Dua tahun berselang sejak musibah tsunami yang menerjang Tanjung Lesung, Banten, memang tak mudah dilupakan begitu saja. Banyak kisah sedih dan kenangan di baliknya yang tak akan mudah terhapus dari ingatan. Terlebih bagi Ifan. Karena kejadian satu malam, 22 Desember 2018 itu, Ifan kehilangan istri tercintanya, Dilan, serta seluruh personel Seventeen lainnya.
Bersama dengan Mahakarya Pictures, kisah tersebut diangkat ke layar lebar lewat film dokumenter berjudul Kemarin. Disutradarai oleh Upie Guava dan naskahnya ditulis oleh Wisnu Suryapratama.
Kemarin akhirnya tayang di bioskop pada 3 Desember 2020, setelah mundur yang awalnya dijadwalkan rilis pada bulan Agustus 2020. Lewat channel YouTube Mahakarya Channel, mereka yang terlibat membagi kisahnya seputar proses dan perjuangan dalam membuat film ini.
Seperti apa penuturan mereka? Simak kisah dan penuturan mereka berikut ini.
Kemarin tidak hanya bercerita tentang tragedi tsunami Banten
Ketika tsunami Tanjung Lesung, Banten terjadi, tragedi tersebut langsung menarik perhatian dunia. Tak sedikit media online luar negeri yang turut menulis dan memberitakan kabar ini. Karena kejadian ini, masih banyak warganet yang menduga bahwa film Kemarin hanya bercerita tentang tragedi tersebut.
Menurut Dendi Reynando, produser film Kemarin sekaligus CEO Mahakarya Pictures, mengatakan kalau film ini bercerita lebih luas. Kemarin menceritakan perjalanan dan pasang surut karier band Seventeen. Dendi mengatakan ia cukup memiliki banyak footage dan dokumentasi bersama Seventeen, baik di belakang maupun depan panggung, yang menambah kaya cerita film Kemarin.
Tambahan footage dari dokumentasi di kamera Andi yang mendadak ditemukan
Saat tsunami terjadi, air menyapu semua benda yang ada di depannya. Termasuk vila tempat Seventeen menginap. Semua benda yang ada di dalamnya, yakni barang-barang pribadi milik personel Seventeen juga ikut porak poranda.
Secara mengejutkan, tepat satu bulan setelah kejadian tersebut, kamera milik Andi (drummer) mendadak ditemukan. Kamera tersebut rusak, namun data di dalamnya bisa diselamatkan. Rekaman video terakhir yang menggambarkan situasi para personel sebelum manggung menjadi tambahan footage autentik untuk film dokumenter ini.
Alasan Upie Guava dipilih sebagai sutradara
Dari sekian banyak sutradara, Dendi dan Ifan memilih Upie Guava sebagai sutradara bukan tanpa alasan. Jika merunut kembali ke belakang, Upie dipilih karena kedekatannya dengan band Seventeen sudah cukup lama.
Menurut penuturan Upie, ia mengenal Seventeen bahkan sebelum Ifan mengisi posisi sebagai vokalis. Upie yang juga mendesain sampul kaset album Seventeen yang pertama, yakni Bintang Terpilih dan menyutradarai beberapa video klip Seventeen, salah satunya “Selalu Mengalah”.
Mengenal Seventeen secara personal dan turut menjadi saksi pasang surutnya band tersebut, membuat Upie dipercaya menjadi sutradara film dokumenter Kemarin.
Reka ulang tsunami menjadi adegan paling berat dan sulit
Dalam proses pembuatan film ini, menurut Upie, adegan yang paling berat dan sulit adalah mereka ulang tsunami. Memanfaatkan kolam ombak di Taman Mini Indonesia Indah, proses pengambilan gambar ini memakan waktu dua hari. Upie harus membangun set panggung dan menggunakan green screen untuk mendapatkan visual yang semirip mungkin dengan kejadian aslinya.
Film dokumenter paling menguras emosi selama proses pembuatannya
Kejadian tsunami Banten pasti akan menjadi momen yang tak bisa dilupakan Ifan sepanjang hidupnya. Selama proses pembuatan film dokumenter ini, merupakan proses paling menguras emosi bagi Ifan. Mulai dari mengunjungi kembali lokasi tragedi, vila tempat terakhir mereka berkumpul, hingga bertemu dengan keluarga personel band lainnya benar-benar membuat Ifan kehabisan energi.
Rilis versi director's cut
Kamu nggak sempat menonton film Kemarin saat diputar di bioskop, Bela? Tenang saja, Kemarin juga akan tayang secara terbatas pada tanggal 19-21 Maret 2021 di platform BioskopOnline.com.
Yang lebih istimewanya lagi, film yang tayang di BioskopOnline.com adalah versi director's cut yang akan menghadirkan sedikit perbedaan dengan film sebelumnya.
"Sebagai sutradara saya memiliki pandangan tersendiri tentang film ini. Terlepas dari kepentingan, film 'Kemarin' versi director's cut ini saya benar-benar mengeksplorasi lagi. Menurut saya, ini adalah angle paling pas secara story telling. Saya bisa bertutur lebih baik, namun dapat memberikan impact yang lebih emosional," ungkap Upie Guava, dalam virtual press conference yang diselenggarakan pada 18 Maret 2021 lalu.
Menonton trailer dan cuplikannya saja sudah bisa bikin Popbela berkaca-kaca. Siap-siap tisu jika ingin menonton lengkapnya, nih. Film dokumenter Kemarin versi director's cut sudah dapat kamu saksikan di BioskopOnline.com secara terbatas pada 19-21 Maret 2021 hanya dengan Rp30 ribu.
Cocok ditonton di akhir pekan bersama keluarga, nih!