Apa jadinya kalau kamu berada di situasi yang sebaliknya dengan obrolan yang nggak membuat nyaman dan mengintimidasi. Tentu ingin cepat mengakhiri lalu pergi, kan? Agar tetap terlihat sopan dan profesional lebih baik simak 5 tips dari seorang pakar etika ini, Sharon Schweitzer.
Saat berhadapan dengan lawan bicara yang sangat mendominasi, pasti ada keinginan kuat untuk menyela pembicaraan. Sayangnya, hal ini kurang tepat jika dilakukan. Sebaiknya, berikan bahasa tubuh yang terlihat bahwa kamu mendengarkan dengan baik dan tunggulah sampai ia menyelesaikan bicaranya. Kemudian, jika ia meminta respons, itulah saat yang tepat untuk kamu berbicara.
Sambil menunggunya untuk menyelesaikan pembicaraan, kamu harus bisa dengan cepat menangkap intinya. Setelah ia selesai dan meminta komentarmu, barulah sampaikan pendapatmu dengan singkat. Hal ini memungkinkan pembicaraan cepat selesai. Usahakan berikan pendapat sesuai dengan pemahamanmu tanpa menyalahkan atau membenarkan. Bersikap netral lebih baik daripada harus terlibat perdebatan panjang sehingga membuat kurang nyaman.
Yang perlu kamu ingat adalah kamu bukan lagi remaja dengan gejolak emosi yang nggak menentu. Cobalah mengambil napas dalam untuk meredakan emosi dan mencegah tindakan yang impulsif. Tenangkan dirimu sehingga kamu bisa menyampaikan pendapatmu dengan baik pula.
Kamu harus berani mengatakan dengan etika yang baik kalau arah pembicaraan sudah mengintimidasi dan terasa melecehkan dirimu. Jadilah perempuan yang ramah tapi nggak mudah untuk diremehkan. Bukan juga bermaksud menunjukkan bahwa kamu adalah perempuan yang seharusnya ditakuti. Hanya saja, perempuan juga berhak untuk nggak membahas topik yang seperti itu.
Perlu diingat Bela jika akan selalu ada orang yang menyanggah ketika kamu menyampaikan suatu pendapat. Entah itu orang yang sama atau berbeda. Walaupun dalam hati ingin menyampaikan sudut pandang dengan sangat terang-terangan, ada baiknya untuk ditahan. Kamu bisa menggantinya dengan perkataan yang lebih sopan tapi mengena. Kalau kamu ingin mengakhiri pembicaraan, persiapkan momen dan kalimat yang tepat agar mereka nggak berasumsi macam-macam.
Gimana Bela? Worth to try, kan?