Topik seputar LGBTQ+ masih menjadi topik yang cukup kontroversial saat ini. Di beberapa negara, LGBTQ+ sudah dilegalkan, bahkan mereka bisa meresmikan hubungannya ke jenjang pernikahan. Namun di sisi lain, masih banyak negara yang menganggap LGBTQ+ adalah hal yang tidak pantas.
Sebenarnya LGBTQ+ bukan sesuatu yang baru lagi. Di masa lalu, ada banyak tokoh bersejarah yang ternyata juga merupakan seorang penyuka sesama jenis. Siapa mereka?
1. Virginia Woolf
Lahir pada 25 Januari 1882, Virginia Woolf adalah seorang penulis kenamaan asal London, Inggris. Dilansir Time, ia menikah dengan seorang pria bernama Leonardo Woolf pada tahun 1912. Hubungan keduanya sebenarnya baik-baik saja, tapi hal itu tidak cukup untuk membuat Virginia tetap setia.
Sang penulis kemudian bertemu dengan bangsawan bernama Vita Sackville-West dalam sebuah acara makan malam tahun 1920-an. Virginia yang genius membuat Vita jatuh hati pada pandangan pertama. Hubungan keduanya sangat mesra, Vita bahkan menjadi inspirasi Virginia dalam menulis novel berjudul Orlando yang terbit tahun 1928.
Anehnya, suami mereka dan bahkan masyarakat tidak keberatan dengan hubungan romantis antara Virginia dan Vita. Di masa itu, hubungan sesama jenis sebenarnya adalah sesuatu yang ilegal, tapi aturan itu hanya berlaku bagi sesama laki-laki, tidak untuk perempuan.
2. Hans Christian Andersen
Kalau kamu adalah orang yang lahir tahun 90-an, kamu pasti familier dengan nama Hans Christian Andersen atau minimal dongeng-dongengnya, seperti Thumbelina hingga The Ugly Duckling. Di banyak dongengnya, Hans Christian Andersen dikenal sering memberikan akhir kisah yang bahagia.
Dilansir Mental Floss, sayangnya kisah cinta sang pendongeng sendiri justru selalu berakhir buruk. Selama hidupnya, ia menjalin hubungan dengan banyak perempuan dan laki-laki. Namun, tidak ada satu pun dari hubungan itu yang berakhir baik, hingga akhirnya Andersen meninggal dalam kesendirian.
3. Elagabalus
Memerintah dari tahun 218 Masehi hingga 222 Masehi, Elagabalus adalah salah satu Kaisar Romawi Kuno termuda sekaligus yang terburuk. Dilansir ThoughtCo, kaisar yang diangkat saat berusia 14 tahun itu dikenal atas kisah percintaannya yang tidak biasa.
Selama hidupnya, Elagabalus menikah dengan tiga perempuan dan satu orang laki-laki yang merupakan mantan budaknya. Tidak hanya itu, Elagabalus juga sangat terobsesi ingin menjadi perempuan. Dia menawarkan hadiah kepada para dokter di Romawi Kuno yang bisa mengubahnya menjadi perempuan. Dia bahkan sering berdandan layaknya kaum hawa dan menawarkan dirinya di rumah bordil (tempat pelacuran).
4. Leonardo Da Vinci
Saat membahas Leonardo Da Vinci, kita mungkin akan langsung mengingat berbagai karyanya yang luar biasa. Namun di luar karyanya, kehidupan sang seniman masih meninggalkan banyak tanda tanya. Dilansir History Extra, sepanjang yang diketahui, Leonardo tidak pernah memiliki hubungan dengan perempuan. Dia sering kali dikaitkan dengan para laki-laki.
Pada 9 April 1476, seorang anonim melaporkan bahwa Leonardo Da Vinci melakukan pelecehan seksual terhadap pemuda berusia 17 tahun bernama Jacopo Saltarelli di Kota Florence, Italia. Laki-laki lain yang sering dikaitkan dengan dirinya adalah Gian Giacomo Caprotti atau yang lebih dikenal dengan nama Salaì.
Salaì adalah pelayan di rumah Leonardo Da Vinci sekaligus murid melukisnya sejak tahun 1490, dan tetap bekerja sampai akhir hayat sang pelukis. Salaì yang tampan konon menjadi inspirasi sang seniman di beberapa lukisannya seperti 'St John the Baptist'. Ketika akhirnya Leonardo Da Vinci meninggal, Salaì bahkan mendapatkan warisan berupa sebidang tanah di luar Kota Milan.
5. Eleanor Roosevelt
Eleanor Roosevelt adalah seorang aktivis, dan juga ibu negara Amerika Serikat selama masa jabatan suaminya, Theodore Roosevelt, dari tahun 1933 sampai 1945. Selama hidupnya, Eleanor diketahui berteman baik dengan seorang reporter perempuan bernama Lorena Hickok yang merupakan seorang lesbian.
Dilansir ABC, keduanya bertemu pertama kali tahun 1932 ketika Lorena ditugaskan untuk meliput Eleanor Roosevelt. Sejak itu, keduanya semakin dekat dan sering bertukar surat setiap hari selama 30 tahun.
Total ada sekitar 3 ribu surat yang mereka kirimkan pada satu sama lain. Beberapa di antaranya berisi kalimat-kalimat yang terlalu romantis untuk sepasang sahabat. Sayangnya, banyak dari surat-surat itu dihancurkan oleh keluarga dan bahkan Lorena sendiri untuk menutupi hubungan keduanya.
Sama seperti saat ini, hubungan sesama jenis dan kaum LGBTQ+ memicu banyak pro dan kontra banyak orang di masa lalu. Di periode tertentu seperti Romawi Kuno, hubungan seperti ini adalah hal yang biasa bahkan raja mereka sendiri melakukannya. Namun, ada juga masanya di mana hubungan sesama jenis dan biseksual dianggap sebagai sesuatu yang tidak seharusnya.
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "5 Tokoh Bersejarah yang Ternyata Seorang Penyuka Sesama Jenis" ditulis oleh Siti Marliah