Curhat Mantan Trainee yang Merasa Jijik, Ini Sisi Gelap Industri K-Pop

Kehidupan Idol yang tak selalu gemerlap

Curhat Mantan Trainee yang Merasa Jijik, Ini Sisi Gelap Industri K-Pop

Selama beberapa tahun terakhir, K-pop telah menjadi semakin populer di kalangan orang-orang dari segala usia, bahkan seluruh dunia. Para grup K-Pop telah memecahkan rekor, menaiki tangga lagu, muncul di industri hiburan Barat dan memenangkan hati pendengar di seluruh dunia. Para penggemar mengagumi idol-idol Korea ini karena bakat, karisma, dan visual mereka.

Namun, di baliknya ada sisi gelap dari industri yang membuat nama Korea semakin maju ini. Kebanyakan dari kita mungkin hanya melihat canda tawa mereka danpesona mereka di atas panggung atau melalui acara-acara yang mereka bintangi.

Tapi, mereka sendiri memiliki cerita lain terkait masa pelatihan, kecemasan, hingga lainnya. Berikut beberapa sisi gelap industri K-Pop yang tak selalu gemerlap.

Kehidupan sulit para idol K-Pop

Curhat Mantan Trainee yang Merasa Jijik, Ini Sisi Gelap Industri K-Pop

Meski terlihat mewah, nyatanya pada idol K-Pop juga mengalami kehidupan yang sulit, baik di masa lalu maupun di masa sekarang. Bahkan, sebelum memiliki kesempatan untuk berlatih di bawah perusahaan hiburan, anak-anak dan remaja muda menghadiri audisi sulit, yang rata-rata juga memiliki tarif kompetitif.

Jika seseorang berhasil lulus audisi, mereka akan terikat kontrak dengan perusahaan terkait. Kontrak ini dapat berkisar dari dua tahun hingga satu dekade. Setelah mengikuti program pelatihan perusahaan, peserta pelatihan mengikuti jadwal mulai pukul 4 pagi dan berakhir hingga tengah malam.

Hari -hari peserta pelatihan diisi dengan latihan menari, pelajaran vokal serta tambahan pelajaran bahasa Korea untuk peserta pelatihan asing. Tak hanya itu, mereka juga harus diet ekstrem yang tidak sehat, karena perusahaan biasanya menginginkan idol wanita dengan tinggi 5'2-inch (157 cm) hingga 5'9-inch (180 cm) untuk menimbang berat yang sama maksimal 47 kg. Tentu angka tersebut sangat jauh dari ideal.

Dalam sebuah artikel BBC berjudul “I Could Have Been A K-Pop Idol – But I’m Glad I Quit” (Saya bisa saja menjadi idola K-pop, tapi saya senang saya berhenti), mantan trainee K-pop, Elaine Chong mengatakan bahwa biasanya para trainee pingsan karena kelelahan, dan normal bagi peserta pelatihan merasa kelaparan.

Lebih lanjut, Chong mengatakan kepada BBC, bahwa ia merasa jijik dengan hal-hal buruk yang ia lihat dan alami di masa lalu sebagai peserta pelatihan.

“Sikap para peserta pelatihan setelah beberapa rekan mereka pingsan karena kelelahan, seperti, “Bagus untuknya! Dia sangat menginginkannya!” dan melihat kembali hal itu sekarang, saya pikir itu benar-benar menjijikkan,” kata Chong.

Evaluasi bulanan, lanjut atau pulang!

Selain menjalani pengukuran berat badan, segala diet ekstrem, hingga bisa mencapai dan mempertahannya, peserta pelatihan juga akan menjalani evaluasi bulanan. Seperti dalam kasus YG Entertainment, salah satu perusahaan hiburan Korea yang paling sukses saat ini, akan meminta trainee-nya untuk melakukan satu penampilan grup serta satu pertunjukan solo.

Trainee akan dievaluasi oleh staf, menerima kritik pedas, dan mereka yang gagal menunjukkan kinerja yang memuaskan akan dikirim pulang. Dalam film dokumenter Netflix BLACKPINK: Light Up the Sky, Jennie BLACKPINK mengatakan bahwa ia harus melihat teman baiknya pulang setiap bulan karena tereleminasi dari ujian. Ia juga menerima kritik pedas, saat ia diberitahu bahwa dirinya tidak pandai dalam hal tatap muka dan mencoba menyatukan semuanya.

Praktik kejam dengan dalih membawa kesuksesan

Kita sebagai penggemar atau orang luar dari industri hiburan Korea, mungkin akan menganggap perlakuan perusahaan pada trainee K-Pop amatlah kejam, bahkan tidak berperikemanusiaan. Sudah biasa pula bagi kita untuk mempertanyakan taktik industri ini dan mengapa mereka tidak menghentikan aturan yang menggelegar itu.

Jawabannya adalah karena itu berhasil menampilkan sosok yang ‘luar biasa’. Sangat ironis dan disayangkan, bahwa perlakuan tidak manusiawi untuk para trainee dan idol itulah yang membentuk mereka menjadi selebritas sempurna yang kita lihat di TV. Gagasan tentang kegagalan dan stres memungkinkan motivasi peserta pelatihan tumbuh, membalas dendam menjadi sosok yang ‘luar biasa’ dan ‘sempurna’.

Kembali mendengar curahan hati para idol K-Pop. Kini para anggota girl grup Twice telah membuka diri tentang bagaimana rasanya sebelum debut. Menurut International Business Times, anggota Twice asal Jepang, Momo mengungkapkan bagaimana perusahaan mereka telah menginstruksikannya untuk menurunkan 7kg dalam seminggu agar tepat waktu untuk showcase debut grup.

Peserta pelatihan sebelumnya berolahraga 24/7 hanya dengan memakan satu es batu dan itu pun mereka masih takut akan menyebabkan berat badannya bertambah. Tak sedikit juga dari para trainee yang ketakutan untuk pergi tidur, takut bahwa dia tidak akan bangun lagi.

Hal ini tentu membuktikan, bahwa betapa mengerikannya lingkungan itu dan masih dinilai cukup mampu membuat para trainee stres. Tetapi, juga untuk "membantu" mereka mencapai tujuan mereka. Stres luar biasa yang mereka alami juga membawa perasaan cemas, bahkan setelah dan sepanjang karier mereka sebagai idol.

Tanggung jawab citra ‘sempurna’ atau ‘tidak layak’ dan redup

Para idol dituntut untuk memiliki citra sempurna dan perusahaan bercampur tangan, berusahan keras membentuk peserta trainee mereka, menciptakan standar untuk setiap idol di industri.

Setiap idol harus sempurna. Jika seseorang saja pun tidak sempurna, mereka dianggap "tidak layak" menjadi seorang idola. Pola pikir ketat perusahaan ini juga memengaruhi warganet, membentuk mentalitas mereka untuk mengharapkan idol yang sempurna dan untuk meruntuhkan, bahkan menghancurkan siapa pun yang kurang dari itu.

kondisi dan tekanan yang dialami anak-anak dan remaja selama program pelatihan mereka tidak manusiawi dan salah. Padahal mereka juga sedang masa bertumbuh dan mencari jati diri. Mereka juga manusia yang tak sempurna dan kadang melakukan kesalahan.

Selama beberapa tahun terakhir, banyak idola telah membuka diri tentang besarnya tekanan yang mereka alami sebagai trainee dan sebagai idol. Dengan jam kerja dan latihan yang tak terhitung jumlahnya, ekspektasi dan kritik keras dari warganet, serta tekanan besar yang diberikan oleh perusahaan mereka, para idol ini sangat jauh untuk dapat hidup menjadi diri mereka sendiri.

Bahkan memutuskan untuk hidup "sempurna dan glamor" sebagai seorang idol pun tidak sepadan dengan semua tekanan dan kerja keras yang mereka alami, menurut People. Meskipun metode pelatihan yang digunakan oleh perusahaan hiburan telah terbukti lebih dari sukses, tetapi lagi-lagi ironis, melihat mereka diperlakukan buruk, namun tetap dipaksa juga untuk memasang wajah bahagia demi tujuan komersial.

Tuntutan keadilan dari penggemar

Hal-hal tersebut banyak mematahkan hati para penggemar. Banyak dari mereka yang menuntut keadilan pada perusahaan terkait para idol favorit mereka. Penggemar-penggemar ini banyak yang sangat membenci taktik perusahaan, hingga mereka berani untuk memboikot promosi dan rilis mendatang, menolak untuk membeli barang dagangan, merugikan penjualan perusahaan dan memaksa perusahaan untuk menyerah pada tuntutan mereka.

Salah satu contohnya, melansir dari Billboard, ketika tahun 2019 penggemar BLACKPINK juga dikenal sebagai BLINK, mengirim truk ke YG Entertainment. Truk itu menampilkan daftar tuntutan yang mereka inginkan dari perusahaan, karena kurangnya aktivitas dan rilis yang diikuti oleh grup tersebut.

Pada saat itu, BLACKPINK adalah girl grup Korea paling sukses dan diberi satu rilis musik setahun, ketika jelas bahwa para anggota grup ingin merilis musik lebih banyak lagi. Akibat protes tersebut, YG Entertainment dengan cepat merilis pernyataan yang mengatakan bahwa girl grup tersebut akan merilis album di awal tahun 2020.

Namun, dalam semua stigma negatif seputar industri hiburan Korea, ada satu ‘berlian’ tertentu yang memprioritaskan kesehatan idola mereka. Itu adalah BigHit Entertainment, yang saat ini menjadi salah satu dari tiga perusahaan hiburan Korea paling sukses yang mengelola boy grup internasional populer, BTS.

Menurut LA Times, BigHit menjadi salah satu ‘berlian’ atau perusahaan yang tampaknya mempertimbangkan kesejahteraan dan kesehatan idol mereka. Hal ini terlihat dari jadwal istirahat hingga fisik ‘anak-anak’ mereka.

Menurut BBC, boy grup terkenal itu diberi waktu istirahat pada tahun 2019 selama beberapa bulan sebagai imbalan atas semua kerja keras mereka selama beberapa tahun terakhir, yang memungkinkan mereka untuk beristirahat dari jadwal mereka yang biasanya sibuk.

Fans juga memerhatikan kenaikan berat badan sehat dari anggota BTS, yang kontras dengan idola lain. Jelas terlihat perbedaan dalam cara perusahaan berbeda memperlakukan artis mereka dan bagaimana perbedaan dalam perlakuan, dapat memengaruhi kesejahteraan dan kesehatan mental grup secara keseluruhan.

Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak selalu perlu menerapkan aturan keras terhadap artis mereka untuk membuat grup yang sukses.

Itulah beberapa sisi gelap industri K-pop yang tak selalu gemerlap. Beberapa idol mungkin mengalami masa-masa kelam baik di masa lalu bahkan hingga saat ini. Tuntutan dan tekanan perusahaan serta warganet, tak jarang membuat mereka stres.

Tapi para penggemar akan selalu ada untuk mereka dan tak semua perusahaan memperlakukan idol dan trainee mereka dengan semena-mena.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved