Kontroversi datang dari gelaran Miss Grand International 2024. Gelar Miss Grand International Myanmar, Thae Su Nyein, dicopot usai ia menolak hasil final sebagai runner-up 2. Di atasnya, perwakilan India, Rachel Gupta, keluar sebagai juara dan perwakilan Filipina, Christine Juliane Opiaza, sebagai runner-up 1.
Lantas, seperti apa kronologi drama di ajang yang digelar di Bangkok, Thailand pada Jumat (25/10) lalu ini? Berikut cerita lengkapnya.
Awal mula kontroversi
Kontroversi ini bermula ketika National Director Miss Grand Myanmar, Htoo Ant Lwin, yang tampak melepaskan mahkota dan selempang milik Thae Su Nyein. Kejanggalan kian terasa karena perwakilan Myanmar tersebut tak muncul bersama 10 finalis lainnya.
Senin (28/10), akun Instagram Miss Grand International merilis pernyataan resmi bahwa gelar Thae Su Nyein sebagai runner-up kedua dicopot. Pengumuman tersebut mengatakan bahwa perempuan berusia 18 tahun ini telah melanggar sejumlah peraturan.
"Miss Grand International telah memutuskan untuk mencopot gelar runner-up kedua dari Miss Grand International Myanmar, Thae Su Nyein, terkait dengan perilaku dan tindakan tak pantas yang melanggar beberapa peraturan," tulis mereka.
Apa yang dilakukan Thae Su Nyein?
Rupanya, Thae Su Nyein melakukan sebuah siaran langsung di Facebook usai malam penganugerahan tersebut. Ia sendiri yang mengatakan bahwa dirinya menolak posisi runner-up 2 karena yakin dirinya berhak atas posisi yang lebih tinggi. Dirinya juga kecewa karena tidak mendapatkan titel lain seperti Best National Costume, Popular Vote, dan Country of the Year.
"Aku tidak menginginkan posisi runner-up kedua. ... Aku datang untuk menjadi juara pertama dan yakin aku berhak untuk posisi yang lebih tinggi," katanya, dikutip dari Khaosod English.
Situasi kian memanas ketika Htoo Ant Lwin menuduh Presiden Miss Grand International Organization, Nawat Itsaragrisil, ingin menjual mahkota tersebut seharga US$25.000. Hal itu segera ditampik dan disebut "konyol" karena sosok tersebut merupakan orang terkaya keenam di industri hiburan Thailand.
Kemitraan dengan Myanmar diputus
Imbas dari kejadian ini, kemitraan Miss Grand International Organization pun ikut diputus. Dalam konferensi pers, Nawat Itsaragrisil, menyuarakan kekecewaannya terhadap tindakan wakil Myanmar tersebut.
"Apa yang membuatnya begitu berdelusi? Jika dia menginginkan posisi pertama dan harus mendapatkannya, saya menyarankan agar dia membuat ajang beauty pageant sendiri supaya bisa memenangkan tiap gelar," katanya.
Ke depannya, Nawat Itsaragrisil mengungkap adanya kemungkinan untuk bermitra dengan Myanmar lagi. Namun, Miss Grand International Organization memberlakukan lifetime ban (larangan seumur hidup) kepada Htoo Ant Lwin dengan alasan "kurangnya sportivitas dan kredibilitas bisnis".
"Seseorang seperti kamu harusnya tidak berpartisipasi dalam hal-hal kompetitif atau menantang orang lain. Kamu harus tinggal di imajinasimu sendiri, dunia fantasi virtual. Inilah akhir ceritanya," sambung Nawat.
Bagaimana tanggapanmu, Bela?