Irma Utari tak pernah menyangka bahwa dirinya yang saat itu adalah pekerja kantoran akan memiliki bisnis sendiri. Pada 2019, ia mendirikan Yeobo Topokki, bisnis kuliner a la Korea Selatan yang saat itu sedang banyak digemari, menggunakan gerobak.
“Saya melihat minat terhadap kuliner Korea saat itu cukup tinggi, namun cita rasanya masih kurang pas di lidah orang Indonesia dan harganya pun masih cukup mahal,” ungkapnya.
Yeobo Topokki menyediakan berbagai makanan khas Negeri Ginseng itu, mulai dari topokki, odeng, rapokki, chicken buldak, jjajangmyeon dengan menu tambahan lainnya. Berkat kegigihannya, kini ia sudah memiliki 70 mitra setelah tiga tahun berbisnis. Namun, di balik itu ada perjuangan yang tak mudah dan tentunya inspiratif.
Berani memulai
Saat bekerja di kantor, Irma bertanggung jawab untuk melakukan riset pasar dan meneliti tren hingga minat masyarakat terhadap produk makanan Korea. Setelah idenya ditolak padahal ia merasa potensinya cukup baik, ia pun memberanikan diri untuk memulai bisnisnya sendiri.
“Untuk itu, setelah analisa dan proposal saya sempat ditolak oleh kantor tempat saya bekerja dulu, saya berpikir kenapa tidak saya coba untuk berani merealisasikan sendiri ide bisnis itu,” ujarnya.
Berpikir besar untuk kemajuan bisnis
Irma memperhatikan setiap detail aspek bisnisnya. Misalnya dari segi nama. Ia memilih kata yeobo, yang berarti panggilan sayang kepada suami atau istri untuk merepresentasikan kehangatan yang ingin ia bawa melalui produknya.
Pada aspek yang lebih penting lagi, yaitu bumbu gochujang, ia membuat modifikasi sendiri agar rasanya lebih sesuai dengan lidah Indonesia tanpa meninggalkan ciri khasnya. Pemilihan lokasi dan konsep menggunakan gerobak pun ia pikirkan matang-matang untuk menciptakan keakraban seperti jajanan Indonesia lainnya.
Puncaknya, bisnis tersebut mulai menunjukkan keberhasilannya tak lama setelah dirintis. Meski baru berjalan setahun, Irma memberanikan diri untuk membuka kemitraan dan memiliki lima outlet tambahan yang dibanjiri pembeli.
“Tahun 2019 merupakan titik kesuksesan Yeobo Topokki. Saya bersama tim pun memberanikan diri untuk membuka skema kemitraan atau franchise. Walaupun bisnis kami terbilang masih muda dibanding bisnis lain yang sudah lebih dulu menawarkan skema kemitraan, kami memberanikan diri untuk mengikuti berbagai pameran, dan bahkan hingga beriklan. Sempat di satu waktu, kami mencoba beriklan dengan modal Rp300,000, dan tak disangka iklan tersebut mendatangkan 7 mitra baru. Sejak saat itu, saya dan tim pun mulai fokus dalam menyediakan bahan baku kepada para mitra,” paparnya.
Riset untuk memahami pasar
Karena bisnisnya termasuk yang terhantam pandemi, Irma terus melakukan riset untuk tetap mendapatkan pembeli. Ia kemudian merambah pasar makanan beku.
“Di tahun 2020, kami mulai merambah bisnis makanan beku yang berhasil menyelamatkan stok bahan baku yang biasanya dikirim ke mitra. Dengan mengemas ulang menjadi porsi siap saji, kami aktif mempromosikan berbagai menu beku siap saji Yeobo Topokki. Ternyata, minatnya cukup besar sehingga berhasil menopang bisnis selama pandemi,” tuturnya.
Hal lain yang ia temukan dalam perubahan perilaku konsumen selama pandemi adalah pembayaran digital yang lebih disukai. Irma lalu bergerak untuk mengadopsi ShopeePay sebagai alat pembayaran untuk bisnisnya karena menyediakan cashback untuk pembelinya.
“Kami juga melihat banyak masyarakat yang beralih ke pembayaran digital. Saat itu, kami memutuskan untuk mengadopsi layanan pembayaran digital ShopeePay di gerai kami. Setelah terintegrasi dengan ShopeePay, respon yang diberikan pelanggan sangat positif. Selain aman dan mudah, mereka juga mendapat keuntungan lebih dari cashback yang diberikan ShopeePay,” sambung Irma.
For your information, Yeobo Topokki saat ini sedang tergabung ke dalam kampanye Cashback Terus dari ShopeePay dengan periode 23 Mei-5 Juni. Buat kamu para penikmat setia produk Yeobo Topokki, ada kesempatan mendapat cashback hingga 80% jika bertransaksi dengan metode pembayaran ShopeePay. Hemat banget, deh!
Setelah menyimak cerita Irma Utari, apakah kamu juga tertarik untuk membangun bisnis sendiri, Bela?