Bermula dari thread di Twitter, akhirnya KKN di Desa Penari sukses dijadikan film yang hingga saat ini masih terus diminati publik. Penontonnya bahkan telah tembus di angka 6 juta sejak ditayangkan 30 April 2022 lalu.
Cerita KKN di Desa Penari pun tak luput dari perhatian publik sejak pertama kali dicuitkan dan viral. Banyak spekulasi hingga konspirasi bertebar hasil teori dari banyak warganet. Lokasi atau desa asli kisah tersebut pun tak luput dari konspirasi dan masih banyak yang menebaknya.
Ada yang berspekulasi mengatakan bahwa lokasi asli kisah tersebut berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Hal ini bahkan sampai membuat Menteri BUMN, Erick Thohir menghadirkan seseorang yang mengetahui kisah asli dari cerita tersebut.
Hal ini diketahui dari unggahan IGTV di akun Instagramnya, pada Selasa (17/5/2022). Penasaran di mana lokasi asli KKN di Desa Penari? Berikut selengkapnya.
Situs Rowo Bayu
KKN di Desa Penari ternyata memiliki cerita dan lokasi asli. Berdasarkan penuturan Sudirman, Pengelola dan Penjaga Rowo Bayu, cerita KKN di Desa Penari adalah nyata. Ini berangkat dari enam mahasiswa asal Surabaya yang melaksanakan KKN (Kuliah, Kerja, Nyata) di situs atau kawasan Rowo Bayu.
Kawasan tersebut terdapat di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Rowo berasal dari bahasa Jawa yang berarti rawa atau genangan air yang berada di area hutan atau dekat sungai. Situs Rowo Bayu sendiri merupakan situs wisata religi agama Hindu yang kini sudah dijadikan desa wisata.
Lokasi ini memiliki kisah mistis tersendiri yang berkaitan dengan sejarah kerajaan Hindu terakhir yang ada di Pulau Jawa. Kerajaan tersebut adalah Kerajaan Blambangan. Desa tersebut dipercaya merupakan tempat favorit untuk meditasi dan melakukan pertapaan oleh Prabu Tawang Alun, raja dari Kerajaan Blambangan. Lokasi ini dianggap sebagai tempat yang sakral oleh masyarakat.
Kisah asli KKN di Desa Penari
Kembali berdasarkan penuturan dari Sudirman, kisah asli KKN di Desa Penari sedikit berbeda dari cuitan maupun filmnya. Sudirman menceritakan bahwa pada tahun 2008, terdapat enam mahasiswa dari Surabaya yang hendak KKN di situs Rowo Bayu.
Dua dari enam mahasiswa tersebut memiliki hubungan asmara. Saat bepergian untuk menjelajah, keduanya keluar dari wilayah atau situs yang sudah ditetapkan. Mereka agak ke utara dan ketemu dengan seseorang.
Mereka singgah ke rumah orang tersebut dan dijamu. Kedua mahasiswa tersebut pun bertanya kepada sang pemilik rumah apa nama desa tersebut dan dijawab bahwa desa tersebut adalah Desa Penari.
Setelah hari semakin sore, keduanya pulang kembali ke situs. Sebelum pulang, mereka diberikan bingkisan yang dikemas dengan bagus menggunakan koran. Teman-teman mereka sudah menunggu di bawah tiang bendera di sebuah bundaran bangunan.
Kedua mahasiswa tadi pun menceritakan pengalaman mereka tapi keempat temannya yang lain tidak memercayainya. Hingga akhirnya ia mengeluarkan bingkisan yang diberikan tadi sebagai bukti.
Namun, betapa terkejutnya mereka bahwa bingkisan koran tersebut berubah menjadi dibalut dengan daun talas. Saat dibuka isinya adalah kepala kera yang baru dipotong. Sang mahasiswa laki-laki pun langsung pingsan dan beberapa hari kemudian meninggal dunia. Mahasiswa perempuan menyusul meninggal satu bulan kemudian. Itulah cerita asli KKN Desa Penari menurut kepala desa Rowo Bayu.
SimpleMan sempat klarifikasi lokasi asli bukanlah Rowo Bayu
Penulis kisah KKN di Desa Penari di Twitter, SimpleMan, pernah mengklarifikasi di kanal YouTube Raditya Dika bahwa Rowo Bayu bukanlah lokasi asli kisah tersebut. Ia juga sangat menjaga amanat dari pemilik cerita untuk tidak memberitahukan baik lokasi atau tokoh asli dari kisah tersebut.
Itulah informasi seputar Rowo Bayu, lokasi asli KKN di Desa Penari dan kisah aslinya menurut sang kepala desa. Kamu sudah nonton filmnya, Bela?