Di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 di seluruh dunia, publik tiba-tiba digegerkan dengan sebuah konsep "pemulihan" yang disebut herd immunity. Kabarnya, konsep herd immunity ini disebut-sebut bisa menjadi solusi untuk menghentikan siklus pandemi COVID-19.
Namun, apakah benar demikian?
Untuk tahu jawabannya, langsung simak ulasan tentang pengertian konsep herd immunity dan hubungannya dengan COVID-19 di bawah ini!
1. Pengertian konsep herd immunity
Herd immunity adalah sebuah konsep yang menggambarkan sebuah kondisi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal akan sebuah penyakit menular karena sistem imun telah dibentuk secara alami dalam tubuhnya. Konsep ini kemudian menggambarkan bahwa populasi dominan yang sudah kebal ini bisa melindungi kelompok yang belum tertular penyakit dan menghentikan laju penularan penyakit.
2. Kuncinya, konsep ini mengharuskan hampir seluruh populasi terinfeksi
Konsep ini bisa dikatakan sangat berisiko. Hal ini lantaran konsep herd immunity ini menawarkan penghentian laju sebuah penyakit menular dengan cara menginfeksi sebagian besar atau hampir seluruh populasi dengan penyakit tersebut.
"Ketika sekitar 70 persen populasi telah terinfeksi dan pulih, kemungkinan wabah penyakit menjadi jauh lebih sedikit karena kebanyakan orang resisten terhadap infeksi," ujar profesor penyakit menular di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Martin Hibberd melansir dari Aljazeera.
"Ini disebut kekebalan kelompok (herd immunity)," lanjutnya.
3. Disebut tak relevan jika diterapkan pada pandemi COVID-19 saat ini
Konsep herd immunity ini kemudian santer dikatakan bisa menjadi solusi menghentikan pandemi COVID-19 saat ini. Namun, menurut pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, konsep herd immunity tidak relevan jika diterapkan pada pandemi COVID-19 saat ini.
“Karena belum ada vaksin yang dapat diberikan pada 80 persen penduduk dunia,” ujarnya.
Selain itu, Syahrizal juga menjelaskan bahwa COVID-19 belum diketahui secara pasti apakah akan membentuk sistem kekebalan alami seperti campak. Jadi, membiarkan sebagian besar populasi tanpa perhitungan yang matang justru berisiko dapat membunuh banyak manusia.
4. Ditentang WHO karena ancam keselamatan lansia
Ide menerapkan konsep herd immunity pada pandemi COVID-19 ini juga mendapat tentangan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut Direktur Eksekutif Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, konsep herd immunity ini sangatlah berbahaya karena bisa mengancam kehidupan orang-orang lansia yang memiliki tingkat imunitas rendah.
"Mungkin saja negara yang kurang menerapkan langkah-langkah, tidak melakukan apapun, tiba-tiba secara ajaib akan mencapai kekebalan kawanan (herd immunity), namun bagaimana jika kita kehilangan beberapa orang tua di sepanjang jalan?" jelasnya.
"Ini adalah kalkulasi yang amat sangat berbahaya," tegasnya.