Setelah terkenal sebagai aktor, Baim Wong beberapa tahun terakhir banting setir menjadi kreator konten. Melalui sebuah diskusi di Indonesia Millennial And Gen Z Summit 2022 pada sesi "Be Authentic: Staying On Top Of Trends", ia mengatakan bahwa Raffi Ahmad-lah yang memperkenalkannya kepada dunia ini.
"Dia (Raffi) itu adalah sahabat yang baik. Dia yang sebenarnya bikin saya untuk punya YouTube," katanya.
Berawal dari konten iseng
Pada diskusi yang dilaksanakan di panggung Talent Trifecta ini juga, ia mengungkap perjalanan panjang di balik jalan kariernya saat ini. Bermula dari tak bisa membayar KPR, ia juga ingin membuat lapangan pekerjaan bagi orang lain. Ia lantas memutuskan untuk berani keluar dari rumah produksi yang selama ini membesarkan namanya.
"Saya mencoba untuk (membuat channel) YouTube karena saya tahu content creator itu kalau berhasil ada salary yang bisa kita fix per bulan," katanya.
Ia kemudian memulai dengan membuat konten mengisengi orang dan coba menyamar. Channel-nya baru mendapat perhatian publik usai suami Paula Verhoeven ini berpura-pura jadi orang gila.
"Jangan pernah takut (dengan apa yang dipikirin sama orang. Tetep sama visi masing-masing, niat masing-masing karena ketika saya pun berhasil di situ orang marah di sisi lain nama orang gilanya kenapa dipake? Jadi selalu orang yang akan tidak suka dengan pekerjaan kita," sambungnya.
Rajin analisis
Selain itu, kunci untuk tetap mengetahui selera target audiens bagi Baim Wong adalah rajin menganalisis konten dan tren. Selain itu, penting juga untuk melihat kelebihan dan kekurangan kompetitor, alih-alih langsung menganggapnya sebagai musuh.
"Salahnya orang-orang sekarang menjadikan mereka apa yang datang (kreator konten baru) itu sebagai musuh. Kalau saya nggak. Saya lihat apa kelebihan dia, saya lihat semuanya," terangnya.
Selama menjadi kreator konten, kesulitan yang dialami ayah Kiano ini seperti pelaku industri kreatif pada umumnya: konsistensi. Setelah mengalami rollercoaster perjalanan karier, ia merasa bahwa tantangan terbesarnya adalah ketika dirinya berada di titik puncak.
"Ketika di puncak, itu dia tantangan terberatnya mempertahankan karena itu sulit sekali. Kalau kita nengok ke belakang, terlalu banyak orang yang mau meraih itu. Setelah adanya pemikiran seperti itu, pastinya kita harus lebih kreatif dari mereka dalam segi apa pun. Bidangnya juga harus kita perlebar," ungkapnya.
Tak terhindarkan, tantangan selalu ada di dalam perjalanan hidup setiap orang, ya, Bela? Apa tantangan terbesar di dalam hidup kamu?