Dalam dunia kerja, ada sistem penggajian yang disebut dengan prorate. Sistem penggajian secara prorate ini memudahkan perusahaan untuk membayarkan gaji karyawan secara adil.
Bagi karyawan baru, sistem ini juga membantu karyawan untuk mendapatkan hak gaji secara adil sesuai waktu bekerja. Maka tidak perlu kaget jika gaji yang kamu dapatkan pertama kali tidak sesuai dengan nominal yang ada di kontrak kerja.
Nah, supaya kamu makin jelas dengan sistem ini, simak informasi yang sudah Popbela rangkum di bawah ini.
1. Apa itu sistem prorate dalam dunia kerja?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, prorate merupakan salah satu sistem penggajian dalam perusahaan. Dalam bahasa Italia, prorate atau prorata memiliki arti proporsional.
Singkatnya, sistem penggajian secara prorate adalah sistem penggajian yang dilakukan secara proporsional sesuai dengan waktu kerja yang telah dijalani karyawan. Jadi, jumlah gaji yang kamu terima akan disesuaikan dengan total waktu bekerjamu di bulan tersebut. Maka dari itu, mungkin akan ada perbedaan antara gaji yang kamu terima saat pertama kali bekerja dengan yang tertera di kontrak kerja.
Perbedaan jumlah gaji itu mungkin terjadi ketika kamu masuk kerja di pertengahan bulan. Karena waktu bekerjamu belum full satu bulan pada bulan tersebut, maka gaji hanya dihitung sesuai waktu kerja yang dijalani. Selain karyawan baru, perhitungan gaji dengan sistem prorate ini juga biasanya berlaku pada karyawan yang resign pada pertengahan bulan.
2. Cara menghitung gaji prorate
Pada dasarnya tidak ada acuan pasti mengenai cara perhitungan gaji dengan sistem prorate. Hal ini dikarenakan tidak ada dasar hukum yang mengharuskan perusahaan untuk membayar gaji dengan sistem prorate.
Jadi, nominal gaji prorate yang diterima setiap karyawan diatur sendiri oleh perusahaan. Nantinya, perhitungan akan disesuaikan kembali atas persetujuan kedua belah pihak.
Secara umum, sistem perhitungan prorate bisa dilakukan dengan tiga cara, yakni perhitungan berdasarkan hari kerja, perhitungan berdasarkan jam kerja, perhitungan gaji secara prorata.
3. Contoh perhitungan gaji prorate berdasarkan hari kerja
Dalam perhitungan gaji prorate berdasarkan jam kerja, kamu harus mengetahui dulu jumlah hari kerja pada bulan tersebut. Misalnya, kamu bekerja dari hari Senin sampai Jumat, maka jumlah jam kerja di bulan November ada 21 hari kerja.
Bagi jumlah gaji yang telah disepakati dengan hari kerja. Nantinya hasil dari perhitungan tersebut, kamu kalikan dengan jumlah hari kerja yang kamu jalani.
Misalnya, kamu bekerja di tanggal 14 November dan pembagian gaji dilakukan tanggal 25 November. Maka jumlah hari kerja yang kamu jalani adalah 7 hari kerja.
Contoh:
Gaji harian = Rp5.000.000 : 21 hari kerja = Rp238.095
Gaji prorate = Rp238.095 x 7 hari kerja = Rp1.666.665
Berdasarkan hasil tersebut, maka gaji yang akan kamu dapatkan selama 7 hari bekerja adalah Rp1.666.665
4. Contoh perhitungan gaji prorate berdasarkan jam kerja
Menurut UU ketenagakerjaan, pembagian upah kerja berdasarkan jam kerja dilakukan dengan membagi jumlah gaji pokok yang diterima, kemdian dibagi dengan 173.
Misalnya, kamu bekerja dari hari Senin-Jumat dengan masing-masing 8 jam kerja. Maka, dalam bulan November kamu mendapatkan 21 hari kerja atau 168 jam.
Jika kamu mulai masuk kerja pada tangga 14-22 November, maka kamu sudah menjalani 7 hari kerja selama bulan November.
Contoh:
Gaji per jam = 1/173 x Rp5.000.000 = Rp28.901
Gaji 8 jam kerja = 8 x Rp28.901 = Rp231.208
Gaji 7 hari kerja = Rp231.208 x 7 hari kerja = Rp1.618.486
Berdasarkan hasil tersebut, maka gaji yang akan kamu dapatkan selama 7 hari bekerja dengan 8 jam kerja per hari adalah Rp1.616.486.
Itu dia definisi dari sistem pembagian gaji secara prorate dan cara menghitungnya. Karena sistem penggajian secara prorate dapat dilakukan dengan beberapa cara, maka kamu perlu memastikan sistem penggajian yang dilakukan oleh perusahaanmu saat ini. Untuk hal itu, kamu bisa memastikannya sebelum tanda tangan kontrak ya, Bela!
