Status wanita yang sudah menikah kadang nggak terlalu diprioritaskan oleh sebagian perusahaan, terutama ketika kamu berencana untuk memiliki momongan. Masalah dan ketakutan kehilangan pekerjaan menghantui banyak calon ibu yang masih ingin aktif bekerja. Tapi tenang dulu Bela, karena entrepreneur dan penulis Allyson Downey berbagi pengalamannya untuk kamu.
“Ada kalanya aku sangat menginginkan waktu tidur lebih dari biasanya karena aku harus bekerja. Akhirnya, aku harus mengantar anak-anakku ke sekolah sedikit lebih telat. Tapi setelah seminggu berlalu, aku terbiasa dengan rutinitas itu dan bersikap fleksibel dan nggak terlalu keras dengan diri sendiri.”
“Nggak hanya kamu yang mendapatkan ‘diskriminasi’ saat hamil seperti ketika perusahaan mengurangi beban kerja kamu. Cara menghadapi situasi ini adalah sampaikan apa yang kamu inginkan. Datanglah kepada atasan dan katakan bahwa dalam beberapa bulan ke depan kamu ingin mencapai beberapa target tertentu dan tanya bagaimana kalian akan mewujudkannya.” “Buatlah jadwal untuk melakukan percakapan dengan atasan misalnya seminggu sekali selama 15 menit. Utarakan target jangka pendek dan jangka panjang yang ingin kamu capai. Tulis juga tentang apa yang telah kamu lakukan selama minggu tersebut. Dengan begitu, kamu tetap bisa beristirahat di rumah tapi juga tetap produktif.”
“Menjadi ibu adalah karunia terindah, tetapi kehamilan adalah perkara lain dalam lingkungan kerja. Hal yang bisa kamu lakukan adalah membangun koneksi dan tetap berkomunikasi dengan orang kantor sehingga kamu nggak canggung saat kembali masuk kerja setelah melahirkan.” “Dua hal paling penting adalah membangun koneksi dan tentukan apa yang kamu inginkan. Koneksi akan terus bertambah dan prestasi akan membuat orang-orang nggak berasumsi negatif tentang kamu.”
Gimana, sudah tahu langkah apa yang harus kamu lakukan sekarang?