Bela, kamu tahu nggak kalau hari ini di Negara Barat sedang merayakan 'National Stress Awareness Day'? Ngomong-ngomong masalah stress, hari ini warga Jakarta juga sedang khawatir akan kabar demo anti Ahok. Bahkan isu ini membuat beberapa perusahaan memutuskan untuk meliburkan karyawannya khusus di tanggal 4 November. Duh, pusing juga ya memikirkan permasalahan politik seperti ini, selain menghambat aktifitas, warga Jabodetabek juga resah dan stress bagaimana nantinya kondisi Jakarta.
Well, kita doakan semoga aman ya Bela. Apalagi kita sudah akrab dengan istilah "Jakarta Keras" dan praktis menuntut kita untuk tangguh dan juga membuat kita mudah penat. Misalnya ya seperti saat ini, kita stress karena isu demo. Sebenarnya nggak hanya stress karena demo aja ya yang harus kita hadapi sebagai warga Jakarta, tapi kita juga harus menghadapi segala permasalahan di Jakarta seperti;
Duh, yang satu ini sepertinya sejagat raya juga sudah tau ya kalau Jakarta itu selalu macet. Kamu salah satu yang mengharapkan MRT segera rampung nggak sih? Biar macet segera terurai.
Seperti saat terjadinya penembakan di Thamrin, warga Jakarta merasa ketakutan atas tragedi ini. Bayangkan saja, seorang pelaku tembak dengan tega menarik pelatuk pistolnya kepada Polisi yang sedang bertugas.
Biasanya commuter line di Jakarta sering mengalami masalah di sistem persinyalannya. Kalau kejadian ini terjadi di pagi hari dan di jam kantor, banyak pengguna commuter line mengeluh dengan pelayanan transportasi publik ini. Karena commuter line lah satu-satunya transportasi alternatif bagi warga Bogor, Depok, dan yang lainnya untuk menuju kantor tanpa hambatan lampu merah dan macet. Hanya saja, kita harus berdesak-desakan dan rela berdiri berjam-jam.
Menurut catatan Koalisi Pejalan Kaki, hanya sekitar 20% jalanan di Jakarta yang dilengkapi trotoar dengan ukuran ideal, yaitu 3 meter. Sisanya masih menggunakan trotoar tidak ideal atau tidak ada sama sekali.Kamu pernah kan melihat trotoar pejalan kaki di Jakarta sering tidak rata atau justru terhalang pohon besar? Bahkan trotoar yang dikhususkan untuk pejalan kaki justru banyak dilintasi oleh pengguna sepeda motor demi menghindari macet! Ah lagi-lagi macet ya alasannya. Begitu juga dengan jembatan penyeberangan di beberapa wilayah, ada yang digunakan para pedagang untuk berjualan, dan ada pula yang dijadikan sebagai media iklan. Bahkan beberapa bulan lalu, jembatan penyeberangan di Pasar Minggu ambruk karena adanya billboard, kejadian ini pun menelan jiwa.
Memang sih Ahok sudah sering banget menegakkan reformasi birokrasi. Tapi pada nyatanya, masih banyak pekerja pemerintah yang masih bandel. Misalnya saja pekerja kelurahan yang katanya akan melayani warga untuk membuat KTP online hingga hari Sabtu. Tapi kenyataannya, mereka selalu beralasan "nggak bisa online".
Setiap pergantian Presiden, Indonesia nggak pernah absen mengalami kenaikan harga bahan bakar minyak. Kalau sudah ada keputusan kenaikan harga, praktis membuat harga kebutuhan rumah tangga juga ikut naik, begitu juga dengan tarif publik transportasi yang menggunaan BBM, harganya bisa melambung tinggi. Huh, makin boros ya.
Kamu juga kesal nggak dengan keenam list di atas dan yang mana yang paling kamu kesali Bela?