Dalam dunia kerja, semua sikap serta perkataan yang meluncur dari mulutmu sangat diperhatikan oleh kolega dan atasan. Jika kamu sedang memimpin sebuah proyek atau bagian dari tim yang besar, sudah saatnya kamu memilih kata-kata yang lebih profesional untuk berkomunikasi. Jangan sampai kamu salah ucap karena hal tersebut bisa meninggalkan kesan tidak menyenangkan. Berikut, POPBELA sudah menyusun daftar kata-kata yang sebaiknya kamu lupakan mulai hari ini.
1.
Saat rekan kerja yang posisinya setara denganmu mendapat promosi, kamu mungkin akan merasa bahwa atasan telah bersikap tidak adil atau berpikir bahwa temanmu menggunakan cara-cara curang. Tak hanya di lingkungan kerja, ketidakadilan selalu terjadi di luar sana, termasuk mengapa masih banyak orang yang kelaparan saat kamu bisa makan tiga kali sehari. Ketimbang menghabiskan waktumu untuk mengeluh, dan berpikir negatif mengenai prestasi orang lain, lebih baik tingkatkan kinerja dan perbaiki sikap kamu.
2.
Coba tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang kamu rasakan saat seseorang mengatakan hal tersebut saat kamu sedang membutuhkan bantuannya? Tentu rasanya menyakitkan, bukan? Sama halnya ketika kamu bilang “Tapi itu bukan pekerjaanku...” atau “Aku tidak tahu” saat menolak tanpa mendengarkan penjelasan lebih lanjut. Meskipun permintaan mereka membingungkan, mintalah penjelasan lebih rinci dan bicaralah dengan kata-kata yang lebih elegan.
3.
Saat seseorang mengungkapkan rasa terima kasihnya, sebaiknya kamu mengatakan "Terima kasih kembali" atau “Sama-sama” yang memberikan makna bahwa kamu dengan senang hati telah membantu meringankan masalahnya. Meskipun frasa “Tidak apa-apa” sangatlah umum, namun frasa ini bermakna bahwa kamu "agak" keberatan ketika diminta bantuan di waktu yang tidak tepat.
4.
Kata-kata tersebut memang memberikan kesan bahwa kamu bersedia membantu rekan sekantor. Akan tetapi, banyak orang yang berkata demikian justru tidak benar-benar berusaha atau mencoba menyelesaikan persoalan. Bahkan, temanmu mungkin akan merasa bahwa dia lebih baik melakukannya sendiri daripada meminta bantuan kepadamu.
5.
Kalimat yang diawali frasa ini biasanya disampaikan oleh pimpinan tim atau orang yang jabatannya di atasmu. Kata "mau" mengindikasikan bahwa perintah atau permintaannya berdasarkan keinginan pribadi. Selain itu, kata ini juga terkesan sedikit egois dan tidak mempertimbangkan hal lain. Hindari kata tersebut ya, Bela.
6.
Lingkungan kerja adalah tempat yang ideal untuk membantu perkembangan mental dan tenggang rasa sehingga hindari penggunaan frasa yang bersifat menyudutkan, Bela. Frasa “Kamu harusnya...” berkaitan erat dengan kesalahan dan penyesalan seperti “Kamu seharusnya bilang sejak awal”. Kamu bisa menggantinya dengan kalimat “Lain kali, langsung sampaikan ke saya, ya”. Dan jangan lupa ucapkan terima kasih.
7.
Kalimat seperti ini menggambarkan bahwa kamu kurang kreatif dan tidak terbuka dengan inovasi serta perubahan. Kesan tidak fleksibel akan melekat sehingga kamu dipandang sulit untuk menyesuaikan diri di situasi tertentu. Sebaliknya, kamu akan lebih disegani dengan mengutarakan ekspresi terbuka seperti “Itu ide yang bagus! Bagaimana cara kerjanya?”
8.
Dengan berkata bahwa idemu akan terdengar bodoh, itu sama artinya bahwa kamu akan mengatakan hal yang tidak penting. Karena tidak penting, sebaiknya kamu tidak mengatakan apa-apa. Ini juga memberikan cerminan bahwa kamu tidak percaya diri atau kamu menganggap kontribusimu akan disepelekan. Jika memang ada yang disampaikan, katakan tanpa rasa sungkan.
9.
Demi membangun relasi yang lebih baik serta tidak menyinggung orang lain, kamu bisa mengganti kalimat di atas menjadi “Mari kita diskusikan masalah ini setelah meeting, ya. Kira-kira bolehkah aku ke ruanganmu nanti?” Dengan begitu, kamu tetap memberikan perhatian kepada teman dan masalah yang dia hadapi.
Bagaimana, mudah bukan? Kamu juga bisa berlatih dengan memerhatikan pilihan kata yang orang lain sampaikan dan merekam pembicaraanmu untuk mengevaluasi diri. Dengan demikian, citramu di mata rekan kerja juga lebih baik. Semangat, Bela!