Tepat di hari kelima pagelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2017, Vivy Yusof, pemilik e-commerce terbesar di Asia Tenggara ini memilih KAMI IDEA dan Diana Rikasari secara eksklusif untuk mewakili fashion show e-commerce miliknya, Fashion Valet (FV). Well Bela, di tangan Vivy, FV sudah memiliki lebih dari 400 label fashion terpilih, dan sudah memiliki satu toko di Singapore, dan dua di Malaysia. Sosoknya pun memberi pengaruh besar bagi milenial di Malaysia.
Pengusaha asal Malaysia ini pun sangat yakin dengan bisnis yang ia miliki ini bisa bertahan dan terus sukses meski harus menghadapi pesaing, khususnya e-commerce dari negara barat. "I have to win," ucap Vivy kepada Popbela.com dengan tegas.
So, Bela, jika kamu sangat ingin sukses membangun bisnis sendiri seperti Vivy Yusof, kamu harus memiliki sikap optimis yang dimiliki perempuan berusia 28 tahun ini. Berikut beberapa hal yang harus kamu tahu mengenai Vivy Yusof:
1. Hijabers Pertama yang Terpilih Menjadi "Friends of the House" untuk Louis Vuitton
my.asiatatler.com
Buatnya pengalaman ini seperti mimpi yang menjadi nyata. Pasalnya Vivy sudah menjadi fans Louis Vuitton sejak ia duduk di bangku sekolah. Dan dia sangat bangga karena LV concern dengan keberadaan perempuan berhijab. "Hijaber is the huge market now, so silly to ignore hijab people," ucapnya saat di fashion tent JFW.
2. Ayahnya Menjadi Mentor Bisnis Baginya
www.prestigeonline.com
Ibu dua anak ini memiliki orangtua yang disiplin, ayahnya selalu mendorongnya untuk mendapatkan ranking 1 selama ia di sekolah. So, sudah menjadi kebiasaan Vivy untuk optimis dan mempunyai keberanian sebagai pemenang. "Sebagai pengusaha, kita harus berani, dan harus menanamkan diri untuk selalu menjadi pemenang." Meski ayahnya tipe yang selalu mendukung, ayahnya nggak akan membiarkan Vivy menjalani bisnis tanpa mengetahui perencanaan terlebih dahulu. "Tapi aku juga harus memberikan penjelasan yang detil bagaimana rencanaku ketika membangun Fashion Valet, dia ayah yang berbeda dari yang lain. Selain mendukung, tapi juga dia menuntutku untuk memberi penjelasan dan meyakinkannya seberapa matang rencana yang aku buat untuk membangun bisnis baru. Nggak hanya memberi tanggapan "oh,sure do what you want do". Dia tipe yang tegas, he wants you to do what you want to do, but he wants to guide you as well."
3. Label Fesyen yang Pernah Ia Pilih Tidak Laku di Pasaran
www.theasianentrepreneur.com
Kejadian ini pernah Vivy rasakan ketika ia pertama kalinya membangun FV. But show must go on right? Selama 6 tahun belajar di dunia e-commerce, Vivy sudah sudah banyak belajar dari kesalahan yang ia buat. "Ya, faktanya memang sebetulnya banyak banget brand yang bagus, tapi dengan alasan lain ada juga brand yang nggak laku di pasaran. Ada juga yang very well dari sisi penjualan. Now i think I do well, I want to see the reputation, karena FV ingin menolong designer pendatang baru yang terus produktif, bukan yang sekali tenar langsung lenyap," ucap istri Fadzarudin Anuar ini.
4. "Aku Belum Sukses"
www.prestigeonline.com
Ketika ditanyakan apa definisi sukses, lulusan London School of Economy ini mengatakan ia tidak pernah mendefinisikan sukses. "Buat saya, kalau kita mendefinisikan sukses, dan kamu sudah meraih kesuksesan, lalu selanjutnya apa? ya, mungkin kita akan sangat bangga. But, I look for another goal, I neer feel that im succesfull I never define success, because if you define success, and you get that, then what? you might fel very proud, I always make my self work harder, look another goal and reach my goals. I never feel that im successful," tutupnya.