Memanusiakan Industri Lewat Karya Seni di Pameran Bentang Bontang

Tersampaikan lewat karya seni

Memanusiakan Industri Lewat Karya Seni di Pameran Bentang Bontang

Bentang alam Indonesia adalah karya seni yang tak ternilai harganya. Setiap sisinya bisa menjadi sebuah inspirasi bagi para pencipta karya, baik dari segi budaya, sejarah, ataupun alam itu sendiri. Sebuah keharusan memang keindahan Indonesia diabadikan dalam karya, agar tak lapuk, senantiasa lestari sehingga anak cucu nggak kehilangan jati diri negaranya.  

Memiliki inisiatif yang sejalan, PT Pupuk Kaltim mengajak para seniman, sastrawan, budayawan Indonesia untuk mengamati setiap sudut Bontang secara langsung untuk menjadikannya sebagai inspirasi demi melahirkan mahakarya yang mampu menggambarkan setiap pojok kota industri Bontang, tempat PKT beroperasi sejak tahun 1977. Maka, pameran “Bentang Bontang – Seni Memanusiakan Industri”  hadir di tengah masyarakat.

Berlangsung sejak tanggal 2 Desember 2022, Pameran Bentang Bontang akan terus memamerkan karya seni para seniman Indonesia sampai 10 Desember 2022, yang bertempat di Galeri Mojisa, Sarinah, Jakarta. Tenang, pameran ini dibuka untuk umum, sengaja memberikan akses kepada masyarakat untuk ikut menikmati sisi kemanusiaan sebuah industri dalam karya seni.

Memanusiakan Industri Lewat Karya Seni di Pameran Bentang Bontang

Pameran yang menjadi kolaborasi antara PKT dengan para seniman, sastrawan, dan budayawan Indonesia ini mengangkat tema seni memanusiakan industri, tatkala PKT menunjukkan sisi humanis dari industri pupuk dan petrokimia. Hal ini sejalan dengan misi BUMN yang harus berkembang dan mendukung nilai-nilai masyarakat, salah satunya dengan berpartisipasi aktif dalam upaya melestarikan seni dan budaya.

Ditemui di acara pembukaan Pameran Bentang Bontang pada Jumat (2/12/22), seniman dan budayawan, Butet Kartaredjasa yang berperan sebagai koordinator rekan seniman mengungkapkan rasa bahagia dan syukur menjadi bagian dari proyek ini.

Baginya seni dan jagat industri adalah hal yang berseberangan. Namun, berseberangan tentu belum tentu nggak bisa bersua, kan? “Kami dipertemukan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Seni berkemampuan untuk memanusiakan industri. Seni bisa menjinakkan industri," ungkap Butet Kartaredjasa.

Menggandeng 14 perupa, memajang sebanyak 108 lukisan, di Galeri Mosaji ini kita akan melihat sekat pembatas ruangan untuk menempatkan 2 - 5 karya terbaik mereka. Mereka adalah Bambang Herras, Butet Kartaredjasa, Casio Tarompo, Erica Hestu Wahyuni, Hari Budiono, Iqi Qoror, Iwan Yusuf, Jumaldi Alfi, Lucia Hartini, Makian’y Wahid, Nasirun, Ong Hari Wahyu, Putu Sutawijaya, dan Sigit Santoso.

Memasuki ruangan pertama kamu akan disuguhkan instalasi besar, sebuah perahu yang dirangkai dari jaring penangkap ikan. Di badan perahu besar tersebut terdapat gambaran kehidupan orang industri yang tengah sibuk bekerja terlukis di lambung perahu kanan, dan gambaran kehidupan penduduk di lambung perahu sebelah kiri. Karya lukisan dari jaring penangkap ikan itu adalah mahakarya Iwan Yusuf.

Selanjutnya, kamu akan disuguhkan lukisan-lukisan dengan warna dan karakter yang mencolok karya Erica Hestu Wahyuni. Di pameran Bentang Bontang ini Erica menampilkan 3 lukisan sekaligus, lengkap dengan karakter naif nan lucu andalannya, gajah. Seperti layaknya pada lukisan yang bertajuk “Happy Journey of Bontang” Erica tampaknya ingin menunjukkan baik hewan, tumbuhan, dan manusia hidup secara berdampingan di tanah Bontang.

Lukisan karya Makian’y Wahid terpampang di ruangan selanjutnya. Menampilkan dua lukisan yang keduanya masing-masing diberi judul “Suatu Hari Di Bekas Tambang” dan “Tamasya Mangrove”. “Suatu Hari Di Bekas Tambang” terlihat getir. Melalui lukisan ini kita bisa melihat ironi masyarakat di bekas tambang yang berbondong-bondong melakukan tanam ulang tanaman yang dibabat habis oleh perusahaan digambarkan tidak bertanggung jawab.

Nggak hanya melalui lukisan di atas kanvas saja, di pameran ini kamu juga akan menemukan media lukis seperti wayang karya Nasirun, serta melukis di atas keramik/tembikar karya Butet Kartaredjasa. 

Melalui keterangan resmi, Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi, mengungkap bahwa pemberdayaan kebudayaan Bontang tidak sebatas nilai budaya, tapi juga diharapkan dapat jadi daya tarik pariwisata kota tersebut.

Perusahaan mengharapkan melalui hadirnya Pameran Bentang Bontang maka dapat menarik minat masyarakat luas untuk berkunjung serta menyaksikan langsung keindahan destinasi wisata kebudayaan Bontang dan turut memberikan dampak kepada nilai perekonomian masyarakat lokal.

Bersamaan dengan itu, Bentang Bontang pun jadi momentum peluncuran Buku Antologi Puisi: Entropi: Bontang. Melibatkan 12 orang penyair Indonesia, di antaranya Andria Septy, Hasan Aspahani, Inggit Putria Marga, Joko Pinurbo, Ni Made Purnama Sari, Putu Fajar Arcana, Sophie Razak, Sunaryo Broto, dan Triyanto Triwikromo.

Nah, untuk kamu yang mau tahu lebih jauh tentang pameran Bentang Bontang dan demi memuaskan hasrat seni kamu bisa mengunjungi Galeri Mosaji, Sarinah, ya Bela. Mulai tanggal 2 – 10 Desember 2022.

Baca Juga: Artopologi, Pameran Seni yang Berpadu dengan Teknologi REKAM MASA

Baca Juga: Pameran Karya Seni Penuh Fusi, Art Basel Hong Kong Kembali Lagi!

Baca Juga: Mengenal 6 Tema Mahakarya dari Pameran Digital 'Magister Raffaello'

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved