Siapa bilang, kamu hanya akan menikmati tontonan drama Korea jika sudah masuk ke dalam putaran Hallyu Wave? Bahkan, kamu yang sebelumnya asing dengan kultur Korea Selatan pun dijamin akan tertarik dengan tontonan drakor yang bersifat universal, seperti Startup (2020).
Yup, drama Korea yang menghadirkan kisah perjuangan muda-mudi dalam membangun startup ini mengangkat tema yang erat dengan dunia kerja di zaman modern. Tidak aneh, kamu akan merasa familiar dengan alur cerita dan pelajaran berharga yang dipaparkan.
Benar sekali! Setidaknya ada 5 pelajaran penting terkait dunia kerja yang dihadirkan melalui drama Korea Startup (2020) ini. Penasaran apa saja? Mari belajar bersama!
1. Hati-hati mendemonstrasikan ide inovasimu
Drama Startup (2020) memperkenalkan tiga karakter pengembang yang berupaya membangun perusahaan sendiri yang dinamakan Samsan Tech. Pada satu titik, mereka bertemu dengan sekelompok orang yang mengaku sebagai calon investor. Mereka pun meminta detil terkait ide inovasi.
Tapi, tahukah kamu? Setelah melakukan pemeriksaan, kelompok tersebut nyatanya merupakan gerombolan penipu yang berniat mencuri ide untuk keperluan kelompok. Dari sini, kamu dibuat belajar untuk hati-hati dalam mendemonstrasikan ide inovasi.
Tips:
Dunia kerja merupakan ladang persaingan yang cukup ketat. Oleh karena itu, pastikan kamu mengenali betul pihak yang terlibat dalam lingkaran pekerjaanmu. Dengan ini, kamu dapat memastikan apakah ide inovasimu layak untuk didemonstrasikan atau tidak.
2. Peka terhadap potensi rekan kerjamu
Berbicara mengenai startup, drama ini menghadirkan startup fiksi bernama SANDBOX yang dikisahkan menggelar kompetisi bagi muda-mudi Korea untuk memenangkan investasi. Tapi, pada stage awal, mereka harus membangun kelompok kerja mereka terlebih dulu.
Disinilah, para karakter tiga pengembang bertemu dengan sosok perempuan yang berdasarkan tes, mampu menjadi CEO Samsan Tech. Namun, pemeriksaan lebih lanjut membongkar bahwa dia hanya sebatas lulusan SMA yang memberi stereotip negatif.
Meski begitu, seiring berjalannya waktu, karakter perempuan yang dimainkan oleh bintang Suzy tersebut menunjukkan kemampuan bekerja, leadership, dan public speaking yang patut diacungkan jempol. Alhasil, para pengembang meyakini potensinya sebagai CEO.
Tips:
Ketimbang fokus pada background pendidikan, bagaimana jika kamu mulai mengganti mindset ke arah potensi? Pasalnya, potensi dalam dunia kerja tercermin dari track record, kode etik, dan kemampuan profesional yang dikembangkan. More valid, right?
3. Bangun strategi yang jelas!
Sebelum bergabung dalam kompetisi yang diadakan SANDBOX, tiga karakter pengembang berupaya menarik hati para investor. Namun, penjelasan yang mereka berikan nyatanya belum lengkap. Hal ini membuat para calon investor bingung dengan strategi pelaksanaan.
And it does make sense! Ketika seseorang tidak memiliki strategi yang jelas, maka mustahil untuk membuat pihak lain mengerti dan percaya untuk bekerja sama. Hal ini dapat dikarenakan ketidakmatangan dalam preparation serta ketidakmampuan public speaking.
Tips:
Time management yang baik bukan terburu-buru melakukan sesuatu dengan ceroboh. Khususnya pada perencanaan strategi, kamu harus menyusunnya secara bertahap melalui proses research dan deep-analysis untuk mendapat hasil terperinci dan lengkap.
4. Berlaku sesuai kode etik kerja yang positif
Tidak menutup kemungkinan, seseorang dapat menemukan ketidakcocokan terhadap hal-hal yang berlaku di sebuah perusahaan. Seperti yang dialami oleh karakter designer yang memutuskan masuk ke dalam kelompok Samsan Tech di kompetisi SANDBOX.
Pertama, dia tidak tertarik dengan bidang teknologi yang diusung Samsan Tech. Kedua, dia tidak cocok dengan rekan lainnya. Dampaknya, karakter tersebut berlaku semaunya. Namun tidak saat dirinya mendapat teguran yang seketika membuatnya sadar untuk taat dan berdaptasi.
Tips:
Bagaimanapun juga, bekerja di sebuah perusahaan adalah pilihanmu sendiri. Dengan kata lain, bertanggung jawablah dengan pilihanmu. Caranya cukup dengan bersikap dewasa dalam mematuhi aturan-aturan yang ada. Ini adalah kode etik kerja yang harus dibangun!
5. Pilih mentormu sendiri!
Pada kompetisi yang diselenggarakan oleh startup SANDBOX, para kelompok peserta harus memiliki mentor untuk membantu mereka dalam mempersiapkan strategi. Menariknya, peserta dapat menerima mentor yang disediakan atau memilih sendiri.
Good news! Pada satu episode, kelompok Samsan Tech memutuskan untuk memilih sosok mentor yang sudah mereka kenal. Diwakili oleh karakter CEO, pemilihan tersebut didasarkan karena mentor tersebut menaruh kepercayaan kepada mereka, begitu juga sebaliknya.
Tips:
Di atas segalanya, kamu harus ingat bahwa mencari pekerjaan artinya mencari sosok leader yang tepat. Karena pada akhirnya, kepemimpinannya lah yang memengaruhi kinerja teamwork sekaligus menentukan apakah kamu akan berkembang dan meraih ambisimu.
Bonus: tipe karyawan seperti apakah kamu?
In general, drama Korea ini mempertontonkan dua tipe karyawan: mereka yang menyukai tantangan dan mereka yang realistis. Tentu, pihak yang realistis lebih condong menetap di perusahaan yang bersifat stabil. Sedangkan, satunya mampu keluar dari zona tersebut.
Yang manapun itu, tidak ada pilihan yang salah. Hal ini terlihat dari adegan ketika beberapa karyawan kantor resign untuk ikut membangun startup. Dalam prosesnya, sebagian pihak memutuskan untuk berhenti karena concern terkait biaya hidup, and no one blames them.
Dengan kata lain, terlihat jelas bahwa setiap orang memiliki journey dan goal yang berbeda-beda sehingga tidak ada satupun yang berhak memberi judgement terkait hal itu, got it?
Tips:
Sebelum memutuskan, buatlah diagram Ikigai yang meliputi passion, potensi, kebutuhan duniamu dan tujuan profesimu. Dari sini, kamu dapat memahami tipe karyawan seperti apakah kamu dan mengetahui tujuan apa yang spesifknya dapat kamu tuju.
Jadi, terbukti, ya! Drama Korea Startup memang penuh dengan pelajaran berharga terkait dunia kerja. Kalau begitu, tunggu apa lagi? Tonton dan temukan pelajaran lainnya, Bela!