Ketika kamu resign dari kantor lama dan melamar di perusahaan lain, kadang perekrut memintamu menyerahkan surat referensi dari bos lama. Tapi apa jadinya ketika mantan bos justru menulis hal-hal negatif yang membahayakan kesempatanmu bekerja di kantor baru? Jangan biarkan hal ini terjadi, Bela. Yuk, gerak cepat dan lakukan beberapa tips ini.
Bicarakan kepada mantan bos bahwa surat referensi yang dia tulis menyulitkan kamu untuk mendapat pekerjaan. Diskusikan dengan tenang apa yang menyebabkan dia menulis referensi seperti itu.
Kadang, surat referensi ditulis oleh atasan tanpa sepengetahuan divisi personalia. Kalau kamu ingin masalah ini selesai tanpa langsung menghadap mantan bos, kamu bisa meminta bantuan kepada divisi personalia untuk menghubunginya.
Bela, nggak selamanya surat referensi yang positif disukai oleh perekrut, lho. Surat referensi yang ditulis secara berlebihan dan memuat informasi palsu juga bisa membahayakan karier. Pertimbangkan lagi apakah yang atasan tulis benar-benar bisa berdampak buruk atau nggak. Kadang kita hanya merasa bahwa kita nggak puas dengan penilaian mantan bos tentang kinerja kita.
Biasanya, perekrut nggak hanya meminta satu nama yang bisa ditanyai keterangan tentangmu. Tulis nama teman-teman yang dekat dan suka dengan kinerjamu selama berada di kantor lama. Jangan lupa untuk tetap berhubungan baik dengan mereka.
Cara terakhir yang bisa kamu coba yaitu dengan bicara secara terus terang bahwa mantan bos bukanlah orang yang suka menulis hal positif dari bawahannya. Mungkin dia adalah tipe bos yang galak sehingga kamu terpaksa menerima referensi seperti itu.
Kalau mantan bos kamu termasuk bos yang galak nggak, Bela?