Bukan rahasia lagi jika banyak perusahaan—baik dalam skala besar, maupun mikro—yang terdampak pandemi. Tak sedikit pula bahkan yang menyatakan gulung tikar, pailit, atau mengalami neraca minus akibat pandemi yang berlangsung selama lebih dari dua tahun ini.
Namun, tentu kita tak ingin mengalami hal ini terus menerus, bukan? Dengan situasi pandemi yang masih terus berlangsung ini, para pelaku usaha perlahan telah mencoba beradaptasi, mengubah konsep bisnis mereka agar dapat berjalan kembali.
Menggeliatnya kembali bisnis ini, didukung pula oleh beragam pihak. Salah satunya adalah perusahaan platform financial technology (fintech) yang membantu UMKM meningkatkan pendapatan dan membangun ketahanannya di masa pandemi ini.
Dukungan pembiayaan menjadi kunci bangkitnya UMKM di Indonesia
Dukungan pembiayaan menjadi salah satu aktivitas kunci yang dihadirkan oleh perusahaan teknologi finansial atau fintech dalam membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia bangkit dari dampak COVID-19 yang luar biasa. Hal ini diperkuat oleh temuan-temuan dalam riset terbaru yang dilakukan oleh Tenggara Strategics berjudul "Beyond Lending: Membangun Ketahanan UMKM di Masa Pandemi COVID-19 - Studi Kasus Investree 2020-2021".
Dalam riset ini, Tenggara Strategics melakukan penelitian kuantitatif dan kualitatif kepada 275 borrower (peminjam) pada platform fintech lending Investree yang berasal di berbagai kota di Indonesia. Lebih lanjut, riset ini bertujuan untuk memahami sejauh mana dampak finansial dan sosial yang diberikan oleh perusahaan fintech lending, khususnya Investree, dalam membantu pelaku UMKM bertahan menghadapi badai COVID-19.
Dukungan fintech kepada UMKM mampu membuka lapangan pekerjaan baru di masa pandemi
Hasil riset Tenggara Strategics menyatakan akses pembiayaan yang difasilitasi oleh Investree telah mendukung keberlangsungan bisnis pelaku UMKM selama pandemi sejak 2020 hingga 2021. Dari aspek keuangan/ekonomi, Investree membantu pelaku UMKM tetap beroperasi sekaligus meningkatkan pendapatan.
Sebanyak 96% borrower Investree dari segmen mikro–atau borrower dengan jumlah pinjaman kurang dari Rp4,5 juta per tahun–dapat mempertahankan atau meningkatkan pendapatannya selama masa pandemi. Selain itu, Investree turut berperan dalam membuka lapangan pekerjaan baru.
Setelah pinjamannya disalurkan melalui Investree, 14% borrower dari segmen small/kecil–atau borrower dengan jumlah pinjaman kurang dari Rp5,5 miliar per tahun–dan 39% borrower dari segmen medium/menengah–atau borrower dengan jumlah pinjaman lebih dari Rp5,5 miliar per tahun–mampu menciptakan lapangan pekerjaan pada masa pandemi (yakni sebanyak 1.407 dan 1.175 secara berurutan).
"Temuan ini menarik sekaligus memperkuat gagasan bahwa alternatif pembiayaan fintech lending memberikan dampak positif bagi ketahanan bisnis UMKM. Selama pandemi Covid-19 berlangsung, mayoritas pelaku UMKM mengalami penurunan pendapatan sebagai pengaruh dari permintaan yang menurun. Akibatnya, pelaku UMKM seringkali harus bertahan dengan mengurangi jumlah sumber daya manusia yang dipekerjakan oleh mereka. Untungnya, akses pembiayaan yang difasilitasi oleh perusahaan fintech lending seperti Investree bisa membantu dan mendukung pelaku UMKM dalam meningkatkan pendapatan mereka. Tak hanya itu, pelaku UMKM bahkan berhasil menambah lapangan pekerjaan atau mempertahankan tenaga kerja," kata Executive Director Tenggara Strategics, Riyadi Suparno, M.Sc., dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual pada 24 Maret 2022 lalu.
Dukungan dari platform fintech, mampu meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM
Masih menurut hasil riset Tenggara, akses pembiayaan yang disediakan oleh Investree juga meningkatkan inklusi keuangan. Yakni, sebanyak 39% dari para borrower mendapatkan pinjaman pertama mereka dari platform fintech lending khususnya Investree.
Selain itu, pembiayaan melalui Investree juga mendorong para UMKM menciptakan inovasi dalam bisnis mereka. Sebanyak 14% borrower Investree dari segmen mikro, kecil dan menengah, mampu berpindah ke industri baru selama pandemi. Serta sebanyak 24% borrower Investree dari segmen mikro, kecil, dan menengah mampu menambah produk atau jasa baru selama pandemi.
Selain dari aspek keuangan/ekonomi, hasil riset dari Tenggara Strategics menilai dukungan yang difasilitasi oleh platform fintech lending Investree juga berdampak baik terhadap aspek kesejahteraan mental dan sosial pelaku UMKM. Sebesar 78% borrower Investree yang tergabung dalam komunitas Koperasi Jasa dengan Unit Usaha Simpan Pinjam Gramindo Berkah Madani beserta subusahanya Gayatri Microfinance merasa terdukung secara mental dan sosial di mana kualitas hidup mereka naik sebesar 14%.
Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan kesejahteraan ekonomi, psikologis, dan sosial dari pembiayaan melalui Investree. Pelaku UMKM dari komunitas Gayatri Microfinance ini didominasi oleh perempuan dengan profil usaha ultra mikro (pemilik toko kelontong, warung, binatu rumahan, dan lain sebagainya), memiliki karakteristik berkelompok, tanpa akses ke bank (unbankable), dan menjalankan usaha secara konvensional maupun syariah. Kerja sama Investree dan Gayatri Microfinance sudah berjalan hampir dua tahun sejak November 2020.
Di masa sulit ini, platform fintech sangat membantu pelaku UMKM yang tidak memiliki akses bank
Dukungan pembiayaan dari layanan keuangan alternatif seperti fintech lending sangat diperlukan dalam masa-masa sulit ini. Walaupun UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, namun sektor ini paling terdampak pandemi COVID-19.
Menurut data Bappenas tahun 2020, sebanyak 98% pelaku UMKM di Indonesia mengalami penurunan pendapatan. Keuangan turut menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM pada masa penuh ketidakpastian ini.
"Kami tidak menyangka justru yang berhasil membuat bisnis Gesits Pratama solid selama COVID-19 adalah fintech lending. Gesits Pratama baru berdiri selama dua tahun, sehingga belum banyak institusi keuangan besar yang mau memberikan bantuan modal kerja kepada kami. Kami bersyukur dipertemukan dengan Investree karena melalui green financing yang mereka fasilitasi secara mudah dan cepat, arus kas dan operasional bisnis tetap terjaga," ujar Direktur PT Gesits Bali Pratama yang juga borrower Investree, Hj. Sari Suryanti.
"Hasil riset Tenggara Strategics menjadi bukti nyata komitmen Investree dalam mendukung pelaku UMKM jadi lebih tangguh. Investree akan terus menggenjot upaya untuk memberikan dukungan kepada pelaku UMKM di Tanah Air melalui kemudahan dan kecepatan akses pembiayaan berbasis teknologi digital. Sebagai pionir fintech yang telah berekspansi ke Filipina dan Thailand, Investree bersyukur dapat memberikan dampak signifikan serta terukur terhadap kestabilan bisnis Borrower sejalan dengan komitmen kami untuk mewujudkan inklusi keuangan. Ke depannya, kami berharap Investree dan pemain fintech lending lainnya dapat terus berkontribusi bagi pertumbuhan UMKM melalui akses pembiayaan mudah, cepat, dan terjangkau," ungkap Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi.
Riset ini menggunakan metode penelitian campuran yang menggabungkan penelitian kuantitatif berupa survei dan penelitian kualitatif berupa wawancara mendalam untuk pengumpulan data. Sudah mewawancarai 275 borrower Investree di seluruh Indonesia yang menerima pinjaman selama pandemi. Sampel dipilih untuk mewakili peminjam di seluruh jenis dan segmen pinjaman.
Terkait kinerja Investree sebagai perusahaan, hingga Februari 2022, Investree berhasil membukukan catatan total fasilitas pinjaman Rp14,75 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan Rp9,62 triliun dengan rata-rata tingkat imbal hasil 16,5% p.a. dan rata-rata TKB90: 99,37%.