Sebagai karyawan, saat-saat mengundurkan diri dari perusahaan kadang nggak kalah mendebarkan jika dibandingkan dengan proses interview. Pada tahap ini, banyak orang yang biasanya ragu bahkan takut untuk menghadap atasan untuk bilang resign dan sudah diterima di perusahaan lain. Bayangan bahwa kamu akan dimarahi bahkan dijauhi atasan tentu selalu terlintas di pikiran. Tapi apakah semua perusahaan akan bersikap demikian kepada karyawannya? Lalu seperti apa sih sebenarnya proses resign yang baik itu?
Ketika kantor-kantor dipenuhi oleh generasi baby boomers dan generasi X, biasanya proses resign dilakukan dengan suka cita. Seseorang yang telah mengabdi selama bertahun-tahun lalu mengundurkan diri akan menerima sejenis farewell party dari kolega dan atasannya, serta didoakan untuk menjadi karyawan yang lebih baik di kantor selanjutnya. Mereka menerima perlakuan tersebut sebagai ucapan terima kasih atas kontribusinya selama ini.
Sebagian generasi millennial merasa dilema ketika ingin mengajukan resign karena mereka takut membuat atasannya marah dan kecewa serta ‘diasingkan’ selama masa one month notice. Kamu akan dihantui kalimat-kalimat “Kenapa harus resign?” atau “Kamu nggak mikirin kita di sini?” yang semakin membuatmu merasa bersalah. Padahal, apa yang kamu lakukan adalah untuk kebaikanmu sendiri.
Bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan tentu sudah mengetahui bagaimana budaya kerja di sana. Namun kamu juga bisa mengungkap sisi lain perusahaan tersebut dilihat dari respons mereka terhadap karyawan yang resign. Perusahaan yang baik adalah yang perusahaan yang tetap memperlakukan karyawan dengan baik hingga hari terakhir dan bersedia untuk keep in touch setelah karyawan tersebut resmi keluar.
Sebaliknya, kamu telah mengabdi kepada perusahaan dengan lingkungan dan budaya kerja yang buruk jika mereka mengasingkanmu selama one month notice. Di samping itu, mereka juga sama sekali nggak mengadakan perayaan atau sekadar mengucapkan selamat tinggal serta mendoakan kesuksesanmu pada hari terakhir. Justru, mereka berulang kali mengingatkanmu untuk nggak membocorkan informasi apapun tentang mereka kepada perusahaan kompetitor.
Dalam proses interview, bukan hal tentang kemampuan yang kamu punya saja yang dilihat perusahaan, tetapi juga sikap yang dianggap sesuai dengan budaya perusahaan tersebut. Kalau kamu merasa berat hati untuk meninggalkan kantor seperti berat meninggalkan mantan, ingatlah bahwa perusahaan akan langsung mencari penggantimu setelah kamu pergi.