Siapa bilang deadline itu selalu menyeramkan? Atau mungkin karena ada kata ‘dead’ terselip seakan-akan deadline di kambing-hitamkan menjadi sesosok pembunuh yang mematikan? Padahal bisa jadi lho diri kamu sendiri pembunuh yang sebenarnya selama ini. Sadar nggak sadar, tapi pada kenyataannya begitu.
Aku, kamu dan manusia lain terlalu mudah untuk menyalahkan sebuah deadline padahal sering kesalahan terletak pada diri masing-masing. Memang kesalahan orang lain akan lebih mudah terlihat daripada kesalahan oleh ulah kita sendiri, dan itu sudah menjadi lingkaran setan dari zaman dahulu, penyebab masalah sukar dipecahkan karena manusia sulit untuk introspeksi. Yap, karena akar permasalahan yang muncul dari diri kita sendiri belum dibenahi. Nah berkaitan dengan hal itu, ada beberapa cara agar kamu bisa bersahabat dengan deadline, Bela.
Planner setiap minggu ataupun planner setiap bulan bakal membantu kalian untuk menciptakan target perhari. Kamu bisa menuliskan targetmu sehingga pada saat deadline tiba, kamu sudah selesai mengerjakan atau tinggal melakukan sedikit finishing. Selain itu keuntungan menggunakan planner, kamu bisa menulis H-sekian mendekati deadline jadi biar kamu makin semangat lagi karena deadline sudah di depan mata.
Tips: Mau hemat lagi daripada beli buku planner? Kamu bisa kreasikan sendiri kok! Beberapa cara buat planner yang pernah penulis coba yaitu browsing template planner sesuaikan table yang tersedia dengan selera dan kebutuhan kamu, print dan sesuaikan seukuran kertas binder biar bisa dibawa kemana-mana atau kertas apapun sesuai selera kamu juga boleh kok! Atau jika kamu anak design, buat dan hias sendiri table planner kamu terus di-print deh! Itu bisa kamu pakai untuk seterusnya lho.
Saat kamu bercermin, bayangan di cermin itulah musuh terbesarmu. Menunda pekerjaan adalah sifat malas. Sedangkan malas tercipta karena nafsu. Tapi sebagai seorang manusia tentunya kita punya logika kan? Jangan sampai kemalasan mengalahkan logikamu untuk bangkit. Menjadi berbeda memang banyak tantangannya, yang terpenting jangan terpaku seberapa malasnya kamu tapi seberapa cepat kamu sadar dan bangkit! Waktu nggak akan peduli kamu menggunakannya untuk apa. Yang dia tahu, dia nggak akan mau kembali ke saat di mana kamu menyesal.
Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Ternyata maknanya bukan sekedar prinsip menabung, tetapi melakukan suatu pekerjaan juga lho! Penulis pernah membuktikan pepatah yang satu ini dalam urusan belajar. Jika kamu terbiasa mengerjakan sesuatu dijauh hari, kamu akan mengerjakan pekerjaan apapun dengan cara demikian. Karena kamu mau berubah dan konsisten semua ini akan berubah menjadi kebiasaan baru-mu. Namun jika kamu kebiasaan malas-malasan dan kamu melakukannya dengan konsisten, semua kemalasanmu akan berubah menjadi suatu kebiasaan. Jadi mau pilih yang mana?
Jika kamu sudah yakin menentukan dirimu mau berusaha untuk mengerjakan pekerjaan dijauh hari ataupun dengan metode ternyaman menurut kamu, maka kamu lakukan tekadmu dengan komitmen. Buatlah self punishment jika gagal memenuhi komitmen yang telah kamu buat sendiri. Hal ini membantumu menumbuhkan sifat disiplin terhadap diri sendiri.
Tips: Pilih punishment yang menurut kamu sering mengganggu di kesibukanmu. Contoh yang pernah penulis lakukan adalah jika melanggar kontrak kepada diri sendiri, penulis tidak boleh mengaktifkan social media selama beberapa hari atau jam tergantung seberapa besar pelanggaran yang terjadi.
Jika sudah berhasil untuk mengubah kebiasaan, maka pertahankan hal itu! Percayalah, bahwa memulai itu lebih mudah dari mempertahankan. Karena dalam proses mempertahankan kebiasaan baik, pasti ada saja gangguan baik dari eksternal maupun internal. Ajaklah lingkungan terdekatmu seperti contohnya keluarga, sahabat, partner kerja atau teman sekolah untuk membantu kamu mempertahankan kebiasaan baru. Mungkin akan nampak membuat sekitarmu sedikit terkejut, apalagi jika perubahanmu drastis! Tapi apa salahnya jika perubahan itu menjadikan diri kita lebih baik dan produktif, bukan?
Info lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini