Banyak sekali aktivis perempuan yang mempermasalahkan kesetaraan pendapatan sebagai bagian dari hak mereka. Walaupun itu telah disuarakan, tetapi dalam praktiknya masih banyak kesenjangan pendapatan di tempat kerja. Ternyata, inilah yang menjadi penyebabnya. Baca, yuk.
Kamu pun merasa heran bahwa ada pekerjaan untuk laki-laki dan untuk perempuan ketika melihat beberapa lowongan pekerjaan. Hal ini memang telah lama berlangsung. Dengan
bidang kerja yang berbeda pun seperti bisa menerka bahwa pekerjaan A cocok untuk laki-laki dan pekerjaan B cocok untuk perempuan. Berawal dari hal yang sepele seperti ini pun sudah terjadi kesenjangan. Begitu pun pembagian kerja di kantor, walaupun dalam satu tim akan terasa bahwa terjadi perbedaan.
Hal yang melekat pada perempuan berkarier adalah mereka masih memiliki kemampuan di bawah laki-laki. Padahal dalam menempuh pendidikan dan pengalaman kerja pun juga tidak kalah. Masih ada keheranan dan kebingungan kalau perempuan bekerja di pekerjaan yang
didominasi oleh laki-laki. Selain itu, perempuan sepertinya akan menjalankan beberapa tips untuk mendapatkan promosi selain bekerja cerdas. Dan tidak jarang atasan maupun mentor lebih melihat kinerja laki-laki. Penggunaan logika dan emosi pun masih memengaruhi.
Masalah pendapatan adalah masalah yang sensitif. Selain itu, masih ada tradisi dan anggapan yang sudah lama melekat. Misalnya, perempuan memiliki jam kerja yang lebih sedikit karena harus mengurus pekerjaan domestik sehingga berdampak pada pendapatan. Atau, perempuan
kan ada laki-laki yang nantinya memberi nafkah, dan lain sebagainya. Hal yang seperti ini memang membuat bingung dan akan sulit apabila dicari jalan tengahnya. Karena, belum banyak yang menyadari dan
mau membuat perubahan.
Mulai ada pertanyaan dalam hati apakah pendapatanmu setara?