Menutup bulan Agustus 2023, cuaca Bali sedang panas berangin, namun terkadang turun hujan deras. Rencana kompetisi selancar tahunan Rip Curl Cup Padang Padang, Bali 2023, pada akhirnya gagal diadakan karena kondisi ombak yang besarnya tidak sesuai dengan standar kompetisi dan tidak konsisten. Dari beberapa peselancar profesional yang akhirnya memilih pulang ke negaranya, tinggallah Erin Brooks. Atlet selancar perempuan yang baru saja menginjak usia 16 tahun.
Jika kompetisi bisa berlanjut, maka ia akan menjadi peserta termuda melawan para pro surfer yang sudah melakoni karier ini lebih lama dibanding Erin. Sebelum melanjutkan perjalanan ke negara-negara lain untuk berkompetisi, Erin memilih menghabiskan waktu lebih lama di Bali untuk surfing. Di kesempatan tersebut, secara eksklusif Erin duduk bersama saya di tebing Uluwatu Surf Villas, untuk berbincang mengapa ia memilih surfing sebagai jalan kariernya.
Jatuh cinta dengan berselancar di usia 9 tahun
Lahir dan tumbuh di Boerne, Texas, Amerika Serikat, tentu menjauhkan Erin dari laut. Namun ketika kakak lelakinya lulus SMA, keluarga Erin memutuskan pindah ke Maui, O'ahu - Hawaii. Di sanalah pertama kali ia mengenal selancar.
"Tidak ada satu orang pun di keluargaku yang berselancar, jadi saat itu, belajar berselancar adalah pengalaman pertama kami semua karena kami pikir hal ini sangat menyenangkan," kata Erin.
Saat itu juga Erin jatuh cinta dengan berselancar dan dengan cepat menguasai olahraga ini. "Dari ombak pertama yang aku dapatkan, saat itu juga aku tahu, aku mau melakukan ini seumur hidupku," kenangnya. Ketika itu ia masih berusia 9 tahun, lho, Bela.
Tinggal di Maui membuatnya merasa sangat bersyukur untuk kesempatan menghabiskan waktu setiap hari untuk berada di lautan dan mengejar ombak. "Rasanya sangat indah berada di sana (laut) dan membuat aku sangat bahagia," tambahnya.
Remaja kelahiran17 Juli 2007 tersebut memang lahir dari keluarga pencinta olahraga. Ibunya melakukan gimnastik dan cheerleading ketika muda, ayahnya, Jeff Brooks, senang sepak bola, sementara kakak lelakinya seorang pemain football. Namun yang membuat prestasinya semakin luar biasa adalah ia baru tujuh tahun menekuni selancar.
Meski tak ingin disebut sebagai pro surfer, namun sebagai atlet selancar, ia sudah menyabet berbagai titel juara. Titel pertamanya adalah ketika memenangkan Amateur Contest Oahu Hawaii tahun 2019. Kontes ini diperuntukkan bagi kelas anak-anak namun merupakan kontes terbesar di Hawaii.
"Pertama kali ikut kompetisi, sebenarnya pengalamanku masih sangat minim, sehingga aku merasa aku tidak melakukannya dengan baik, meski tujuan utamaku adalah untuk bersenang-senang. Namun dari pengalaman itu, membuatku justru ingin berlatih lebih giat," tukasnya.
"Apalagi aku merasa, karena aku mulai surfing di usia 9 tahun, sementara banyak anak-anak kecil di Hawaii sudah mulai surfing sejak mereka usia 3-4 tahun dan mereka tentu berselancar lebih baik dari aku. Hal itu membuatku punya determinasi tinggi untuk berlatih dengan keras," tambah gadis yang mengidolakan Bethany Hamilton tersebut.
Cinta ombak Indonesia
Bagi peselancar berprestasi, tentu yang dinanti adalah adanya brand yang mensponsori mereka. Untuk Rip Curl sendiri, mereka mensponsori beberapa peselancar laki-laki dan perempuan, baik dari dalam maupun luar negeri—termasuk Erin Brooks dari Rip Curl US pada Januari 2020. Namun memang, hingga sekarang, tidak banyak perempuan Indonesia yang mau menekuni olahraga air ini. Padahal, Indonesia menjadi salah satu destinasi surfing terbaik di dunia.
Tidak heran jika ombak paling favorit bagi Erin adalah di Mentawai, Sumatra Barat, bernama macaroni wave. "Jika harus memilih, maka aku akan memilih Mentawai. Di Mentawai ada ombak bernama Ombak Macaroni. Ombak yang mengarah ke kiri tersebut, terasa sempurna untukku. Rasanya ingin selalu berada di sana kalau sedang ke Mentawai," ceritanya.
"Sebelum memulai kompetisi, biasanya aku melakukan peregangan, lalu berbicara dengan ayahku dan pelatihku. Setelahnya, aku berdoa, memasang tali papan di kakiku, lalu paddling ke tengah laut. Setiap hit tentu aku merasa grogi, namun aku kembali mengingatkan diriku bahwa sudah banyak persiapan yang aku lakukan untuk berada di (kompetisi) sini, jadi ini adalah momen yang tepat untuk menunjukkan ke orang-orang hasil dari latihanku selama ini."
Mungkin jam terbang Erin memang belum panjang dalam berselancar, namun fakta bahwa ia sudah menjadi atlet di usia12 tahun, lalu memenangkan emas U-16 di Kejuaraan Junior Dunia ISA 2022 di El Salvador pada bulan Juni tahun lalu, membuktikan bahwa ia hadir untuk menjadi yang terbaik. Apalagi saat itu, Erin baru berusia 14 tahun.
Sampai awal September, Erin akan berada di Indonesia untuk terus berlatih dan bersenang-senang, sebelum akhirnya ia terbang ke California untuk mengikuti Rip Curl WSL Finals (8-16 September) dan Oceanside Super Girl (22-24 September). Bahkan jadwalnya di bulan Oktober 2023 sudah dipenuhi dengan ragam kompetisi, seperti Vissla Pro Ericeira Portugal WSL Challenger Series, Corona Saquerema Pro Brazil WSL Challenger Series, serta PanAm Games di Chili.
Lalu bagaimana dengan pendidikannya? "Dia adalah murid berprestasi yang selalu mendapatkan nilai A," kata sang Ayah, Jeff Brooks. "Di Amerika, remaja bisa melakukan sekolah online dan Erin akan segera lulus SMA di usianya yang amsih 16 tahun," tambahnya lagi.
Erin telah membuat sejarah dengan berkompetisi dan mengalahkan tidak hanya perempuan, namun juga peselancar pria yang usia dan ukuran tubuhnya dua kali lipat dari dirinya. Ia ingin menginspirasi perempuan muda untuk mau melihat potensi olahraga air yang menyenangkan ini, tanpa terlalu mengkhawatirkan warna kulit yang akan berubah.
Jika peselancar remaja perempuan dari luar negeri begitu mencintai ombak Indonesia, apakah remaja perempuan Indonesia mau melirik olahraga selancar dan menikmati keseruan ombak di Indonesia yang laksana surga?