Bekerja di rumah atau nggak harus datang ke kantor menjadi impian bagi semua generasi millennials saat ini. Nggak perlu bermacet-macet ria di jam pergi dan pulang kantor, bisa bebas traveling tanpa memikirkan jatah cuti, hingga terbebas dari drama-drama kehidupan kantor menjadi alasan tersendiri mengapa bekerja di rumah menjadi cita-cita mereka.
Namun sayangnya, nggak ada yang menyadari bahwa di balik kenyamanan yang terlihat itu tersimpan satu permasalahan besar yang mengintai bagi pekerja ‘rumahan’. Yakni adanya kesenjangan upah (pay gap) yang didasarkan pada gender. Kok bisa?
Perempuan menerima upah enam kali lebih rendah
Dalam sebuah studi yang berjudul The Anywhere Worker yang dilakukan oleh perusahaan AND Co dan Remote Year menemukan beberapa fakta mengejutkan dari hasil penelitiannya terhadap mereka yang memilih bekerja di rumah tanpa harus sering ke kantor. Selain gaya hidup yang berubah dan kebutuhan akan traveling yang tinggi, menghindari politik kantor dan tantangan untuk bekerja mandiri menjadi alasan tersendiri mengapa bekerja di rumah sangat diimpikan bagi generasi millennials.
Sayangnya, euforia bekerja dari rumah ini dimanfaatkan untuk memberikan upah yang dinilai nggak adil. Studi tersebut menyebutkan bahwa kesenjangan upah yang diterima oleh pekerja lepas laki-laki lebih tinggi enam persen dibandingkan perempuan dengan alasan laki-laki lebih mampu menyelesaikan pekerjaan lapangan dengan lebih baik.
Mendorong perempuan untuk turut berkarier di bidang digital teknologi
Hal lain yang memengaruhi kesenjangan gaji adalah pilihan karier yang dapat ditekuni. Dalam studi tersebut juga disebutkan bahwa laki-laki memiliki banyak pilihan karier yang bisa mereka tekuni sehingga gaji yang mereka terima pun bisa lebih tinggi. Karier yang bisa dipilih oleh pekerja lepas laki-laki biasanya di bidang teknik dan digital. Sementara pekerja lepas perempuan, rata-rata mengambil bidang kreatif dan desain sebagai pilihan kariernya.
Untuk mengurangi kesenjangan tersebut, AND Co dan Remote Year menyarankan dan mendorong perempuan untuk lebih percaya diri menekuni karier di bidang teknik, teknologi dan digital. Dengan begini, diharapkan kesenjangan semakin kecil atau bahkan upah yang diterima perempuan bisa sama dengan pekerja lepas laki-laki.
Tanyakan soal transparansi sebagai solusi
Hal lain yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kesenjangan upah adalah dengan meminta transparansi upah untuk mengetahui perbedaan yang ada. Sebelum mengambil pekerjaan, ada baiknya kita mencari tahu terlebih dahulu berapa upah rata-rata yang terdapat di dunia kerja. Meski terkadang beberapa perusahaan akan merahasiakannya, jika kita bisa mengetahuinya walau tidak terlalu rinci, hal ini bisa menjadi pertimbangan kita ke depannya.
Dari studi ini paling tidak kita mendapatkan satu hal yang bisa digaris bawahi, yakni kesenjangan upah berdasarkan gender tetap terjadi, baik di kantor konvensional maupun bagi pekerja lepas. Hal yang bisa kita lakukan sebagai solusi saat ini adalah meminta transparansi upah untuk meminimalisir kesenjangan tersebut.