Setiap karyawan yang masih aktif bekerja mendapat jatah cuti 12 hingga 16 hari dalam setahun. Biasanya nih, di akhir tahun banyak dari kita yang sibuk merencanakan liburan sambil melihat tanggal berapa kamu bisa ambil cuti. Tapi pada kenyataannya, ada saja hal yang membuat liburan terpaksa ditunda. Padahal, mengambil cuti yang lebih lama itu justru bisa meningkatkan pendapatan, lho! Kok bisa, ya?
Dalam video yang diunggah oleh Business Insider, data menunjukkan bahwa pada tahun 2000, rata-rata karyawan di Amerika Serikat mengambil cuti sebanyak 20 hari dalam setahun. Jumlah tersebut semakin turun dari tahun ke tahun, terbukti pada tahun 2015 berkurang menjadi 16 hari.
Banyaknya cuti yang hangus karena nggak digunakan ternyata bisa merugikan perusahaan lho. Coba bayangkan ketika kamu nggak mengambil 5 hari jatah cuti dan dibiarkan hangus, lalu dikali dengan jumlah karyawan yang bekerja di kantormu. Entah bagaimana caranya, ternyata banyaknya hari cuti yang hangus tersebut ternyata bisa merugikan perusahaan.
Anehnya, data yang dihimpun oleh Business Insider menyimpulkan bahwa karyawan yang mengambil cuti kurang dari 10 hari kemungkinan mengalami kenaikan gaji sebesar 34%. Sebaliknya, kemungkinan seorang karyawan yang berlibur lebih dari 10 hari menerima kenaikan gaji adalah 67%.
Waduh, kira-kira berlaku juga nggak ya di kantor kamu?