FIFTY FIFTY kini tengah berkonflik dengan label Attrakt yang selama ini menaungi aktivitas mereka. Sang CEO, Jeon Hong Joon menyebut ada pihak luar yang berusaha memengaruhi grup yang menyanyikan lagu hits "Cupid" ini untuk melanggar kontrak eksklusif.
Makin hari, suasana makin panas karena adanya saling tuding masing-masing pihak. Kali ini giliran masa lalu CEO Jeon Hong Joon yang pernah dikenal sebagai CEO perusahaan yang kurang mempromosikan artis asuhannya, HOTSHOT.
Seperti apa kronologi konflik ini? Berikut Popbela rangkumkan untuk kamu.
1. Klaim ada pihak luar yang ingin 'mencuri' FIFTY FIFTY
Pada 23 Juni, label Attrakt dalam sebuah keterangan resmi menyebut bahwa ada pihak luar yang berusaha memengaruhi FIFTY FIFTY untuk melanggar kontrak eksklusif. Meski belum lama debut, grup ini menuai popularitas besar berkat lagu "Cupid". Pihak label pun akan menempuh langkah hukum untuk mengatasi langkah ilegal ini.
Hal serupa juga dikatakan oleh CEO Jeon mengatakan hal serupa dalam sebuah wawancara bersama Sport Chosun. Tak butuh waktu lama, pihak luar yang dimaksud kabarnya adalah Warner Music Korea dan satu agensi yang bekerja sama dengan perusahaan musik tersebut. Keduanya diklaim bekerja sama agar Attrakt menjual hak cipta FIFTY FIFTY kepada mereka.
"Kami telah menemukan bukti yang jelas bahwa ada percobaan untuk mencuri member FIFTY FIFTY secara ilegal dari tangan kami. Kamu meminta Warner Music Korea agar menjelaskan posisi mereka dengan jelas," kata perwakilan Attrakt.
Segera setelah adanya tudingan tersebut, Warner Music Korea menampiknya melalui sebuah keterangan resmi. Mereka mengerahkan upaya terbaik sebagai distributor musik FIFTY FIFTY di pasar internasional. Mereka pun menyayangkan adanya rumor seperti ini.
2. Awal mula Attrakt vs. The Givers
Label Attrakt beberapa waktu kemudian mengetahui adanya dugaan fakta bahwa The Givers, tim produksi lagu FIFTY FIFTY, diam-diam membeli hak cipta lagu "Cupid" dari komposer luar negeri. Attrakt kemudian melaporkan kepada polisi empat orang dari label tersebut, termasuk CEO Ahn Sung Il (SIAHN).
"The Givers mengadakan kontrak layanan dengan kami, mengambil tanggung jawab manajemen proyek (FIFTY FIFTY) dan mengawasi operasi bisnis. Namun, selama masa transisi, mereka terlibat dalam aktivitas yang merusak bisnis kami, seperti menghapus akun email perusahaan dan data terkait proyek, merusak catatan elektronik, dan melakukan tindakan penipuan dan pelanggaran kepercayaan dalam menjalankan transaksi bisnis mereka," ungkap Attrakt.
The Givers saat ini tidak lagi bekerja dengan Attrakt, melainkan Warner Records. Karena itu pula perusahaan ini diduga sebagai pihak ketiga yang memengaruhi para member. Namun, Ahn Sung Il sudah membantah kabar tersebut.
3. FIFTY FIFTY ajukan penangguhan kontrak
Keempat member FIFTY FIFTY rupanya telah mengajukan penangguhan kontrak terhadap Attrakt sejak 19 Juni. Melalui kuasa hukum dari firma Barun, mereka mengklaim bahwa label telah melanggar sejumlah kesepakatan, seperti tidak mendengar pendapat member, mengungkap operasi yang dilakukan Aran tanpa berdiskusi, dan kurang transparan soal pendapatan.
"Keempat member mengajukan perintah untuk menangguhkan kontrak eksklusif pada 19 Juni melalui perwakilan hukum mereka ke Pengadilan Distrik Pusat Seoul, dan persidangan saat ini sedang berlangsung. Langkah tersebut diambil karena pihak ATTRAKT melanggar kontrak dan menyebabkan hancurnya kepercayaan," kata firma hukum Barun pada 28 Juni.
4. Rekaman percakapan & investigasi Dispatch
Bukti yang sebelumnya disebabkan CEO Jeon Hong Joon merupakan sebuah rekaman percakapannya dengan pihak Warner Music Korea. Pada 3 Juli kemarin, ia mengungkap rekaman tersebut kepada publik. Di sana, disebutkan bahwa The Givers berusaha 'mencuri' FIFTY FIFTY dari naungan Attrakt.
The Givers memberikan klarifikasi bahwa alih-alih mencuri, Warner Music Korea mengusulkan agar kedua label ini bekerja sama. The Givers mengajukan proposal tersebut kepada Warner Music Korea karena berpikir langkah ini akan menguntungkan label dan aktris sekaligus.
Namun, laporan Dispatch yang menjabarkan hubungan FIFTY FIFTY, Attrakt, dan The Givers kembali membuat publik heboh. Ada banyak cerita yang baru terungkap, mulai dari awal grup terbentuk, investasi fantastis yang diberikan CEO Jeon untuk perkembangan para member, Ahn Sung Il yang tidak mencantumkan nama komposer asli lagu "Cupid", hingga Ahn Sung Il dan karyawan B yang menghalangi CEO Jeon untuk berkomunikasi dengan member.
"Kepercayaan buta saya pada The Givers adalah penyebab kehancuran saya. Ketika saya bertanya apakah saya bisa mengunjungi ruang latihan, 'B' akan mengatakan bahwa, 'para anggota tidak merasa nyaman dengan Anda di sana'. Saya tidak ingin ikut campur dengan latihan mereka, jadi saya memutuskan untuk tidak pergi. Namun, betapa saya ingin melihat mereka secara langsung!" ujarnya sambil berlinang air mata.
5. Masa lalu CEO Attrakt Jeon Hong Joon
Sementara kepercayaan publik terhadap FIFTY FIFTY dan The Givers berada di ujung tanduk, masa lalu CEO Jeon Hong Joon juga kembali diungkit. Sebelum menjadi CEO Attrakt, ia mendirikan label K.O Sound yang kemudian berganti nama menjadi Ardor & Able lalu Star Crew Entertainment. Grup bentukannya adalah HOTSHOT, yang salah satu membernya adalah Ha Sungwoon ex-Wanna One.
Di kalangan penggemar, perusahaan ini dikenal kurang mempromosikan artis. Fasilitas yang mereka berikan pun cukup memprihatinkan. Enam member HOTSHOT diketahui tinggal di kamar yang sempit. Karena hal ini, sejumlah penggemar internasional mengaku cukup sulit untuk bersimpati dengan situasi yang saat ini dialami CEO Jeon Hong Joon.
Duh, urusannya jadi panjang banget, nih. Saat ini masih belum jelas pihak mana yang paling bersalah dalam konflik ini. Kita nantikan saja update terbarunya setelah sidang yang akan digelar hari ini, ya, Bela.