Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba dalam sebuah cuitan, mengatakan Rusia telah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina dan menargetkan kota-kota dengan serangan senjata. Ia juga memberi pembaharuan tentang suasana di Rusia dan Ukraina.
Interfax Ukraina melaporkan, serangan roket terhadap fasilitas militer di seluruh Ukraina dan bahwa pasukan Rusia telah mendarat di kota pelabuhan selatan Odessa dan Mariupol. Ia juga melaporkan staf dan penumpang mengevakuasi bandara Boryspil Kyiv.
“Putin baru saja meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang,” kata Kuleba. “Ini adalah perang agresi. Ukraina akan mempertahankan diri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Waktunya untuk bertindak adalah sekarang,” tambahnya.
Tak gentar dengan sanksi, Putin tetap siapkan Rusia serang Ukraina
Negara barat telah banyak memberikan sanksi pada Rusia jika serangan invansi tetap dilaksanakan. Namun, presiden Rusia, Vladimir Putin tidak gentar dengan berbagai sanksi yang diberikan para negara barat itu.
Bahkan citra satelit telah menunjukkan sejumlah penempatan baru di Rusia barat pada Rabu (23/2/2022), banyak dari mereka berada dalam jarak 16 km (10 mil) dari perbatasan dengan Ukraina dan kurang dari 80 km (50 mil) dari kota Kharkiv di Ukraina, kata sebuah perusahaan swasta AS.
Gambar menunjukkan penyebaran lapangan, konvoi militer, artileri dan pengangkut personel lapis baja dengan peralatan pendukung dan pasukan. Gambar yang dirilis oleh Maxar Technologies, yang telah melacak penumpukan pasukan Rusia selama berminggu-minggu, tidak dapat diverifikasi secara independen.
Upaya damai dan antisipasi invasi dan serangan
Ukraina masih terus mengupayakan jalan damai begitu juga dengan banyak negara lainnya yang meminta Rusia untuk bisa menempuh jalan diplomatik alih-alih militer. Namun, beberapa negara juga telah siap siaga untuk kemungkinan serangan invasi oleh Rusia.
Seperti Prancis yang memberitahukan warganya untuk meninggalkan Ukraina, Australia yang bersiap untuk serangan siber, hingga uni Eropa yang menjatuhkan sanksi. Rusia masih tak gentar dengan hal tersebut. Pertemuan virtual untuk membahas permasalahan ini direncanakan akan dilaksanakan pada hari ini Kamis (24/2/2022).
Tapi, Rusia bahkan sudah menutup wilayah udara perbatasan dengan Ukraina sejak Rabu malam. Sekjen PBB sampai harus mengajukan permohonan pribadi kepada Putin untuk menghentikan pasukannya memasuki Ukraina pada pertemuan darurat Dewan Keamanan. Amerika Serikat sendiri sudah mewanti PBB bahwa invasi Rusia pada Ukraina semakin dekat.
Putin telah perintahkan operasi militer invansi
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan perintah operasi militer di wilayah Donbas yang terletak di timur Ukraina pada Kamis (24/2). Perintah tersebut secara mengejutkan disampaikan dalam pidato singkat di televisi negara Kamis pagi sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Ia meminta militer Ukraina untuk meletakkan senjatanya.
"Saya telah membuat keputusan operasi militer," katanya.
Putin mengatakan tindakan itu datang sebagai tanggapan atas ancaman yang datang dari Ukraina. Dia menambahkan bahwa Rusia tidak memiliki tujuan untuk menduduki Ukraina. Putin mengatakan tanggung jawab atas pertumpahan darah terletak pada “rezim” Ukraina. Putin memperingatkan negara-negara lain, bahwa setiap upaya untuk mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada “konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.”
Ledakan keras terdengar di Kyiv
Koresponden Al Jazeera, Andrew Simmons, melaporkan dari Kyiv, mengatakan setidaknya tujuh "ledakan keras" telah terdengar di ibukota Ukraina. Suara tembakan juga terdengar di dekat bandara utama Kyiv, lapor Interfax.
“Tembakan terdengar di dekat bandara utama Boryspil di Kyiv segera setelah Rusia mengumumkan operasi militer di Ukraina,” kata kantor berita Interfax, mengutip media lokal.
“Kedengarannya seperti tembakan peluru, tapi bisa jadi itu serangan udara,” kata Simmons. "Bandara internasional Boryspil diserang ... kami tidak yakin apakah itu diledakkan atau apakah itu ledakan," tambahnya. “Kami juga mendengar sirene, jadi pasti ada serangan penuh di ibu kota,” kembali jelasnya.
Kutukan dari NATO, hingga desakan Ukraina pada PBB
Presiden AS, Joe Biden telah mengecam serangan “tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan” di Ukraina dan berjanji dunia akan “meminta pertanggungjawaban Rusia”. Biden mengatakan Rusia sendiri yang bertanggung jawab atas "kehilangan nyawa dan penderitaan manusia" yang akan datang, menambahkan bahwa dia akan berbicara kepada bangsa itu pada hari Kamis, tentang 'konsekuensi' untuk Rusia.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga mengutuk "serangan sembrono dan tidak beralasan" Rusia di Ukraina. Dia mengatakan sekutu NATO akan bertemu untuk membahas langkah terbaru Rusia dan menambahkan bahwa mereka mendukung rakyat Ukraina pada saat yang mengerikan ini.
Utusan Ukraina untuk PBB telah mendesak dewan keamanan untuk "menghentikan perang" tak lama setelah Putin mengumumkan operasi militer khusus di Ukraina timur. Sebagai tanggapan, duta besar Rusia untuk PBB mengatakan hal tersebut tidak disebut perang, melainkan disebut sebagai operasi militer di Donbas.
"Saya ingin meminta duta besar delegasi Rusia untuk mengatakan pada catatan bahwa saat ini pasukan Anda tidak menembaki dan mengebom kota-kota Ukraina, bahwa pasukan Anda tidak bergerak di wilayah Ukraina," kata utusan Ukraina untuk PBB.
Rusia targetkan ‘junta’ yang berkusa di Kyiv
Duta Besar Rusia untuk PBB telah mengatakan pada pertemuan darurat Dewan Keamanan bahwa operasi militer Moskow terhadap Ukraina menargetkan "junta" yang berkuasa di Kyiv.
"Saya ingin mengatakan sebagai kesimpulan bahwa kami tidak agresif terhadap rakyat Ukraina tetapi terhadap junta yang berkuasa di Kiev," kata Vassily Nebenzia.
Sementara itu, kementerian pertahanan Rusia mengatakan pihaknya menargetkan infrastruktur militer Ukraina dengan senjata presisi.
“Infrastruktur militer, fasilitas pertahanan udara, lapangan udara militer, dan penerbangan Angkatan Bersenjata Ukraina dinonaktifkan dengan senjata presisi tinggi,” kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Rusia.
Itulah kronologi invasi skala besar Rusia pada Ukraina yang mereka sebut sebagai operasi militer Donbas.