Menjadi penembak jitu sangat sulit dan berbahaya. Selain itu, dibutuhkan keterampilan dan pelatihan untuk menembak tepat sasaran. Sniper juga harus bisa mengidentifikasi tempat persembunyian yang sempurna dan membuat kamuflase dengan cepat. Hal yang terpenting, membutuhkan kesabaran luar biasa untuk menunggu momen dan kondisi yang tepat.
Laki-laki dan perempuan dalam daftar ini adalah sniper yang memiliki semua kualitas itu. Dari latar belakang dan budaya yang berbeda, mereka melayani negara di masa perang dan menggunakan keterampilan mereka untuk menghadapi musuh dalam diam. Dengan puluhan dan bahkan ratusan musuh yang berhasil dilumpuhkan, berikut sebelas penembak jitu paling mematikan sepanjang sejarah.
1. Simo Häyhä (505 musuh)
Perang Musim Dingin antara Uni Soviet dan Finlandia berlangsung 105 hari dari tahun 1939 dan 1940. Namun, itu waktu yang cukup lama bagi seorang petani sederhana bernama Simo Häyha untuk menjadi penembak jitu paling mematikan dalam sejarah modern.
Simo Häyhä lahir pada tahun 1905 di wilayah Finlandia yang sekarang menjadi bagian dari Rusia. Sebagai seorang petani, ia suka berburu, bermain ski, dan menembak merupakan keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi sniper mematikan selama Perang Musim Dingin, seperti yang dicatat oleh Forces.net.
Häyhä bertugas hanya 98 hari sebelum cedera yang mengharuskannya dilarikan ke rumah sakit. Dalam 98 hari itu, dia membunuh 505 tentara Rusia atau setidaknya lebih dari lima tentara yang dia bunuh dalam satu hari. Keahlian yang sangat mematikan ini membuatnya mendapat julukan "White Death".
2. Ivan Sidorenko (lebih dari 500 musuh)
Seperti yang dilaporkan oleh War History Online, Ivan Sidorenko direkrut menjadi Angkatan Darat Soviet pada tahun 1939. Ia ditugaskan ke unit mortir dan tidak diberikan pelatihan sebagai penembak jitu. Dia memilih senjata standar tentara, senapan Mosin-Nagant, dan mulai berlatih secara autodidak.
Di waktu senggangnya, ia berinisiatif berburu tentara Jerman dan telah membunuh lebih dari 500 orang. Korbannya bukan hanya tentara individu, tetapi juga kendaraan pemasok bahan bakar menggunakan peluru peledak. Setelah pensiun, Sidorenko melatih tentara dan mengirim 250 sniper tambahan ke dalam perang.
3. Fyodor Okhlopkov (429 musuh)
Seperti yang dicatat oleh History Collection, Fyodor Okhlopkov adalah seorang etnis Yakut dari bagian timur Rusia yang sekarang disebut Republik Sakha. Dalam buku Russia's Heroes, sejarawan Albert Axell mengatakan bahwa etnis Yakut dikenal karena keterampilannya dalam melacak dan memburu, serta penembak jitu yang ahli.
Okhlopkov tertarik menjadi sniper setelah seorang sniper Jerman membunuh saudaranya, Vasily. Dia menggunakan senjata otomatis, dan juga senapan mesin. Total korbannya diperkirakan mencapai seribu orang di utara, tapi korban yang masuk penghitungan penembak jitu resminya hanya berjumlah 429 orang. Ohklopkov dianugerahi kehormatan Pahlawan Uni Soviet pada tahun 1965 dan menerima Ordo Lenin pada tahun 1974.
4. Francis Pagahmagabow (378 musuh)
Francis Pagahmagabow adalah anggota First Nations asli dan secara sukarela melayani dalam Perang Dunia I pada tahun 1914. Canadian Encyclopedia mencatat bahwa Pagahmagabow dibesarkan dalam tradisi suku Anishinaabe, yang mencakup banyak pengalaman berburu.
Pada malam hari, ia menggunakan keterampilan itu untuk menyusup ke tanah tak bertuan, ruang kosong di antara parit, menunggu dengan sabar tanda-tanda kehadiran tentara Jerman. Hebatnya, ia membunuh 378 orang dengan menggunakan Ross Rifle yang dianggap sebagai senjata terburuk dalam sejarah menurut laporan The National Interest.
Senjata tersebut disukai sniper karena jarak dan akurasinya yang jauh. Pagahmagabow juga membawa 300 tentara Jerman hidup-hidup dan mengakhiri perang sebagai prajurit pribumi dengan penghargaan tertinggi dalam sejarah Kanada.
5. Lyudmila Pavlichenko: membunuh 309 musuh
Dikutip Sky History, saat Jerman menginvasi Rusia pada tahun 1941, seorang perempuan bernama Lyudmila Pavlichenko mengajukan diri untuk dinas militer dan menolak masuk ke bidang keperawatan, di mana pekerjaan tersebut dianggap lebih cocok untuk seorang perempuan.
Pavlichenko awalnya ditugaskan ke area dekat Odessa. Dalam waktu kurang dari 3 bulan, dia membunuh 187 tentara Jerman. Dia kemudian di kerahkan ke Krimea, di mana dia membunuh 36 penembak jitu musuh. Total tentara yang tewas di tangan Pavlichenko adalah 309 orang dan ia dijuluki "Lady Death".
6. Vasily Zaitsev (225 musuh)
History Hit mencatat bahwa Vasily Zaitsev secara resmi telah membunuh 225 tentara musuh selama Perang Dunia II. Zaitsev sudah dilatih sejak kecil menjadi pemburu.
