Menjalani Ramadan di negeri sendiri adalah kewajiban bagi umat Muslim di seluruh dunia. Kegiatan ini juga sangat dinanti-nanti oleh seluruh umat muslim di dunia, termasuk Indonesia. Banyak tradisi bulan ramadan yang terjadi di Indonesia. Mulai dari ngabuburit, berburu takjil untuk berbuka puasa, dan melaksanakan tarawih di masjid-masjid tidak akan pernah dilupakan. Tapi, apa jadinya bila kita berpuasa di negeri orang saat kita sedang menuntut ilmu di sana? Akan kah seseru di negeri sendiri atau sebaliknya? Di bawah ini terdapat syarat agar kamu dapat beradaptasi saat berpuasa di negeri orang. Check this out!
Banyak orang yang makan di jalan memang terlihat menggoda, apalagi tempat makan di luar negeri saat bulan Ramadan tidak diberi tirai. Duh, kalau sudah seperti ini yang dapat kamu lakukan adalah kuatkan imanmu. Yakinkan dirimu bahwa kamu di sini menuntut ilmu dan kebetulan sedang berpuasa. Anggap saja hal tersebut adalah ladang pahala karena telah bersabar.
Tentunya durasi puasa di Indonesia dengan negara luar berbeda, khususnya negara Eropa, terlihat jelas. Di Indonesia, rata-rata kita hanya berpuasa selama 13 jam, di Eropa bisa lebih lama lho. Ini dikarenakan letak geografisnya memengaruhi banyaknya sinar matahari yang dipancarkan. Persiapkan dirimu dengan kondisi yang seperti ini agar tidak mengganggu belajarmu di sana, ya Bela.
Sebagai minoritas di negeri Barat, kita belum tentu bisa mendengar suara adzan yang berkumandang lantang seperti saat di Indonesia. Di sana tidak terlalu banyak terdapat masjid yang mengumandangkan adzan dengan lantang, karena adanya regulasi dari pemerintah setempat. Biasanya warga muslim di luar negeri yang sedang menuntut ilmu, memerhatikan jadwal adzan menggunakan aplikasi waktu solat. Hal ini sangat berguna karena kamu tidak akan ketinggalan waktu berbukamu dan waktu solatmu. Ingat, belajar dan ibadah harus seimbang.
Sebagian besar penduduk luar negeri adalah masyarakat non muslim yang tidak akrab dengan Kuliah di Luar Negeri Bukan Berarti Puasamu Jadi Banyak Bolong!label halal pada makanannya. Namun, kita sebagai masyarakat muslim yang sedang menuntut ilmu di luar negeri jangan melupakan label makanan halal yang akan kita konsumsi. Cek pada kemasan makanan tersebut apakah berlabel halal atau tidak. Bila tidak, sebaiknya tidak usah dibeli. Cek juga bila hendak berbuka puasa
di restoran apakah menyediakan makanan halal atau tidak. Dan bila ragu akan semuanya lebih baik masak sendiri untuk menu berbuka. Selain halal itu juga dapat menghemat anggaran, bukan?