Satu minggu yang lalu, jurnalis berhijab di Newsy, Noor Tagouri mengunggah fotonya di instagram. Semua mata tertuju padanya. Pada foto tersebut, ia tampil maskulin menggunakan celana dan biker jacket berwarna hitam, dengan ekspresi wajah yang fierce. Bukan karena fotonya semua orang membicarakan perempuan berhijab ini, tetapi pada caption-nya, pemilik akun @Ntagouri ini mengumumkan foto yang ia unggah tersebut adalah sesi pemotretan yang ia lakukan bersama tim redaksi Majalah Playboy! Yap, Bela nggak salah menduga kok, yang dimaksud memang majalah pria yang fenomenal dan kontennya yang sangat kontroversial!
Tagouri merasa terhormat akan muncul di majalah pria dewasa yang akan diterbitkan pada bulan Oktober mendatang. Tentunya Tagouri tetap menggunakan hijabnya, Bela. Justru perempuan berusia 22 tahun ini membicarakan isu mengenai kariernya sebagai jurnalis muslim yang tetap mengenakan hijabnya, sementara islomophobia semakin menjangkit dan banyak pula orang yang menyatakan dirinya anti-muslim semenjak tragedi 911.
Apalagi pekerjaannya yang cukup menantang ini bisa meningkatkan awareness terhadap permasalahan islamophobia di negeri barat. Tagouri yang memiliki followers sebanyak 162K di Instagramnya ini mengaku menjadi muslimah adalah sebuah keuntungan baginya. "Saya sadar, kelompok kami menjadi objek dan diekspoitasi dalam berita yang negatif," ujarnya kepada Playboy. "Ya, saya tahu kok rasanya saat media salah menginterpretasikan perempuan muslim. Tapi sebagai jurnalis, saya nggak akan melakukan hal seperti itu. Saya justru ingin bercerita seperti bagaimana muslimah sebetulnya karena ini penting dan perempuan muslim berhak mendapatkan keadilan," tambahnya.
Tagouri tetap merasa langkahnya tak salah untuk menyetujui Playboy melakukan interview dengannya. Sisi positifnya ia bisa mewakili perempuan muslim seluruh negeri yang dirugikan setelah banyak media massa memojokkan perempuan muslim yang berhijab. Namun tak sedikit juga yang skeptis akan hasil wawancara Tagouri dengan Playboy. Misalnya saja Sufiya Ahmed, ia membuat surat terbuka kepada Tagouri melalui akun Blog Huffingtonpost.com. Ahmed menyayangkan bahwa hijab yang menjadi simbol sebagai kehormatan seorang perempuan muslim, tidak tepat disandingkan dengan konten Playboy yang sisanya menjadikan tubuh perempuan menjadi objek seksualitas kaum pria.
"Sebagai aktivis perempuan, saya kecewa dengan keputusanmu memilih Playboy sebagai media untuk mengomunikasikan pemberdayaan perempuan," ketik Ahmed yang ditujukan kepada Tagouri pada twitternya. Well, pendapat Ahmed sebetulnya punya dasar untuk menentang pilihan Tagouri. Karena Tagouri sempat mengatakan kepada Playboy kalau banyak pula anak muda yang menjadi penggemarnya, dan seringkali para teenagers meminta berfoto bersamanya karena ia menggunakan hijab. Jadi, karena hal inilah Ahmed keberatan, ia takut para penggemar Tagouri akan segera membeli majalah Playboy edisi Oktober karena idolanya, sementara konten majalah Playboy tersebut cukup mengkhawatirkan.
Tapi jika dilihat dari sisi positifnya, Tagouri menunjukkan ia bukan seorang muslimah yang bungkam. Prestasi dan profesinya sebagai jurnalis serta news anchor berhijab menunjukkan ia setara dengan perempuan lainnya. Bagaimana menurutmu Bela?