Dia awalnya ditugaskan ke infanteri biasa. Baru setelah diketahui keahliannya dalam menembaki perwira Jerman dengan senapan Mosin Nagant, ia pun akhirnya ditugaskan sebagai sniper. Dari sini, Zaitsev membunuh 40 orang Jerman dalam 10 hari pertamanya di pengepungan Stalingrad.
Zaitsev merevolusi taktik penembak jitu, terinspirasi dari Simo Häyha. Ia juga mengembangkan taktik tim dengan beberapa kelompok sniper dan pengintai yang bekerja bersama, sebuah strategi yang disebut sixes pun masih digunakan oleh tentara modern.
7. Zhang Taofang (214 musuh)
Dilansir MensXP, ada dua hal yang membuat Zhang Taofang sebagai sniper luar biasa. Pertama, dia tidak pernah berlatih sebagai penembak jitu. Kedua, dia menembak targetnya hanya menggunakan senapan tua tanpa teropong.
Dalam buku Sniper in Action, penulis Charles Stronge mencatat bahwa awalnya Taofang tidak ahli dalam menembak. Namun, Taofang terus berlatih dan mengubah tekniknya.
Taofang membunuh tujuh tentara Amerika di Korea hanya dengan sembilan peluru setelah kegagalan awal itu. Dikutip Variety, dia membunuh 214 orang Amerika hanya dengan 435 peluru dalam 32 hari selama Perang Korea.
8. Chris Kyle (150 musuh)
Chris Kyle adalah penembak jitu yang paling dikenal di Amerika. Bahkan, kisahnya juga diangkat dalam film American Sniper. Dikutip Bioghrapy, Kyle bergabung dengan Angkatan Laut Amerika pada tahun 1999 di usia 25 tahun dan masuk ke unit elit SEALS. Dalam aksinya, Kyle menggunakan senapan yang berbeda-beda, terutama senapan berat.
Melayani di Irak, Kyle mendapat julukan The Devil of Ramadi karena berhasil membunuh 150 musuh. Kyle selamat dari beberapa cedera, termasuk dua luka tembak dan setidaknya enam ledakan. Tragisnya, dia dibunuh pada tahun 2013 pada usia 38 tahun di sebuah lapangan tembak oleh seorang veteran yang sakit jiwa.
9. Henry Norwest (115 musuh)
Seperti yang dilaporkan laman CBC News, Henry Norwest mendaftar untuk bertugas dalam Perang Dunia I dengan nama Henry Louie pada tahun 1915. Norwest sempat menjadi petugas polisi berkuda sebelum mendaftar kembali dengan nama aslinya.
Dia mendapatkan pelatihan di Inggris sebelum di kerahkan ke Prancis. Di medan perang, Norwest menunjukkan bakatnya sebagai penembak jitu dan pada akhir tahun pertama pelayanannya ia berhasil membunuh 100 musuh.
Northwest bersembunyi di antara parit dan dia bisa menunggu target hingga dua hari untuk mengalahkan sniper saingannya. Setelah mencatat 115 pembunuhan, Norwest ditembak oleh sniper musuh.
10. Adelbert Waldron (109 musuh)
Menurut buku The Sniper Encyclopedia, Adelbert "Bert" Waldron lahir di Syracuse, New York pada tahun 1933 dan bergabung dengan Angkatan Laut pada tahun 1953. Setelah meninggalkan Angkatan Laut pada tahun 1963, ia mendaftar di Angkatan Darat pada tahun 1965. Waldron ditugaskan untuk patroli kapal di Delta Mekong.
Waldron menjadi salah satu sniper paling mematikan dalam perang. Dia menembak 109 orang dalam 8 bulan, membuat rekor untuk sniper Amerika. Namun, seperti yang dicatat oleh Military.com, Waldron ditugaskan di medan hutan yang sulit.
Setelah meninggalkan Vietnam, Waldron menjabat sebagai instruktur keahlian menembak sampai dia pensiun dari Angkatan Darat pada tahun 1970. Dia adalah salah satu dari segelintir tentara yang telah menerima dua Distinguished Service Crosses.
11. Chuck Mawhinney (103 musuh)
Chuck Mawhinney adalah sniper legendaris di kalangan Marinir. Dilansir Business Insider, ketika pulang dari tugasnya di Vietnam, Mawhinney tidak pernah memberi tahu keluarganya terkait detail tugasnya sebagai tentara. Dia mengambil pekerjaan di Dinas Kehutanan AS dan menjalani kehidupan yang tenang dan taat hukum.
Pada tahun 1991, teman Mawhinney menerbitkan sebuah buku yang mengungkapkan bahwa dia telah menembak 101 musuh yang dikonfirmasi sebagai penembak jitu. Investigasi resmi menyimpulkan bahwa Mawhinney sebenarnya telah menembak 103 orang.
Mawhinney melewati 16 bulannya di Vietnam dengan menargetkan musuhnya tanpa memikirkan kemanusiaan. Sebab jika dia tidak menembak mati musuhnya, dia yang justru menjadi sasaran tembakan lawan. Dia yakin bahwa setiap musuh yang ditembak, ia juga menyelamatkan nyawa sesama prajurit Amerika.
Sniper atau penembak jitu bisa dibilang sangat misterius. Mereka tersembunyi, tenang, dan sangat profesional. Mereka juga menunggu waktu lalu menyerang dengan mematikan, seperti 11 kisah sniper dalam sejarah di atas.
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Bunuh Ratusan Musuh, 11 Sniper Paling Mematikan yang Tercatat Sejarah" ditulis oleh Amelia Solekha