Apa itu stagflasi? Pertanyaan itu hinggap di kepala netizen usai Presiden Bank Dunia, David Malpass, memberi peringatan akan adanya tantangan perekonomian 2023 mendatang. Penyebab situasi ini antara lain negara-negara yang masih bangkit dari pandemi dan perang Rusia-Ukraina.
"Bahaya yang menekan dunia yang tengah berkembang adalah penurunan tajam dalam pertumbuhan global, memperdalam kepada (risiko) resesi global," ujarnya dalam sebuah pidato di Stanford University.
Lantas, apa arti, penyebab, dan contoh stagflasi? Berikut rangkumannya.
Arti stagflasi
Stagflasi merupakan keadaan inflasi (kenaikan harga barang-barang pokok) yang sangat tinggi dan berkepanjangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keadaan ini ditandai dengan macetnya kegiatan perekonomian.
Istilah ini pertama kali muncul dari politisi Inggris, Macleod, saat situasi ekonomi tengah mengalami tekanan, sekitar tahun 1960-an. Dalam pidato di depan Dewan Rakyat Britania Raya tersebut, ia mengatakan inflasi yang melanda Inggris kala itu sebagai situasi stagnasi. Istilah stagflasi baru populer saat resesi besar-besaran melanda Amerika Serikat pada 1970-an.
Penyebab stagflasi
Stagflasi disebut-sebut lebih berbahaya bagi perekonomian daripada resesi. Sebab, kondisi ini merupakan kombinasi tingkat inflasi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang melambat, serta angka pengangguran yang tinggi.
Banyaknya pengangguran membuat daya beli rendah. Hal ini kemudian berpotensi menjadikan suplai barang terbatas. Faktor-faktor tersebut merupakan penyebab terjadinya inflasi.
Contoh stagflasi
Inggris mengalami stagflasi pada 1960-an hingga 1970-an. Kondisi ini disebabkan oleh gagalnya pemerintah Inggris dalam membuat kebijakan untuk merespons pecahnya inflasi kala itu.
Selanjutnya, stagflasi juga terjadi di Amerika Serikat pada 1970-an. Negara yang tergabung ke dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memberlakukan embargo terhadap negara-negara barat pendukung Israel sehingga terjadi krisis minyak. Selain itu, Negara Paman Sam ini juga membuat pengeluaran berlebihan untuk Perang Vietnam.
Negara lain yang juga pernah mengalami peliknya stagflasi adalah Australia. Sepanjang periode 1973-1983, tingkat pengangguran menyentuh angka 10,2%. Tingkat inflasi rata-rata yang juga mencapai 11,6% per tahun yang dialami Negara Kangguru tersebut juga menjadikan nilai mata uang turun.
Sekarang, sudah paham, bukan, tentang apa itu stagflasi mulai dari arti, penyebab, hingga contohnya? Kita doakan semoga Indonesia tidak mengalami kondisi ini, ya, Bela.