Belakangan ini begitu banyak informasi yang meresahkan tersebar di medsos hingga aplikasi chatting. Nggak jarang pula banyak dari kita atau temanmu yang ikut main sebar berita via Whatsapp yang kebenarannya patut diragukan. Saat diprotes mereka ada saja yang menjawab "Loh ini kan akun gue, bebas dong," atau "Buat waspada aja," itu sih hanya dalih mereka saja. Bela, jangan sampai kamu juga termasuk 'pengikut' asal sebar informasi di medsos dan broadcast message di aplikasi chatting ya! Karena kamu harus ingat etika ini, Bela.
Seperti yang telah dilansir DetikInet, Dewi Widya Ningrum, mantan Jurnalis yang aktif membantu kampanye program Internet Sehat ini mengatakan kalau banyak pihak yang sengaja memanfaatkan layanan media sosial untuk menyebar informasi hoax dan provokatif, termasuk yang bernada kebencian (hate speech) untuk tujuan memecah belah. Bahkan ada orang yang sengaja membuat situs seperti itu hanya untuk mendapatkan uang melalui iklan lewat Google AdSense. Pendapatan yang diperoleh situs-situs tersebut dari AdSense per harinya bisa mencapai jutaan rupiah! Jadi sebelum kamu sebarkan kembali broadcast yang kamu terima kepada teman-temanmu lainnya, sebaiknya kamu cek di Google, adakah situs berita yang tepercaya yang memberitakan informasi yang kamu terima? Kalau tidak ada, sudah pasti itu hoax. Nggak perlu lagi kamu sebar!
Media sosial yang memudahkan kita untuk berkomunikasi ternyata alat yang paling mudah untuk menyebar informasi tanpa filter. Setelah kejadian
bom bunuh diri di Kampung Melayu banyak netizen yang menyebar foto sadis korban yang tewas, banyak pula yang gerah dan marah ketika foto itu tersebar. Bela, kamu jangan seperti itu ya, sebelum kamu klik 'Forward' lalu 'Send', coba
deh pikirkan bagaimana perasaanmu melihat foto korban yang tewas itu adalah anggota keluarga atau keluarga terdekatmu? Stres dan sedih
kan pastinya? Selain mengganggu, secara tidak langsung kita tidak menghargai keluarga korban. Jangan ragu pula untuk menegur dengan baik kepada temanmu yang ikut menyebarkan foto sadis. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saja menghimbau penyebaran foto seperti itu justru akan memberikan “angin segar” bagi pelaku dan memicu ketakutan masyarakat.
Di era modern ini dengan puluhan aplikasi media sosial, kita memang sudah terbiasa membaca kabar terkini lewat Twitter, Instagram, dan Facebook, karena lebih praktis. Tapi ingat, kamu harus follow akun berita tepercaya ya Bela. Jangan sampai kamu ikut terprovokasi ketika membaca hate speech, atau berita lainnya. Jadilah pengguna media sosial yang bijak. Begitu juga kalau kamu melihat berita banyaknya jenazah bayi atau anak kecil yang menjadi korban perang di Suriah, meski beritanya sangatlah pilu, foto korban tak pantas kamu sebarkan.
Jadi, sudahkah kamu jadi pengguna media sosial yang bijak Bela?