Baru0baru ini publik sedang diramaikan dengan perilisan film yang bercerita tentang putri nabi Muhammad SAW, yang berjudul The Lady of Heaven. Film karya sutradara Eli King dan penulis naskah Sheikh yaseer Al-Habib itu mendapat kecaman dari beberapa negara.
Terhitung hingga saat ini, ada 5 negara yang mengecam—termasuk Maroko. Film ini mencoba untuk menyiratkan bahwa ada perbandingan antara tindakan tokoh-tokoh Islam awal yang dihormati dengan tindakan kelompok Negara Islam di Irak.
Tapi, bagi sebagian besar umat Islam lainnya, film tersebut justru dinilai tidak baik. Berikut fakta-fakta seputar film tentang putri nabi Muhammad, The Lady of Heaven.
1. Bercerita tentang anak nabi Muhammad dan seorang anak kecil
Film tersebut memiliki dua cerita terpisah namun saling terkait. Setelah kehilangan ibunya di tengah-tengah negara yang dilanda perang, seorang anak Irak belajar pentingnya dan kekuatan kesabaran dengan menemukan kisah sejarah Lady Fatima dan penderitaannya.
Ia menemukan dirinya rumah baru dengan seorang perempuan tua yang menceritakan kisah Fatimah, putri Nabi Muhammad, dari Syiah perspektif, menjelaskan bagaimana dia adalah korban pertama terorisme.
Film produksi Enlightened Kingdom ini, menyebut dirinya sebagai film pertama tentang kehidupan tokoh sejarah Fatimah selama dan setelah era nabi Islam, Muhammad. Ini ditulis dari perspektif Syiah dari cerita Fatimah, yang secara substansial berbeda dari mayoritas Muslim Sunni.
2. Ditulis oleh ulama Syiah yang terkenal kontroversial
Film The Lady of Heaven ditulis oleh ulama Syiah asal Kuwait, Sheikh Yaseer Al-Habib. Yaseer Al Habib sejak lama dikenal memiliki rekam jejak kontroversial yang berhubungan dengan Islam. Ulama ini pernah diberitakan menghina sahabat nabi serta menyebut istri Nabi Muhammad, Aisyah, sebagai musuh Tuhan.
Yaseer pernah ditangkap polisi dan dipenjara sebelum akhirnya mendapat suaka di Inggris dan memulai aktivitas keagamaan dan politiknya, seperti mendirikan Masjid Al Muhassin dan mendirikan Fadak (saluran TV). Ia juga merupakan kepala Organisasi Khoddam Al-Mahdi yang berbasis di London.
3. Mendapat kecaman dari umat Islam di berbagai negara
Setelah dirilis pada 3 Juni 2022 di bioskop-bioskop di Inggris, gelombang protes muncul dari kelompok muslim terhadap bioskop Cineworld. Demonstrasi memprotes film tersebut terjadi di luar bioskop di Bradford, Leeds, Sheffield, Bolton, Blackburn, Birmingham dan London timur.
120.000 orang juga telah menandatangani petisi lebih dahulu untuk menarik film ini dari seluruh bioskop di Inggris. Akhirnya film tersebut harus membatalkan rantainya penayangannya.
Tak hanya itu, negara Mesir, Pakistan, Iran dan Irak juga telah mengeluarkan larangan untuk tidak menayangkan film The Lady of Heaven di negara mereka. Berita terakhir menyebut Maroko telah mengeluarkan larangan serupa terkait film tersebut.
4. Dianggap menistakan agama dan nabi
Dari semua negara yang melarang penayangan film The Lady of Heaven, mengungkap alasan mereka adalah karena film tentang putri Nabi Muhammad itu dianggap menistakan agama Islam.
Mengutip dari AFP, Moroccan Cinematographic Centre (CCM) menyatakan pihaknya tidak akan memberikan izin tayang film The Lady of Heaven di bioskop Maroko, baik secara komersial maupun untuk tujuan kebudayaan.
Keputusan ini datang beberapa jam setelah Dewan Ulama Tertinggi Maroko, otoritas keagamaan tertinggi kerajaan Maroko, dengan tegas mengutuk film tersebut. Para dewan ulama menganggap film tersebut sebagai pemalsuan dahsyat dari fakta-fakta yang ada dalam sejarah Islam.
Ketua dewan Masjid Bolton menyebut film ini adalah bentuk penghinaan terhadap Islam. Mengutip dari The Hollywood Reporter, film ini salah menggambarkan narasi sejarah dan tidak menghormati orang yang paling terhormat dalam sejarah Islam.
The Lady of Heaven menceritakan kisah Fatima, putri nabi Muhammad yang hidup pada abad ke-7. Film ini juga menampilkan kelompok militan ISIS dan menghubungkannya dengan berbagai tokoh dalam sejarah Islam. Filmnya dibuka dengan invasi ISIS ke Irak, hingga menampilkan adegan pembunuhan.
Shahid Ali, seorang ulama yang mengorganisir protes terhadap film tersebut di Bradford, mengatakan, film mengandung “narasi palsu dari khalifah awal Islam ... yang menggambarkan mereka menjadi teroris".
"Jika mereka digambarkan dalam film yang memecah belah dan menghasut ini, sebagai teroris, maka umat Islam yang secara alami mencintai dan menghormati tokoh-tokoh ini, yang merupakan tokoh pendiri agama kita, ini menciptakan kesan bagi pemirsa - terutama mereka yang memiliki sedikit atau sangat sedikit pengetahuan minimal tentang Islam - bahwa tokoh sentral Islam memang teroris, dan semua muslim yang menghormati mereka adalah serupa. Jadi ini adalah narasi yang sangat berbahaya dan sektarian, yang sangat ekstrim," katanya pada Skynews.
5. Timbulkan aksi protes yang berujung pada pemecatan imam muslim
Aksi protes terkait film tersebut juga berujung pada pemecatan seorang imam muslim, Qari Asim, dari jabatan penasihat pemerintah. Ia dianggap memancing gelombang protes terhadap film mengenai anak Nabi Muhammad, setelah melontarkan komentar pedas terhadap film The Lady of Heaven yang dia katakan merupakan bentuk penistaan.
Pemerintah Inggris menyampaikan langsung pemecatan Asim melalui surat pada Sabtu (11/6/2022). Mengutip AFP, dalam pernyataan pemerintah Inggris, mengatakan bahwa "Keterlibatannya (Qari Asim) dalam sebuah kampanye untuk membatasi kebebasan berekspresi tak sesuai dengan perannya sebagai penasihat pemerintah."
Itulah fakta-fakta terkait film tentang anak nabi Muhammad, The Lady of Heaven yang menuai banyak kecaman.