Satu tahun lebih berada di situasi pandemi, tentu sangat tidak mengenakan. Banyak kegiatan jadi serba terbatas untuk mengurangi interaksi, demi menekan penularan virus COVID-19. Tak bisa berada di kondisi seperti ini terus, beberapa industri mulai bangkit untuk kembali menjalankan roda ekonomi yang sempat terhenti. Salah satunya, industri perfilman.
Perlahan, industri film mulai bangkit dan kembali syuting dengan berusaha keras menaati prosedur kesehatan. Para pekerja film di Hollywood yang mulai aktif kembali, menjadikan industri film porno sebagai kiblat mereka. Bagaimana tidak, industri film panas di Amerika Serikat hanya 'libur' tiga bulan di awal pandemi sebelum akhirnya beroperasi seperti biasa.
Bagaimana industri film porno bisa bertahan di tengah terjangan pandemi ini? Simak penjelasannya berikut.
Istirahat tiga bulan saat awal pandemi
Di awal pandemi, tepatnya pada bulan Maret 2020 lalu, semua industri terpaksa berhenti karena imbauan lockdown yang diterapkan di berbagai negara. Semua orang bekerja dari rumah, sementara beberapa pekerjaan, seperti dunia hiburan dan film, harus berhenti total.
Namun, bagi industri film porno, 'libur' karena lockdown cukup tiga bulan saja. Di bulan Juni 2020, mereka sudah aktif kembali memproduksi film dengan menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat dari biasanya.
Belajar dari pengalaman wabah HIV tahun 1990
Sebelum pandemi tahun 2020, industri film porno Amerika Serikat pernah nyaris bangkrut karena digempur wabah HIV di tahun 1990-an. Akibat wabah ini, industri tersebut rugi hingga miliaran dolar. Sadar jika industri ini merupakan bidang yang rentan terpapar virus, pelaku industri film porno pun mulai menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Sebelum mulai syuting, setiap aktor dan kru yang bertugas di lapangan harus menjalani tes HIV. Mereka yang negatif diperbolehkan bekerja, sementara yang berisiko diminta untuk menjalani perawatan di bawah pengawasan dokter. Tes ini terus diulang selama 14 hari sekali untuk memastikan kesehatan para aktor dan kru.
Kini, saat pandemi, aturan tersebut diterapkan lebih ketat. Melansir dari IrishTimes.com, bukan hanya tes HIV, para aktor dan kru juga diminta untuk melakukan tes usap untuk memastikan mereka benar-benar bersih dari virus.
Semua aktor kooperatif dengan aturan ini, sehingga syuting berjalan lancar
Aturan yang diterapkan di industri film porno ini mendapat sambutan positif, khususnya dari para aktor yang sangat rentan terpapar virus. Mereka sangat kooperatif dan hanya mau terlibat syuting apabila semua hasil tes PCR dan RNA menunjukan hasil negatif.
Hal yang membuat bisnis ini terus bertahan di tengah pandemi adalah mereka yang terkonfirmasi positif, diberikan waktu untuk istirahat hingga dinyatakan benar-benar pulih. Selama masa pemulihan, mereka akan tetap mendapat tunjangan, gaji yang dibayarkan penuh dan dapat bekerja sesuai kontrak saat telah sehat kembali.
Apa yang dilakukan oleh industri film porno ini kemudian diadaptasi oleh industri lainnya. WashingtonPost.com menyebutkan bahwa beberapa pekerja seni Hollywood sudah dua kali melakukan Zoom meeting dengan pelaku industri film porno untuk mengadaptasi protokol kesehatan yang serupa.
Konsumsi film porno meningkat di tengah pandemi
Berdasarkan jurnal dengan judul "Internet and Pornography Use During the COVID-19 Pandemic: Presumed Impact and What Can Be Done", yang dipublikasikan di Frontiersin.org, di masa pandemi ini jumlah permintaan akan film dewasa meningkat secara signifikan. Laporan tersebut juga menemukan bahwa konsumsi film porno meningkat hingga lima kali lipat, dibandingkan tahun 2019 selama pandemi satu tahun terakhir.
Hal ini didasari oleh banyak faktor. Pertama, film porno menjadi salah satu sarana hiburan yang mudah diakses hanya menggunakan ponsel dan jaringan internet. Rasa bosan yang melanda karena di rumah saja, membuat orang-orang dengan mudah mengaksesnya sebagai sarana hiburan mereka.
Kedua, beberapa situs penyedia layanan film porno berbayar juga sempat menggratiskan konten premium mereka agar orang-orang tetap berada di rumah. Sebut saja PornHub sempat menggratiskan konten premiumnya di awal Maret 2021 selama dua minggu. Bahkan situs tersebut mengiklankan hal ini di Twitter yang siapa saja bisa mengaksesnya.
Oleh karena itu, meningkatnya adiksi terhadap konten berbau seksual di masa pandemi, menjadi salah satu alasan mengapa industri film porno menjadi salah satu industri yang bisa bertahan di masa sulit ini.