ia juga memiliki adik yang bergelut di dapur, Reynold Poernomo, yang sempat menjadi kontestan MasterChef Australia musim ketujuh.
Chef Arnold lulusan dari sekolah kuliner mana?
Pertanyaan lalu muncul, Chef Arnold lulusan dari sekolah kuliner mana? Ada yang menarik dari perjalanan kariernya, nih, Bela. Karena kerusuhan yang melibatkan etnis Tionghoa pada 1997, ia sekeluarga akhirnya pindah ke Australia. Usaha restoran keluarganya pun bangkrut. Karena tak punya uang jajan, ia lalu bekerja menjadi tukang cuci piring di sebuah restoran.
Alih-alih masuk ke sekolah kuliner, ia banyak menyerap ilmu dari para juru masak yang ia temui selama melakoni pekerjaan tersebut. Ia sendiri hanya bersekolah sampai tingkat SMA. Namun, ketekunannya membuat ia ditunjuk menjadi barista hingga kepala dapur. Ia memiliki spesialisasi untuk kuliner Asia, Barat, dan hidangan penutup.
Saat pulang ke Tanah Air, Chef Arnold sempat tampil di MasterChef Indonesia musim kedua dalam babak Pro Chef Challenge untuk melawan Vera memasak Seafood Risotto with Basil Oil and Lemon Zest. Popularitasnya kian meroket ketika ditunjuk menjadi juri MasterChef Indonesia musim ketiga.
Pekerjaan selain menjadi juri MasterChef Indonesia
Sejak saat itu, Chef Arnold terus diberi kepercayaan untuk menjadi juri MasterChef Indonesia. Namun, ia juga sempat muncul di acara lain, seperti Catatan Chef Arnold, Junior MasterChef Indonesia (musim 1–3), Iron Chef Indonesia, Dahsyatnya MasterChef Indonesia, dan OK Chef. Bersama Chef Juna Rorimpandey dan Chef Renatta Moeloek, ia dinobatkan menjadi Most Favorite Judges Talent Search oleh RCTI+ Indonesian Digital Awards 2021.
Selain itu, Chef Arnold juga bekerja di sejumlah restoran, seperti Bebini Gelati Café (2015–sekarang), KOI Dessert Bar (Januari 2016–sekarang), Monkey's Corner (Agustus 2017–sekarang), Laci Restaurant (2019–sekarang), dan Mangkokku (2019–sekarang). Ketenarannya juga membuat ia menjadi bintang iklan untuk berbagai produk.
Pada gelaran KTT ASEAN ke-43 yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu, Chef Arnold menjadi salah satu sosok penting di balik Gala Dinner yang diadakan di Hutan Kota Gelora Bung Karno. Ia bersama deretan chef ternama lainnya menjamu tamu-tamu penting dengan hidangan bertema Nusantara on the Forest.
Terseret lebih jauh soal kontroversi MasterChef Indonesia
Sayangnya, Chef Arnold tengah "dirujak" oleh netizen karena dianggap memperkeruh kontroversi MasterChef Indonesia. Ada kabar beredar bahwa Kiki (runner-up MasterChef Indonesia musim ke-11) adalah seorang chef eksekutif, gara-gara seorang netizen bernama Evan Tan menyebar potongan gambar CV yang diduga milik Kiki. Oleh karena itu, cuitan "sudah baik kita tidak diskualifikasi" Chef Arnold diduga mengarah ke sana.
Namun, Kiki sendiri membantah isu tersebut. Di usianya yang masih muda dan statusnya sebagai lulusan SMK, posisi tersebut jelas mustahil diraihnya dalam waktu singkat. Jiwa detektif netizen pun menemukan bahwa sosok Evan Tan yang menyebarkan kabar itu sudah lama berteman dengan Chef Arnold. Kontroversi lama suami Tiffany Joy Soetanto soal NFT (Non Fungible Token) juga kembali muncul ke permukaan.
Hingga artikel ini ditulis, situasi di platform X soal kontroversi ini terpantau masih panas. Kita nantikan saja akan seperti apa akhirnya, ya, Bela.
