Bertahan di Masa Sulit, Simak Kisah 3 Pelaku UMKM Inspiratif Ini

Pelajaran berharga untuk kamu yang sedang merintis usaha

Bertahan di Masa Sulit, Simak Kisah 3 Pelaku UMKM Inspiratif Ini

Merintis usaha di tengah masa sulit seperti saat ini tentu tidak mudah. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi, salah satunya risiko bangkrut di depan mata karena menurunnya daya beli masyarakat. Meski sulit, bukan berarti kita tidak bisa melewatinya, bukan?

Melalui acara Metal (Makan Santai Tapi Endul) UMKM (Urusan Makan Kian Mantul) di YouTube, Arafah Rianti dan Halda Rianta mengulik cerita menarik nan inspiratif dari tiga pelaku UMKM. Tak hanya menginspirasi, tiga pelaku UMKM kuliner lokal ini berhasil melewati masa-masa sulit, hingga tetap bertahan sampai saat ini.

Penasaran dengan kisah mereka, Bela? Simak selengkapnya berikut ini.

1. Pecel Lele Sambal Rampai, Slipi, Jakarta Barat

Bertahan di Masa Sulit, Simak Kisah 3 Pelaku UMKM Inspiratif Ini

Gianto memulai usaha kuliner didasari oleh hobinya yang suka memasak dan membuat sambal. Bersama istri, Gianto mencoba mendapatkan pemasukan dengan membuka usaha warung tenda  Pecel Lele Sambal Rampai di depan kolong jembatan layang Slipi, Jakarta Barat pada akhir 2018. 

"Pada awal 2019, saya mulai memaksimalkan pemasukan melalui penjualan secara online dan bergabung dengan GoFood. Karena saat awal konsep usaha saya bersama istri kan berada di bawah jembatan sehingga kami berpikir mungkin pelanggan kurang nyaman. Maka, kami memutuskan di awal 2020 hanya menerima pesanan lewat GoFood dan take away," ungkap Gianto. 

Perjalanan Gianto dalam membangun usaha kuliner dipenuhi tantangan. Momen terberat yang harus ia dan istrinya hadapi terjadi saat awal pandemi di mana ia sampai harus menjual maskawin demi mempertahankan usahanya. Namun, karena sikap gigih dan berani Gianto membuat usaha Pecel Lele Sambal Rempah dapat bangkit kembali.

"Sempat terpuruk, saya mulai optimalkan kembali penjualan online di GoFood. Lalu, saya juga giat belajar dalam membangun usaha dan berjejaring dengan sesama pemilik usaha kuliner dalam komunitas Partner GoFood (KOMPAG) secara online. Hampir semua edukasi yang diberikan oleh GoFood kami coba terapkan, seperti ikut promo dan bagaimana memasang foto menu yang menarik." 

Berjualan secara online melalui GoFood membantu Gianto dalam mengembangkan usaha, khususnya dalam mendapatkan pelanggan online yang loyal. Berawal dari pemasukan sekitar Rp2 juta per bulan, omzet Pecel Lele Sambal Rampai meningkat sebesar 650% dan punya 19 cabang, serta mempekerjakan 110 karyawan.

2. Warung Bude Pecel, Tangerang

Warung Bude Pecel merupakan usaha milik keluarga Moris yang dirintis oleh Ibundanya sejak 1998. Awalnya, Ibunda Moris hanya beroperasi di pasar tradisional dari jam 9 hingga 11 pagi dan dilanjutkan dengan berjualan di lingkungan sekolah dekat rumahnya. Namun, karena adanya permasalahan kesehatan pada Ibundanya membuat Moris yang saat itu berada di Wonogiri memutuskan untuk merantau ke Tangerang dan meneruskan usaha keluarganya. 

"Awalnya saya berprofesi sebagai kurir GoSend, tidak memiliki latar belakang sebagai pengusaha. Namun karena ingin meneruskan bisnis keluarga yang sudah lama dirintis oleh Ibu saya. Saya selalu semangat untuk belajar tentang bisnis kuliner. Akhirnya, saya pun nekat ajak Ibu untuk buka Warung Bude Pecel di teras rumah dan mulai mendaftarkan usaha kami secara online di GoFood melalui aplikasi GoBiz secara gratis pada awal 2021," ujar Moris. 

"Semenjak bergabung dengan GoFood, usaha kami dapat dijangkau oleh pelanggan secara lebih luas dan memudahkan mereka untuk memesan tanpa harus datang ke warung. Selain itu, saya menggunakan aplikasi GoBiz yang dapat membantu dalam mengatur tutup buka usaha saya di waktu kapan saja melalui handphone. Ditambah lagi, saya sering mengikuti promo dari GoFood sehingga usaha saya makin dikenal dan berkat ikut promo tersebut dapat membantu saya dalam meningkatkan penjualan," kata Moris antusias.  

3. Ayam Geprek Express, Cibubur

Awalnya, Mian berprofesi sebagai pengemudi GoRide pada 2017. Namun ketika pertama kali pandemi terjadi di awal 2020, ia mengalami kesulitan mencari pemasukan dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sehingga ia harus memutar otak untuk dapat bertahan demi keluarganya di rumah. Berkat tuntutan keadaan, Mian berinisiatif dan bermodalkan uang sebesar Rp500 ribu untuk membuka usaha kuliner Ayam Geprek Express dari dapur rumahnya di Cibubur, Bogor, Jawa Barat. 

"Sejak hari pertama Ayam Geprek Express beroperasi, usaha saya sudah bergabung dengan GoFood dan berhasil mendapatkan tiga pesanan pertama secara online. Berawal dari keberhasilan di hari pertama berjualan itu, saya semakin optimistis berprofesi sebagai pengusaha kuliner. Saya juga tidak merasa sendirian dalam mengembangkan usaha, gabung dengan GoFood membuat saya dapat mengikuti Komunitas Partner GoFood (KOMPAG). Dari komunitas tersebut, saya bisa belajar lebih dalam mengenai tren bisnis kuliner online seperti strategi mengatur harga jual produk," jelas Mian. 

Berkat teknologi digital dan ragam edukasi serta pelatihan yang disediakan oleh ekosistem Gojek, Ayam Geprek Express berhasil meningkatkan penjualan sebesar lima belas kali lipat sejak awal berjualan hingga saat ini. Bahkan, Mian telah mampu menghasilkan omzet hampir Rp77 juta per bulannya dan melayani kurang lebih 75 pesanan setiap harinya. 

Inspiratif bangetya, Bela kisah para pelaku UMKM kuliner lokal tersebut. Ini menandakan bahwa jika kamu mau berusaha pasti akan ada jalan yang bisa kamu tempuh. Jangan pernah menyerah seperti perjuangan dari ketiga pemilik usaha kuliner yang kini sukses di tengah pandemi yang berangsur-angsur pulih.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved