Generasi millennial dikenal karena sikapnya yang terbuka termasuk membicarakan tentang gaji. Tetapi sebenarnya sekarang masih ada pro dan kontra untuk memilih memberitahukan atau merahasiakan besaran gaji. Menurut kamu sendiri bagaimana?
Sebuah studi yang dilakukan oleh jasa keuangan, Bankrate Inc menemukan bahwa 48 persen dari generasi millennial memberitahukan gaji mereka kepada teman-temannya, dan 30 persen lainnnya dengan rekan kerja. Ini peningkatan yang cukup besar dibandingkan dengan generasi baby boomers yang hanya 21 persen mengutarakan kepada teman-temannya dan 8 persen dari rekan kerjanya.
Jujur deh, sebenernya penting nggak sih mengungkapkan gaji kita kepada keluarga, teman dan rekan kerja? Daripada bingung beberapa hal ini bisa menjadi bahan pertimbanganmu.
1. Berbagi dengan Teman
Kini banyak orang yang lebih terbuka tentang gajinya. Menurut Euodia, seorang psikolog, “Orang-orang semakin percaya diri berbagi informasi jumlah gaji mereka, karena budaya berbagi informasi dan pengetahuan pribadi kini makin transparan salah satunya melalui platform media sosial."
“Saya dan teman-teman saling berbagi informasi karena saya ingin tahu apakah kami dibayar secara adil di perusahaan tempat kami bekerja atau tidak,” ucap Shannon, 22 tahun yang bekerja di bidang Hubungan Masyarakat ini.
2. Berbagi dengan Rekan Kerja
Membicarakan gajimu dengan teman-teman mungkin lebih bisa diterima, tetapi kenyataannya akan lebih banyak yang dipertaruhkan ketika membicarakannya kepada rekan kerja. Beberapa memang tidak mengizinkan untuk mengungkapkan berapa banyak gajimu untuk menghindari konflik yang mengganggu suasana di kantor. So, sebaiknya lihat kepada siapa kamu berbincang, supaya lebih nyaman karena kalau kamu salah bertanya efeknya beragam juga.
3. Bertanya
Kalau kamu ditempatkan dalam situasi seperti ini memang tidak ada salahnya bertanya dengan bermacam cara asalkan sopan dan tidak menyinggung perasaan. “Saya tidak pernah meminta mereka memberitahukan berapa jumlah pasti gajinya karena saya rasa itu nggak perlu dan sangat personal. Bagi saya meminta rentang kasar saja sudah cukup. Saya biasanya menginginkan informasi seperti itu untuk kepentingan personal sebagai referensi kenaikan gaji. Selama mereka bukan dari divisi yang sama atau bukan atasan langsung kita wajar-wajar saja. Tidak apa-apa kita meminta informasi dari seseorang yang memiliki posisi lebih senior darimu karena mereka akan membantu menjawab pertanyaanmu dan kedua belah pihak sudah mengetahui siapa yang dibayar lebih banyak,” terang Amber, 25 tahun, karyawan perusahaan start-up.
4. Masalah Kerahasiaan
Mengenai transparansi soal gaji, Professor David Burkus mengutarakan, “Berbagi informasi jumlah gaji secara terbuka di perusahaan sebenarnya bisa menjadikan tempat kerja yang lebih baik bagi karyawan dan organisasi. Ketika orang-orang tidak tahu bagaimana gaji mereka cenderung membandingkan, mereka cenderung merasa kurang dibayar dan didiskriminasi. Tetapi pada situasi tertentu berpotensi menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat," tuturnya.
Beberapa peneliti dan pakar bahkan menyarankan menyimpan rahasia berapa jumlah gajimu akan membuatmu lebih nyaman khususnya ketika berada di lingkungan kerjamu, tetapi jika kita sudah memutuskan untuk bersikap terbuka tentang gajimu maka tandanya bukan pembicaraan yang tabu lagi nih, siapa tahu bisa berdampak positif meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendapatkan kenaikan gaji yang merata di kantor.
So, menurutmu lebih nyaman yang mana Bela?